29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:49 AM WIB

Konsumsi Jamu Tingkatkan Sistem Imun di Tengah Covid-19

DI saat pemerintah mengampanyekan penanggulangan penyebaran virus corona dengan cara sosial distancing, pemakaian masker, hand sanitizer dan stay at home atau work from home (WFH),

hal tidak kalah penting bagaimana secara mandiri masyarakat meningkatkan daya tahan tubuh mereka sendiri, yang sering disebut dengan sistem imun.

Imunitas merupakan suatu reaksi dalam tubuh terhadap bahan asing yang masuk ke dalam tubuh secara molekuler atau selular.

Kesembuhan seseorang dari penyakit yang dikarenakan oleh virus, bakteri, ataupun antigen lain yang memicu terjadinya reaksi pada tubuh, bergantung pada sistem imun tubuh itu sendiri.

Sel yang terlibat dalam sistem imun dalam tubuh adalah sel T yang dihasilkan oleh timus dan sel B yang dihasilkan di sumsum tulang belakang.

Perkembangan dan aktivitas dari sel T dapat distimulasi dengan cara penambahan suatu immunomodulator.

Immunomodulator adalah zat biologis atau sintetis yang dapat merangsang untuk menekan atau memodulasi setiap

aspek dari sistem kekebalan tubuhyang terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu imunostimulator, imunoregulator, dan imunosupresor.

Mekanisme umum dari imunostimulan yaitu memperbaiki ketidakseimbangan sistem imun dengan cara meningkatkan imunitas baik yang spesifik ataupun

yang non spesifik tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi.

Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu corona virus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus desease 2019 (COVID-19).

Diketahui asal mula virus ini berasal dari Wuhan. Per tanggal 9 Mei 2020 berdasar Harian Jawa Pos telah melaporkan 13.112 orang positif Covid-19, 9.675 dalam perawatan, 943 meninggal dunia dan 2.494 yang dikonfirmasi sembuh.

Ditengah maraknya pandemi covid-19 adalah suatu tantangan bagi masyarakat untuk mempertahankan tubuh yang sehat.

Salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh yaitu dengan mengkonsumsi suplemen dan vitamin.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman masyarakat mulai kembali memanfaatkan tanaman obat sebagai salah satu alternatif pengobatan penyakit.

Organisasi Kesehatan Dunia dalam situs resminya menyebutkan, pengobatan tradisional mungkin (bisa) meringankan gejala Covid-19.

Jauh sebelum kasus virus corona ini merebak, pemakaian bahan tradisional, atau yang lebih dikenal  jamu merupakan fakta empiris.

Ramuan peninggalan nenek moyang kita sudah berpuluh puluh tahun sudah digunakan untuk mencegah sekaligus menyembuhkan berbagai penyakit baik infeksi maupun non infeksi.

Ada berbagai bahan alami  yang dapat  digunakan sebagai jamu dalam bentuk daun, buah, dan bunga yang sudah dikeringkan.

Dari berbagai bahan tersebut yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berupa tanaman berbentuk kunyit atau istilahnya dengan empon-empon.

Dibandingkan dengan rempah-rempah, jenis tanaman empon empon mungkin masih terdengar asing di telinga.

Padahal, jenis tanaman tersebut banyak dijadikan sebagai ramuan yang biasa ditemukan pada jamu-jamuan.

Di Undang-undang Kesehatan disebutkan jamu merupakan salah satu bagian yang terintegrasi dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.

Pada musyawarah nasional pengusaha obat tradional jamu merupakan pilihan utama dalam menyehatkan bangsa.

Jamu telah menjadi bagian dari budaya yang memiliki beragam potensi seperti potensi kesehatan, ekonomi, dan budaya serta harga diri, yang masih perlu kita kembangkan. 

Dalam UU Kesehatan disebutkan jamu merupakan bagian  obat tradisional yang merupakan ramuan turun temurun, dan dibukukan maupun tidak dibukukan.

Yang pasti, antara rempah-rempah dan empon empon keduanya memiliki perbedaan yang cukup kontras.

Rempah-rempah adalah beragam jenis tanaman yang biasa dimanfaatkan karena memiliki aroma dan cita rasa yang khas pada makanan atau minuman.

Tanaman yang termasuk sebagai rempah adalah cengkih, lada, pala, dan lain sebagainya. Jadi, manfaat dari rempah utamanya adalah untuk menyedapkan masakan. 

Sebaliknya, empon empon merujuk pada sebutan oleh masyarakat Bali, Jawa, dan sekitarnya untuk kelompok tanaman akar tinggal atau rimpang.

Empon empon merupakan kelompok tanaman rimpang yang seringkali dimanfaatkan sebagai ramuan tradisional atau jamu.

Jenis tanaman yang adalah jahe, temulawak, kunyit, dan kencur mengatasi penyakit  maupun menyembuhkan.

Pemakaian empon-empon seperti kunyit (Curcuma domestica), jahe ( Zingiberis officinale), kencur (Kaemferia galanga) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb).

