25.6 C
Jakarta
17 Februari 2025, 6:07 AM WIB

Badung Lirik Pajak Kos, DPRD Gianyar Rancang Pungut Pajak Warung Makan

GIANYAR – Saat Pemerintah Kabupaten Badung hendak menyasar pajak kos, hal berbeda dilakukan anggota DPRD Kabupaten Gianyar.

Ketua Komisi III DPRD Gianyar Putu Gede Febriantara lebih memilih menyasar pajak warung makan. Itu karena banyak warung makan beromzet layaknya restoran.

“Kalau untuk kos, kami belum arah kesana. Namun, itu sah-sah saja. Mereka yang bayar pajak yang berpenghasilan di atas kena pajak,” ujar Febriantara.

Bisa saja Gianyar menerapkan pajak kos-kosan. “Memang bisa diatur untuk kena pajak. Gianyar bisa seperti itu. Namun, belum ke arah sana,” jelasnya.

Komisi yang membidangi pajak itu lebih tertarik dengan menyasar warung makan. “Rumah makan besar yang disasar. Rumah makan yang serupa denngan restoran,” ujar politisi PDIP asal Kecamatan Sukawati itu.

Diakui, omzet warung makan ada yang setara restoran.  Warung makan sekelas restoran itu hampir tersebar di kecamatan di Gianyar.

Pemasukan warung makan, apabila laris dan ramai bisa mencapai pendapatan restoran. “Itu yang lebih baik disasar,” imbuhnya.

Selain menyasar pajak warung, ada wisata hiburan yang kini sedang tren. Yakni swing atau ayunan yang berada di pinggir tebing.

Ayunan itu sedang digandrungi turis. Selain itu, ada pajak rafting juga belum maksimal disasar.

“Termasuk vila bodong juga masih banyak. Sekarang, melalui permen baru, walaupun tidak berizin, pemerintah bisa memungut pajaknnya,” terangnya.

Diakui, ada payung hukum yang sudah mengatur mengenai sejumlah pajak itu. “Tinggal kita masuk. Kami dari Komisi III mendorong itu,” pintanya.

Febriantara menambahkan, ada tiga hal yang menjadi penyebab potensi pajak belum maksimal.

“Pertama, sistem belum maksimal. Kedua, pengawasan. Dan ketiga, masih banyak perusahaan berpotensi belum bayar pajak,” paparnya.

Dengan memaksimalkan tiga hal itu, kata Febriantara bisa meningkatkan lagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Gianyar.

“Sekarang sudah luar biasa. Sudah ada kemajuannya. PAD sudah meningkat, hampir Rp 500 miliar meningkat. Dalam sejarah mengalahkan Denpasar sekarang. Tapi masih bisa digali lagi,” pungkasnya. 

GIANYAR – Saat Pemerintah Kabupaten Badung hendak menyasar pajak kos, hal berbeda dilakukan anggota DPRD Kabupaten Gianyar.

Ketua Komisi III DPRD Gianyar Putu Gede Febriantara lebih memilih menyasar pajak warung makan. Itu karena banyak warung makan beromzet layaknya restoran.

“Kalau untuk kos, kami belum arah kesana. Namun, itu sah-sah saja. Mereka yang bayar pajak yang berpenghasilan di atas kena pajak,” ujar Febriantara.

Bisa saja Gianyar menerapkan pajak kos-kosan. “Memang bisa diatur untuk kena pajak. Gianyar bisa seperti itu. Namun, belum ke arah sana,” jelasnya.

Komisi yang membidangi pajak itu lebih tertarik dengan menyasar warung makan. “Rumah makan besar yang disasar. Rumah makan yang serupa denngan restoran,” ujar politisi PDIP asal Kecamatan Sukawati itu.

Diakui, omzet warung makan ada yang setara restoran.  Warung makan sekelas restoran itu hampir tersebar di kecamatan di Gianyar.

Pemasukan warung makan, apabila laris dan ramai bisa mencapai pendapatan restoran. “Itu yang lebih baik disasar,” imbuhnya.

Selain menyasar pajak warung, ada wisata hiburan yang kini sedang tren. Yakni swing atau ayunan yang berada di pinggir tebing.

Ayunan itu sedang digandrungi turis. Selain itu, ada pajak rafting juga belum maksimal disasar.

“Termasuk vila bodong juga masih banyak. Sekarang, melalui permen baru, walaupun tidak berizin, pemerintah bisa memungut pajaknnya,” terangnya.

Diakui, ada payung hukum yang sudah mengatur mengenai sejumlah pajak itu. “Tinggal kita masuk. Kami dari Komisi III mendorong itu,” pintanya.

Febriantara menambahkan, ada tiga hal yang menjadi penyebab potensi pajak belum maksimal.

“Pertama, sistem belum maksimal. Kedua, pengawasan. Dan ketiga, masih banyak perusahaan berpotensi belum bayar pajak,” paparnya.

Dengan memaksimalkan tiga hal itu, kata Febriantara bisa meningkatkan lagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Gianyar.

“Sekarang sudah luar biasa. Sudah ada kemajuannya. PAD sudah meningkat, hampir Rp 500 miliar meningkat. Dalam sejarah mengalahkan Denpasar sekarang. Tapi masih bisa digali lagi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/