SINGARAJA – Bali khususnya Buleleng boleh berbangga. Pasalnya kerajinan tenun songket di Desa Pakraman Beratan Samayaji, kini diakui sebagai warisan budaya nasional.
Bukan itu saja, setelah diakui di tingkat nasional, rencananya songket Beratan akan diajukan kepada UNESCO, agar dapat diakui sebagai warisan budaya dunia.
Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Komang mengatakan, informasi ditetapkannya Songket Beratan sebagai warisan budaya nasional baru diterima awal pekan lalu.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Songket Beratan sebagai warisan budaya nasional.
“Rencananya sertifikat pengakuan akan diserahkan pada 10 Oktober di Jakarta oleh Mendikbud.
Setelah ini Kementerian juga akan mengusulkan ke UNESCO, agar dapat diakui sebagai warisan budaya dunia. Rencananya diajukan bulan November,” kata Gede Komang saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (5/10) siang.
Menurut Gede Komang, Songket Beratan memiliki keunikan tersendiri.
Terutama dalam hal motif.
Selain itu anyaman songket juga lebih rapat. Sehingga Songket Beratan bisa bertahan selama puluhan tahun. Selain itu motifnya juga sulit ditiru dan hanya dikuasai oleh perajin yang mewarisi keahlian menenun.
Setelah ditetapkan sebagai warisan budaya, pemerintah otomatis wajib memberikan daya dukung dan daya ungkit. Baik itu berupa sarana, prasarana, dana, hingga langkah strategi untuk pelestarian.
“Jangan sampai setelah jadi warisan budaya, justru alatnya hilang, perajin nggak ada, modal sulit.
Jadi pemerintah harus hadir memberikan daya dukung dan bimbingan pada perajin,” tukasnya.