33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:33 PM WIB

Stok Beras Medium Kurang, Mendag: Kita Segera Operasi Pasar

RadarBali.com – Pemberlakuan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, rupanya, belum berlaku menyeluruh.

Meski berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini harga beras premium sudah berada di bawah HET.

Harga beras jenis medium juga sudah di bawah HET. Masalahnya, kuantitas ketersediaan beras medium masih kurang.

Untuk memastikan pemberlakuan HET beras medium berjalan, minggu depan Kementerian Perdagangan akan menggelar operasi pasar (OP).

Tujuan dilakukan operasi pasar untuk memberitahu agen bahwa beras medium memiliki HET. “Karena itu jangan pernah main-main, dan jangan pernah menimbun.

Kalau beras premium nggak ada soal,” ujar Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita kepada wartawan saat mengunjungi pasar Nyanggelan, Panjer, Denpasar Selatan, Jumat (6/10) kemarin.

Informasi yang beredar, pemberlakuan HET membuat daya beli masyarakat turun. Namun, Mendag Enggartiasto Lukita menampik isu itu.

Sebagai pembanding, Mendag menunjukkan laporan keuangan year on year (yoy) antara 2016 dan 2017.

Di mana, penerimaan transaksi lebih tinggi di tahun ini. “Itu data keuangan yang tidak mungkin bohong.

Semua sudah perusahaan go public, dari Matahari kemudian Hero, semuanya mereka menunjukkan itu laba bersihnya naik semua,” katanya.

Pejabat kelahiran Cirebon 1951 silam ini menjelaskan, pemerintah saat ini tengah fokus mengurusi beras jenis medium.

Hal ini dilakukan mengingat konsumsi masyarakat lebih banyak pada beras jenis medium ini. “Kalau beras khusus nggak ada urusan. Kami tahu bahwa petani tidak akan rugi jadi kami minta pedagang untuk sediakan beras yang dikonsumsi masyarakat banyak,” jelasnya.

Sejak 1 September lalu, pemerintah menerapkan HET beras. Untuk Bali, penetapan HET beras medium mencapai Rp 9.450 per kilogram. Sedangkan untuk jenis premium Rp 12.800 per kilogram.

Salah seorang penjual beras di Pasar Nyanggelan, Panjer, Ni Putu Kartini, 40, mengaku sepakat dengan pemberlakuan HET untuk beras jenis medium.

Saat ini dia menjual harga beras medium di pasaran per kilogram Rp 10.800. Dia meminta ditingkat distributor atau petani agar menurunkan harga beras sesuai HET.

“Saya hanya ambil untung Rp 800. Sedangkan saya belinya Rp 10 ribu per kilogram,” ungkapnya. 

RadarBali.com – Pemberlakuan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, rupanya, belum berlaku menyeluruh.

Meski berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini harga beras premium sudah berada di bawah HET.

Harga beras jenis medium juga sudah di bawah HET. Masalahnya, kuantitas ketersediaan beras medium masih kurang.

Untuk memastikan pemberlakuan HET beras medium berjalan, minggu depan Kementerian Perdagangan akan menggelar operasi pasar (OP).

Tujuan dilakukan operasi pasar untuk memberitahu agen bahwa beras medium memiliki HET. “Karena itu jangan pernah main-main, dan jangan pernah menimbun.

Kalau beras premium nggak ada soal,” ujar Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita kepada wartawan saat mengunjungi pasar Nyanggelan, Panjer, Denpasar Selatan, Jumat (6/10) kemarin.

Informasi yang beredar, pemberlakuan HET membuat daya beli masyarakat turun. Namun, Mendag Enggartiasto Lukita menampik isu itu.

Sebagai pembanding, Mendag menunjukkan laporan keuangan year on year (yoy) antara 2016 dan 2017.

Di mana, penerimaan transaksi lebih tinggi di tahun ini. “Itu data keuangan yang tidak mungkin bohong.

Semua sudah perusahaan go public, dari Matahari kemudian Hero, semuanya mereka menunjukkan itu laba bersihnya naik semua,” katanya.

Pejabat kelahiran Cirebon 1951 silam ini menjelaskan, pemerintah saat ini tengah fokus mengurusi beras jenis medium.

Hal ini dilakukan mengingat konsumsi masyarakat lebih banyak pada beras jenis medium ini. “Kalau beras khusus nggak ada urusan. Kami tahu bahwa petani tidak akan rugi jadi kami minta pedagang untuk sediakan beras yang dikonsumsi masyarakat banyak,” jelasnya.

Sejak 1 September lalu, pemerintah menerapkan HET beras. Untuk Bali, penetapan HET beras medium mencapai Rp 9.450 per kilogram. Sedangkan untuk jenis premium Rp 12.800 per kilogram.

Salah seorang penjual beras di Pasar Nyanggelan, Panjer, Ni Putu Kartini, 40, mengaku sepakat dengan pemberlakuan HET untuk beras jenis medium.

Saat ini dia menjual harga beras medium di pasaran per kilogram Rp 10.800. Dia meminta ditingkat distributor atau petani agar menurunkan harga beras sesuai HET.

“Saya hanya ambil untung Rp 800. Sedangkan saya belinya Rp 10 ribu per kilogram,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/