31.9 C
Jakarta
26 April 2024, 16:44 PM WIB

Digelontor Bibit, Singgung Virus ASF, Ini Permintaan Peternak Babi

TABANAN – Peternak babi asal Banjar Dinas Baru, Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan, Ketut Gede Jaya Ada menyambut baik program bantuan ribuan bibit babi yang rencananya akan diberikan oleh Pemerintah Provinsi Bali.

Memang saat ini banyak peternak babi yang kesulitan mendapat bibit babi pasca merebaknya virus African Swine Fever (ASF).

“Kami berharap pemberian bantuan bibit babi kepada peternak benar-benar berkualitas. Penyaluran bantuan bibit babi harus tepat sasaran. Artinya tidak asal-asalan diberikan bantuan,” ungkap Ketut Gede Jaya Ada.  

Bantuan 1.000 bibit babi yang akan disalurkan ke peternak ini tentunya sangat positif. Disamping membangkitkan semangat atau membantu peternak untuk kembali aktif beternak khususnya babi.

Namun, banyak hal yang harus diperhatikan ketika pemerintah membicarakan soal rencana bantuan ini. Pemerintah harus mempertimbangkan atau menjamin kesehatan bibit babi sebelum disalurkan ke peternak.

Bisa dilakukan dengan pengecekan sampel darah dari bibit itu sendiri. Hal ini sangat penting agar tidak mengulang peristiwa yang terjadi di awal tahun lalu yakni virus ASF.

Dia melanjutkan, dengan dijaminnya kesehatan bantuan bibit babi tersebut, praktis para peternak merasa aman dan nyaman untuk kembali memulai beternak kembali.

Hal ini untuk mengurangi rasa was-was, kecewa, marah yang dirasakan petani selama wabah virus yang katanya ASF tersebut.

“Para penerima (peternak babi) harus diseleksi dengan baik agar nantinya penyaluran menjadi tepat sasaran. Itu harus dipastikan dengan apakah kelompok itu ada anggotanya dan masih aktif.

Kemudian memiliki kandangnya, serta ada yang mengurusnya nanti. Intinya ini harus tepat sasaran agar nantinya niat baik tak jadi petaka,” pesannya kepada pemerintah.

Ketut Jaya menambahkan, bantuan bibit babi harus berupa hewan. Tidak bantuannya berupa uang tunai.

Karena bantuan uang tunai mudah penyalurannya dan memungkinkan terjadi penyalahgunaan. Penyaluran bantuan pun harus betul-betul diawasi.

“Dan satu yang paling penting dinas terkait harus berperan aktif. Tidak hanya diberikan bantuan kemudian dilepas begitu saja.

Jadi, peternak juga harus diberikan edukasi bagaimana beternak babi baik dan produktif. Sehingga babi yang dihasilkan benar-benar berkualitas,” tandasnya. 

TABANAN – Peternak babi asal Banjar Dinas Baru, Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan, Ketut Gede Jaya Ada menyambut baik program bantuan ribuan bibit babi yang rencananya akan diberikan oleh Pemerintah Provinsi Bali.

Memang saat ini banyak peternak babi yang kesulitan mendapat bibit babi pasca merebaknya virus African Swine Fever (ASF).

“Kami berharap pemberian bantuan bibit babi kepada peternak benar-benar berkualitas. Penyaluran bantuan bibit babi harus tepat sasaran. Artinya tidak asal-asalan diberikan bantuan,” ungkap Ketut Gede Jaya Ada.  

Bantuan 1.000 bibit babi yang akan disalurkan ke peternak ini tentunya sangat positif. Disamping membangkitkan semangat atau membantu peternak untuk kembali aktif beternak khususnya babi.

Namun, banyak hal yang harus diperhatikan ketika pemerintah membicarakan soal rencana bantuan ini. Pemerintah harus mempertimbangkan atau menjamin kesehatan bibit babi sebelum disalurkan ke peternak.

Bisa dilakukan dengan pengecekan sampel darah dari bibit itu sendiri. Hal ini sangat penting agar tidak mengulang peristiwa yang terjadi di awal tahun lalu yakni virus ASF.

Dia melanjutkan, dengan dijaminnya kesehatan bantuan bibit babi tersebut, praktis para peternak merasa aman dan nyaman untuk kembali memulai beternak kembali.

Hal ini untuk mengurangi rasa was-was, kecewa, marah yang dirasakan petani selama wabah virus yang katanya ASF tersebut.

“Para penerima (peternak babi) harus diseleksi dengan baik agar nantinya penyaluran menjadi tepat sasaran. Itu harus dipastikan dengan apakah kelompok itu ada anggotanya dan masih aktif.

Kemudian memiliki kandangnya, serta ada yang mengurusnya nanti. Intinya ini harus tepat sasaran agar nantinya niat baik tak jadi petaka,” pesannya kepada pemerintah.

Ketut Jaya menambahkan, bantuan bibit babi harus berupa hewan. Tidak bantuannya berupa uang tunai.

Karena bantuan uang tunai mudah penyalurannya dan memungkinkan terjadi penyalahgunaan. Penyaluran bantuan pun harus betul-betul diawasi.

“Dan satu yang paling penting dinas terkait harus berperan aktif. Tidak hanya diberikan bantuan kemudian dilepas begitu saja.

Jadi, peternak juga harus diberikan edukasi bagaimana beternak babi baik dan produktif. Sehingga babi yang dihasilkan benar-benar berkualitas,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/