Dari sisi ilmiah seperti kunyit memilik zat curcumin, berfungsi berbagai hepatoproktektor, anti inflamasi (mengurangi nyeri)

pada wanita haid maupun nyeri lambung, meningkatkan nafsu makan, sebagai anti inflamasi dan antioksidan, sekaligus meningkatkan antibodi.

Tanaman jahe mempunyai  khasiat, anti radang, mengurangi mual, mengeluarkan gas lambung, anti jamur, anti bakteri, dan antioksidan.

Tanaman kencur selain menghilangkan bau badan yang kurang enak juga sebagai ant inflamasi,  antimikroba, anti jamur dan antioksidan.

Pada kasus trauma patah tulang sebagai pereda nyeri. Senyawa aktif yang dimiliki oleh temulawak meliputi kurkumin, alkaloid, fenolik, flavonoid, terpenoid, dan glikosida.

Kurkumin merupakan senyawa fitofarmaka yang memiliki beberapa efek biologis, yaitu efek antidislipidemia, antioksidan, antiinflamasi, antiviral, antifungal,

menghambat pembentukan plak aterosklerosis, menghambat pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori, mengikat merkuri dan kadmium, mencegah kanker, serta dapat melindungi fungsi hati.

Jeruk nipis selain sebagai bahan dalam tambahan dalam bumbu masak, mengandung banyak antioksidan, vitamin C, minyak atsiri sebagai anti septik, dan anti bakteri.

Dari ke lima bahan tersebut, banyak mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, curcumin, zingiberin, antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang merusak sel tubuh

sekaligus dapat meningkatkan daya tahan tubuh bisa dibuat resep atau formula sederhana yang dapat di coba oleh masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh bertahan melawan virus corona.

Berikut ini komposisi resep sederhana dan cara pemanfaatan, satu jari dari kunyit, jahe, kencur, temulawak di parut tambahkan air hangat setengah gelas ditambah madu dan sendok jeruk nipis  satu sendok diminum pagi dan sore.

Dengan ramuan sederhana ini masyarakat daerah Denpasar dan sekitar dapat memperolehnya secara mudah di halaman pekarangan rumah,

sekaligus melestarikan budaya meminum obat tradisonal warisan leluhur  yang dapat meningkatkan imun tubuh dari serangan virus corona.

Mari kita pertahankan sekaligus budayakan warisan leluhur dengan mengonsumsi ramuan empon  empon yang secara nyata bisa

menambah daya tahan tubuh dan secara ekonomi berdampak pada masyarakat petani yang budidaya empon-empon. (Puguh Satoso)

DI saat pemerintah mengampanyekan penanggulangan penyebaran virus corona dengan cara sosial distancing, pemakaian masker, hand sanitizer dan stay at home atau work from home (WFH),

hal tidak kalah penting bagaimana secara mandiri masyarakat meningkatkan daya tahan tubuh mereka sendiri, yang sering disebut dengan sistem imun.

Imunitas merupakan suatu reaksi dalam tubuh terhadap bahan asing yang masuk ke dalam tubuh secara molekuler atau selular.

Kesembuhan seseorang dari penyakit yang dikarenakan oleh virus, bakteri, ataupun antigen lain yang memicu terjadinya reaksi pada tubuh, bergantung pada sistem imun tubuh itu sendiri.

Sel yang terlibat dalam sistem imun dalam tubuh adalah sel T yang dihasilkan oleh timus dan sel B yang dihasilkan di sumsum tulang belakang.

Perkembangan dan aktivitas dari sel T dapat distimulasi dengan cara penambahan suatu immunomodulator.

Immunomodulator adalah zat biologis atau sintetis yang dapat merangsang untuk menekan atau memodulasi setiap

aspek dari sistem kekebalan tubuhyang terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu imunostimulator, imunoregulator, dan imunosupresor.

Mekanisme umum dari imunostimulan yaitu memperbaiki ketidakseimbangan sistem imun dengan cara meningkatkan imunitas baik yang spesifik ataupun

yang non spesifik tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi.

Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu corona virus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus desease 2019 (COVID-19).

Diketahui asal mula virus ini berasal dari Wuhan. Per tanggal 9 Mei 2020 berdasar Harian Jawa Pos telah melaporkan 13.112 orang positif Covid-19, 9.675 dalam perawatan, 943 meninggal dunia dan 2.494 yang dikonfirmasi sembuh.

Ditengah maraknya pandemi covid-19 adalah suatu tantangan bagi masyarakat untuk mempertahankan tubuh yang sehat.

Salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh yaitu dengan mengkonsumsi suplemen dan vitamin.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman masyarakat mulai kembali memanfaatkan tanaman obat sebagai salah satu alternatif pengobatan penyakit.

Organisasi Kesehatan Dunia dalam situs resminya menyebutkan, pengobatan tradisional mungkin (bisa) meringankan gejala Covid-19.

Jauh sebelum kasus virus corona ini merebak, pemakaian bahan tradisional, atau yang lebih dikenal  jamu merupakan fakta empiris.

