DENPASAR – Perayaan Nyepi tahun ini jatuh 17 Maret mendatang. Untuk menyambut momen tersebut, Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali menyiapkan uang senilai Rp 5,8 triliun.
Ketersediaan uang kas senilai Rp 5,8 triliun ini mengacu pengeluaran saat Nyepi tahun 2017 lalu yang mencapai Rp 2,27 triliun. Dengan ketersediaan kas dua kali lipat, dipastikan kondisinya aman.
“Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bali Causa Iman Karana.
Selain untuk Nyepi, uang sebanyak itu juga untuk mengantisipasi kebutuhan pendanaan proyek infrastruktur IMF-World Bank yang saat ini tengah berjalan.
Termasuk untuk menyuplai kebutuhan wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). “Jadi, tidak spesifik hanya untuk keperluan Nyepi saja. Tapi banyak hal,” tuturnya.
Disinggung mengenai peningkatan konsumsi saat Nyepi, pria yang pernah menjabat sebagai Deputi Kepala Perwakilan BI Sulawesi Selatan ini mengatakan, sama seperti hari biasanya.
Terlebih Nyepi tahun ini jatuh pada hari Sabtu, sehingga masa libur tidak terlalu panjang. “Saat Nyepi kami imbau agar ATM tidak ada gangguan, dan kami imbau perbankan mengoperasikan dengan baik. Jangan sampai ikut Nyepi juga,” imbuhnya.
Selain menyediakan uang kas, BI juga berencana membuka penukaran dengan mengoperasikan mobil kas keliling.
Dengan menyasar pasar-pasar tradisional ini diharapkan bisa memberi pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan penukaran uang baru atau pecahan.
“Nanti kami akan perbanyak penukaran uangnya. Kalau dulu kami di Lapangan Puputan. Tapi biasanya saat Nyepi itu yang paling banyak penukarannya uang logam, mungkin dipakai uapacara,” pungkasnya.