26.3 C
Jakarta
9 Desember 2024, 19:30 PM WIB

Buleleng Unggul Produk Pertanian, Minta Bantuan Badung untuk Pemasaran

SUKASADA – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meminta bantuan pada Kabupaten Badung, agar pemasaran produk-produk hasil pertanian di Buleleng dapat terserap.

Utamanya pada komoditas buah-buahan. Saat ini Kabupaten Badung masih dianggap sebagai pasar terbesar di Bali, meski tengah terdampak pandemi.

Bupati Agus mengungkapkan, saat ini komoditas hasil pertanian Buleleng tengah mengalami kendala pemasaran. Karena ekonomi yang mulai lemah.

Bupati Agus mengatakan saat ini Pemprov Bali telah menerbitkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali.

Saat ini pergub itu tak bisa berjalan optimal, lantaran tengah pandemi. Selain itu hotel dan restoran juga kerap mengabaikan aturan tersebut.

Sebagai pemilik pasar terbesar di Bali, Bupati Agus berharap bisa mempertegas pemanfaatan buah lokal dengan pembuatan peraturan daerah.

Dengan adanya peraturan daerah, Bupati Agus optimistis para pengelola hotel dan restoran di Kabupaten Badung, akan lebih taat dalam pemanfaatan buah lokal.

Entah itu sebagai hidangan selamat datang, atau sebagai hidangan penutup pada jamuan sarapan, makan siang, maupun makan malam.

“Kalau pasar ini bisa terjaga, kami di Buleleng tinggal menjaga pasokan dan kualitas. Yang penting ada pasarnya dulu.

Sekarang kita memang tidak bisa bicara banyak, karena ketahanan ekonomi kita sangat dipengaruhi sektor pariwisata. Tapi kalau pasar ini bisa dibentuk, saya yakin ekonomi Bali akan lebih tahan,” kata Bupati Agus.

Bupati Agus menyatakan, buah-buahan Buleleng sebenarnya memiliki berbagai keunggulan. Komoditas mangga misalnya.

Kini sudah berhasil menembus pasar di Benua Eropa. Sedangkan komoditas buah naga sudah menembus pasar di wilayah Asia Timur.

Hanya saja pemanfaatan buah lokal pada fasilitas pariwisata yang ada di Bali masih terbilang minim.

Sekadar diketahui, komoditas buah-buahan di Buleleng saat ini masih didominasi oleh buah mangga, pisang, rambutan, anggur, dan durian.

Buah mangga Buleleng sudah berhasil diekspor. Sementara buah anggur dan durian pemasarannya baru sebatas Pulau Jawa dan Bali. Sedangkan buah pisang dan rambutan, pemasarannya masih lokal Bali.

Data di Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan, produksi buah mangga pada tahun 2019 mencapai 33.257 ton, buah pisang sebanyak 26.754 ton,

buah rambutan sebanyak 15.854 ton, buah anggur sebanyak 13.065 ton, dan buah durian sebanyak 4.729 ton.

SUKASADA – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meminta bantuan pada Kabupaten Badung, agar pemasaran produk-produk hasil pertanian di Buleleng dapat terserap.

Utamanya pada komoditas buah-buahan. Saat ini Kabupaten Badung masih dianggap sebagai pasar terbesar di Bali, meski tengah terdampak pandemi.

Bupati Agus mengungkapkan, saat ini komoditas hasil pertanian Buleleng tengah mengalami kendala pemasaran. Karena ekonomi yang mulai lemah.

Bupati Agus mengatakan saat ini Pemprov Bali telah menerbitkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali.

Saat ini pergub itu tak bisa berjalan optimal, lantaran tengah pandemi. Selain itu hotel dan restoran juga kerap mengabaikan aturan tersebut.

Sebagai pemilik pasar terbesar di Bali, Bupati Agus berharap bisa mempertegas pemanfaatan buah lokal dengan pembuatan peraturan daerah.

Dengan adanya peraturan daerah, Bupati Agus optimistis para pengelola hotel dan restoran di Kabupaten Badung, akan lebih taat dalam pemanfaatan buah lokal.

Entah itu sebagai hidangan selamat datang, atau sebagai hidangan penutup pada jamuan sarapan, makan siang, maupun makan malam.

“Kalau pasar ini bisa terjaga, kami di Buleleng tinggal menjaga pasokan dan kualitas. Yang penting ada pasarnya dulu.

Sekarang kita memang tidak bisa bicara banyak, karena ketahanan ekonomi kita sangat dipengaruhi sektor pariwisata. Tapi kalau pasar ini bisa dibentuk, saya yakin ekonomi Bali akan lebih tahan,” kata Bupati Agus.

Bupati Agus menyatakan, buah-buahan Buleleng sebenarnya memiliki berbagai keunggulan. Komoditas mangga misalnya.

Kini sudah berhasil menembus pasar di Benua Eropa. Sedangkan komoditas buah naga sudah menembus pasar di wilayah Asia Timur.

Hanya saja pemanfaatan buah lokal pada fasilitas pariwisata yang ada di Bali masih terbilang minim.

Sekadar diketahui, komoditas buah-buahan di Buleleng saat ini masih didominasi oleh buah mangga, pisang, rambutan, anggur, dan durian.

Buah mangga Buleleng sudah berhasil diekspor. Sementara buah anggur dan durian pemasarannya baru sebatas Pulau Jawa dan Bali. Sedangkan buah pisang dan rambutan, pemasarannya masih lokal Bali.

Data di Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan, produksi buah mangga pada tahun 2019 mencapai 33.257 ton, buah pisang sebanyak 26.754 ton,

buah rambutan sebanyak 15.854 ton, buah anggur sebanyak 13.065 ton, dan buah durian sebanyak 4.729 ton.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/