SEMARAPURA – Setelah harga cabai rawit, kini giliran harga bawang putih yang ikut melambung hingga 100 persen lebih.
Tidak jelas apa penyebab bawang putih di Pasar Galiran utamanya mengalami peningkatan harga dan ketersediaannya menurun.
Namun, diperkirakan penurunan pasokan bawah putih itu terjadi sejak wabah virus korona merebak.
Salah seorang penjual bumbu dapur di Pasar Galiran, Ni Luh Jempiring, menuturkan, bawang putih mengalami peningkatan harga sejak 10 hari yang lalu.
Jika sebelumnya harga bawang putih berada di kisaran Rp 23 ribu per kilogram. Kini harga bawang putih mencapai Rp 52 ribu-Rp 55 ribu per kilogram.
“Saya tidak tahu pasti kenapa harganya bisa naik,” katanya. Namun, menurutnya, sejak virus korona mewabah, sejumlah produk impor mengalami peningkatan harga.
Pihaknya memperkirakan hal itu terjadi karena dihentikannya impor bawang putih ke Indonesia. Ketersediaan bawang putih pun menjadi terbatas dan membuat harganya meningkat.
“Setiap pedagang eceran di pasar hanya diberikan membeli maksimal 20 kilogram per hari,” ungkap Ni Luh Jempiring.
Hal senada juga diungkapkan penjual bumbu dapur di Pasar Galiran lainnya, Martini. Akibat naiknya harga bawang putih, dia mengaku tidak berani menyetok bawang putih dalam jumlah banyak.
Mengingat daya beli masyarakat menurun sejak sejumlah kebutuhan pokok mengalami peningkatan harga.
“Kalau dulu saya beli bawang putih sekitar 20 kilogram per hari. Sekarang saya beli sekitar 10 kilogram per hari. Saya takut tidak ada yang beli karena harganya mahal,” tandasnya.