Ramuan peninggalan nenek moyang kita sudah berpuluh puluh tahun sudah digunakan untuk mencegah sekaligus menyembuhkan berbagai penyakit baik infeksi maupun non infeksi.

Ada berbagai bahan alami  yang dapat  digunakan sebagai jamu dalam bentuk daun, buah, dan bunga yang sudah dikeringkan.

Dari berbagai bahan tersebut yang paling banyak digunakan oleh masyarakat berupa tanaman berbentuk kunyit atau istilahnya dengan empon-empon.

Dibandingkan dengan rempah-rempah, jenis tanaman empon empon mungkin masih terdengar asing di telinga.

Padahal, jenis tanaman tersebut banyak dijadikan sebagai ramuan yang biasa ditemukan pada jamu-jamuan.

Di Undang-undang Kesehatan disebutkan jamu merupakan salah satu bagian yang terintegrasi dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.

Pada musyawarah nasional pengusaha obat tradional jamu merupakan pilihan utama dalam menyehatkan bangsa.

Jamu telah menjadi bagian dari budaya yang memiliki beragam potensi seperti potensi kesehatan, ekonomi, dan budaya serta harga diri, yang masih perlu kita kembangkan. 

Dalam UU Kesehatan disebutkan jamu merupakan bagian  obat tradisional yang merupakan ramuan turun temurun, dan dibukukan maupun tidak dibukukan.

Yang pasti, antara rempah-rempah dan empon empon keduanya memiliki perbedaan yang cukup kontras.

Rempah-rempah adalah beragam jenis tanaman yang biasa dimanfaatkan karena memiliki aroma dan cita rasa yang khas pada makanan atau minuman.

Tanaman yang termasuk sebagai rempah adalah cengkih, lada, pala, dan lain sebagainya. Jadi, manfaat dari rempah utamanya adalah untuk menyedapkan masakan. 

Sebaliknya, empon empon merujuk pada sebutan oleh masyarakat Bali, Jawa, dan sekitarnya untuk kelompok tanaman akar tinggal atau rimpang.

Empon empon merupakan kelompok tanaman rimpang yang seringkali dimanfaatkan sebagai ramuan tradisional atau jamu.

Jenis tanaman yang adalah jahe, temulawak, kunyit, dan kencur mengatasi penyakit  maupun menyembuhkan.

Pemakaian empon-empon seperti kunyit (Curcuma domestica), jahe ( Zingiberis officinale), kencur (Kaemferia galanga) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb).

Dari sisi ilmiah seperti kunyit memilik zat curcumin, berfungsi berbagai hepatoproktektor, anti inflamasi (mengurangi nyeri)

pada wanita haid maupun nyeri lambung, meningkatkan nafsu makan, sebagai anti inflamasi dan antioksidan, sekaligus meningkatkan antibodi.

Tanaman jahe mempunyai  khasiat, anti radang, mengurangi mual, mengeluarkan gas lambung, anti jamur, anti bakteri, dan antioksidan.

Tanaman kencur selain menghilangkan bau badan yang kurang enak juga sebagai ant inflamasi,  antimikroba, anti jamur dan antioksidan.

Pada kasus trauma patah tulang sebagai pereda nyeri. Senyawa aktif yang dimiliki oleh temulawak meliputi kurkumin, alkaloid, fenolik, flavonoid, terpenoid, dan glikosida.

Kurkumin merupakan senyawa fitofarmaka yang memiliki beberapa efek biologis, yaitu efek antidislipidemia, antioksidan, antiinflamasi, antiviral, antifungal,

menghambat pembentukan plak aterosklerosis, menghambat pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori, mengikat merkuri dan kadmium, mencegah kanker, serta dapat melindungi fungsi hati.

Jeruk nipis selain sebagai bahan dalam tambahan dalam bumbu masak, mengandung banyak antioksidan, vitamin C, minyak atsiri sebagai anti septik, dan anti bakteri.

Dari ke lima bahan tersebut, banyak mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, curcumin, zingiberin, antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang merusak sel tubuh

sekaligus dapat meningkatkan daya tahan tubuh bisa dibuat resep atau formula sederhana yang dapat di coba oleh masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh bertahan melawan virus corona.

Berikut ini komposisi resep sederhana dan cara pemanfaatan, satu jari dari kunyit, jahe, kencur, temulawak di parut tambahkan air hangat setengah gelas ditambah madu dan sendok jeruk nipis  satu sendok diminum pagi dan sore.

Dengan ramuan sederhana ini masyarakat daerah Denpasar dan sekitar dapat memperolehnya secara mudah di halaman pekarangan rumah,

sekaligus melestarikan budaya meminum obat tradisonal warisan leluhur  yang dapat meningkatkan imun tubuh dari serangan virus corona.

Mari kita pertahankan sekaligus budayakan warisan leluhur dengan mengonsumsi ramuan empon  empon yang secara nyata bisa

menambah daya tahan tubuh dan secara ekonomi berdampak pada masyarakat petani yang budidaya empon-empon. (Puguh Satoso)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/