26.1 C
Jakarta
12 Desember 2024, 6:06 AM WIB

Sampel Darah Babi Mati Positif ASF, Respons Distan Mendadak Berubah

TABANAN – Ada yang aneh dengan fakta kematian babi milik para peternak Tabanan yang terjadi beberapa hari lalu.

Dinas Pertanian Tabanan tiba-tiba membantah penyebab kematian babi milik peternak karena terjangkit virus African Swine Fever (ASF).

Padahal, Selasa (21/1) lalu, dihadapan peternak babi, Dinas Pertanian melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Tabanan mengumumkan hasil uji laboratorium BBVET Denpasar.

Hasilnya, dua dari tiga sampel darah babi yang diambil positif terjangkit virus ASF. “Jadi mau meluruskan informasi, bahwa hasil itu belum pasti,” kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian Tabanan I Wayan Suamba kemarin.

Suamba berdalih bahwa dua sampel yang positif ASF tersebut masih diragukan dengan alasan karena alat dari BBVET Denpasar kurang canggih.

Untuk memastikannya sampel darah diuji kembali di BBVET Medan. “Jadi masih dibawa ke Medan untuk memastikan tunggu dulu ya hasilnya,” ucapnya berkelit.

Sejauh ini, kata Suamba, penyakit yang dialami babi-babi mati di Desa Jegu itu baru sebatas mengarah ASF.

Dia juga menambahkan ciri-ciri dari babi yang mati ini mirip juga dengan penyakit hog choleraatau kolera babi. “Jadi ini agak sulit. Belum valid ASF,” imbuhnya.

Suamba khawatir dengan adanya informasi penyebab babi mati tersebut akibat virus ASF, membuat harga babi anjlok. “Jadi menunggu kepastian hasil BBVET Medan biar valid,” tandas Suamba.

TABANAN – Ada yang aneh dengan fakta kematian babi milik para peternak Tabanan yang terjadi beberapa hari lalu.

Dinas Pertanian Tabanan tiba-tiba membantah penyebab kematian babi milik peternak karena terjangkit virus African Swine Fever (ASF).

Padahal, Selasa (21/1) lalu, dihadapan peternak babi, Dinas Pertanian melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Tabanan mengumumkan hasil uji laboratorium BBVET Denpasar.

Hasilnya, dua dari tiga sampel darah babi yang diambil positif terjangkit virus ASF. “Jadi mau meluruskan informasi, bahwa hasil itu belum pasti,” kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian Tabanan I Wayan Suamba kemarin.

Suamba berdalih bahwa dua sampel yang positif ASF tersebut masih diragukan dengan alasan karena alat dari BBVET Denpasar kurang canggih.

Untuk memastikannya sampel darah diuji kembali di BBVET Medan. “Jadi masih dibawa ke Medan untuk memastikan tunggu dulu ya hasilnya,” ucapnya berkelit.

Sejauh ini, kata Suamba, penyakit yang dialami babi-babi mati di Desa Jegu itu baru sebatas mengarah ASF.

Dia juga menambahkan ciri-ciri dari babi yang mati ini mirip juga dengan penyakit hog choleraatau kolera babi. “Jadi ini agak sulit. Belum valid ASF,” imbuhnya.

Suamba khawatir dengan adanya informasi penyebab babi mati tersebut akibat virus ASF, membuat harga babi anjlok. “Jadi menunggu kepastian hasil BBVET Medan biar valid,” tandas Suamba.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/