RadarBali.com- Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Sumenep menjadi salah satu prestasi membanggakan yang patut diacungi jempol.
Kondisi ini pun memicu upaya lebih giat Bupati Sumenep A. Busyro Karim alias Buya untuk terus mengembangkan sejumlah destinasi pariwisata berikut program-program pendukungnya.
Termasuk pengembangan destinasi pariwisata berbasis non alam. Seperti wisata religi, budaya, sejarah, dan wisata edukatif.
Dari sisi wisata budaya misalnya, Bupati Buya mencontohkan jika Sumenep memiliki pusat wisata kerajinan keris di Desa Aeng Tong Tong kecamatan Saronggi.
Keberadaan wisata tersebut menjadikan sumenep sebagai salah satu Kota Keris di dunia. Keberadaan pusat kerajinan keris tersebut semakin diakui.
Buktinya, Pelantikan Sekretaris Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) dilakukan di Sumenep beberapa waktu lalu.
Bahkan, Ketua SNKI Fadli Zon turun langsung ke Sentra Pengrajin Keris itu sebelum melantik para pengurusnya di Pendapa, Sumenep.
Dengan adanya pusat kerajinan keris tersebut, Bupati berharap Sumenep bisa menawarkan destinasi wisata yang edukatif. Menurut Bupati, wisatawan bisa melihat secara langsung pembuatan keris oleh sang empu.
Selain itu, tawaran wisata edukatif yang disiapkan Sumenep adalah wisata produksi garam. Masih menurut Bupati, Sumenep memiliki lokasi produksi garam yang cukup besar di Madura.
Lokasi produksi garam tersebut terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Marengan. Petani garam di Desa Karanganyar sudah sangat lihai dalam urusan pembuatan garam.
Bahkan, beberapa di antaranya telah berbagi ilmu dengan petani garam di di kabupaten lain, baik di Madura hingga Tapal Kuda di Jawa Timur.
Tak sampai di situ. Masih ada wisata edukatif lainnya berupa kerajinan batik, pembuatan Pattolah, dan lain-lainnya.
Bupati Buya berharap wisata edukatif menjadi bagian penting lain yang dikembangkan dalam Visit Sumenep 2018. ”Wisata yang mengedukasi,” tegas Bupati.
Terkait wisata Sumenep, Wakil Bupati Sumenep Ahmad Fauzi mengatakan, Sumenep memiliki kekayaan obyek wisata melimpah.
Dari sisi sejarah, pemerintah akan mengembangkan wisata kota tua. Sementara komunikasi intensif dengan PT Garam untuk mengembangan produksi garam di Sumenep juga terjalin dengan baik. Dari sisi kebudayaan, Sumenep juga tidak kekurangan.
Ratusan kesenian dan kebudayaan yang bernilai wisata juga bisa dinikmati di sini. Pendataan beberapa obyek wisata religi yang kerap dikunjungi wisatawan juga sudah berhasil didata Pemkab Sumenep.
Sementara untuk wisata Bahari, Pemkab Sumenep akan mengembangkan obyek wisata yang sudah berjalan, seperti Gili Labak, Gili Iyang, dan Pantai Sembilan di Pulau Gili Genting.
Sejak dua tahun terakhir, pengembangan Obyek wisata Segitiga Emas itu terus digeber. ”Mohon doa dan dukungannya,” ujar Wakil Bupati Sumenep Ahmad Fauzi bersama Sekkab Sumenep Hadi Soetarto.
Selain menawarkan obyek wisata yang memuaskan wisatawan, sarana transportasi yang aman dan nyaman juga tengah disiapkan.
Menurut Wabup Ahmad Fauzi, Pengembangan Bandara menjadi nilai tawar tersendiri. Sebentar lagi, kata dia, Bandara yang terdapat di Sumenep akan dikembangkan untuk kepentingan komersil yang mampu melayani penerbangan reguler menggunakan pesawat ATR 72.
”Banyak sekali yang akan kami lakukan, semoga sukses, ini semua untuk mendorong kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan PAD,” tuturnya.