SEMARAPURA – Dalam rangka mendukung pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
memutuskan untuk menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2018 dari semula 9 persen menjadi 7 persen per tahun.
Namun, keputusan pemerintah ini malah semakin membuat koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Klungkung kian terpuruk.
Ini lantaran banyak debitur yang akhirnya beralih memanfaatkan KUR. Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Klungkung Wayan Ardiasa mengatakan, sejak awal KUR dengan bunga ringan dirilis, koperasi yang ada di Klungkung terusik.
Apalagi kebijakan pemerintah yang beberapa kali melakukan penurunan suku bunga KUR, membuat koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Klungkung kian kehilangan debitur.
“Bahkan, ada yang pinjam KUR untuk menutupi hutangnya di koperasi. Jumlah koperasi di Klungkung sekarang sebanyak 123 koperasi,” ungkap Wayan Ardiasa.
Pihaknya memaklumi kondisi itu mengingat suku bunga yang ditawari koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Klungkung rata-rata 1,1 persen per bulan.
Tidak hanya itu, proses permohonan KUR kian mudah sehingga banyak warga yang tertarik memanfaatkan KUR. “Jadi koperasi sekarang banyak yang idle cash (kas menganggur, Red),” bebernya.
“Yang awalnya masuk kriteria sehat, kini cukup sehat. Setelah kami telusuri, banyak yang kalah bersaing dengan KUR. Ini sudah masalah nasional yang belum teratasi,” terangnya.
“Tidak hanya itu, sisa hasil usaha juga menurun,” imbuhnya. Untuk itu pihaknya mengaku melakukan penundaan penyertaan modal untuk tahun ini dan fokus pada pembinaan.
Sehingga diharapkan koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Klungkung ini bisa lebih baik.
“Kalau koperasinya sudah bagus, baru kami kasih. Tahun lalu, ada tiga koperasi yang kami berikan penyertaan modal, masing-masing sebesar Rp 125 juta dengan suku bunga 6 persen per tahun,” imbuh Wayan Ardiasa.
Meski menunda penyertaan modal, pihaknya mengaku telah mengarahkan koperasi-koperasi di Kabupaten Klungkung untuk mendapatkan suntikan dana dari pinjaman di LPDB (Lembaga Penyalur Dana Bergulir).
“Karena di sana lebih banyak pinjaman yang bisa didapat dengan bunga yang rendah pula. Kami telah usulkan sebesar Rp 5 miliar untuk dua koperasi di tahun ini,” tandasnya.
Hal itu pun diakui Manager Koperasi Unit Desa (KUD) Jaya Werdi I Nyoman Landra. Pihaknya melihat sejak awal tahun 2018, jumlah debitur di koperasi yang ia pimpin terus menurun.
Namun, jumlahnya tidak terlalu signifikan. Dia melihat, KUR memang menawarkan suku bunga cukup rendah jika dibanding dengan suku bunga yang ditawarkan KUD yang mencapai 1,5 persen-2 persen per bulan.
Namun yang menjadi kelebihan dari KUD adalah proses pencairan pinjaman yang hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari satu hari.
“Yang penting jaminan ada, dan uang kas kami ada, hari itu juga bisa cair. Jadi sangat mudah,” kata Landra.