25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:48 AM WIB

Harga Gula Pasir Tak Terkendali, Warga Didorong Beralih ke Gula Merah

SINGARAJA – Warga di Kabupaten Buleleng kini didorong mengalihkan konsumsi gula mereka. Warga yang tadinya menggunakan gula pasir untuk keperluan konsumsi maupun produksi, diharapkan bisa beralih ke gula merah atau gula lokal.

Mengingat kini harga gula pasir terus mengalami kenaikan.Harga gula pasir di pasar tradisional kini berkisar antara Rp 18ribu hingga Rp 19ribu per kilogram.

Padahal harga eceran tertinggi gula pasir itu hanya Rp 13 ribu per kilogram. Kenaikan harga itu terjadi secara bertahap sejak Januari lalu. Kini disebut sudah masuk dalam fase harga tertinggi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Salah seorang pedagang Gusti Ayu Oka mengatakan, harga gula pasir kini terus mengalami kenaikan. Dirinya sebagai pengecer, terpaksa menaikkan harga barang, karena harga dari distributor juga mengalami kenaikan.

“Kalau sebelumnya masih dapat Rp 17 ribu sekilo. Sekarang sudah nggak dapat, karena di distributor juga harganya naik. Kiriman dari distributor juga masih lancar,

berapa saja cari dapat. Barang yang lain juga kirimannya normal,” kata wanita yang sehari-harinya berjualan di Pasar Banyuasri itu.

Kenaikan harga itu pun direspon Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM (Disdagperinkop) Buleleng.

Kemarin tim melakukan pemantauan harga sembako di pasar tradisional. Yakni Pasar Anyar Singaraja dan Pasar Banyuasri.

Kepala Disdagperinkop Buleleng dewa Made Sudiarta mengatakan, saat ini memang terjadi kenaikan harga gula. Sebab gula pasir harus didatangkan dari luar Bali.

“Informasinya sekarang dari pusat akan melakukan impor gula. Kami harap ini bisa segera terealisasi, sehingga bisa ikut menekan harga gula di pasar tradisional. Apalagi sebentar lagi kan ada hari raya Idul Fitri,” katanya.

Sebagai solusi jangka pendek, pemerintah menganjurkan agar masyarakat mengalihkan konsumsi gula mereka ke gula merah atau gula lokal. Mengingat gula lokal juga dapat digunakan untuk konsumsi, maupun produksi.

“Ini kan ada teori permintaan. Ketika permintaan naik, maka harga relatif akan naik terus. Ketika konsumsi gulanya bisa kita

alihkan ke gula merah, maka permintaan terhadap gula pasir kan akan turun, jadi harga juga bisa ikut turun,” kata Sudiarta.

Disamping itu pemerintah juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi Bali serta Badan Usaha Logistik (Bulog), untuk memasok gula pasir ke Buleleng.

Saat pasokan sudah mencukupi, maka pemerintah akan melakukan operasi pasar guna menekan harga. 

SINGARAJA – Warga di Kabupaten Buleleng kini didorong mengalihkan konsumsi gula mereka. Warga yang tadinya menggunakan gula pasir untuk keperluan konsumsi maupun produksi, diharapkan bisa beralih ke gula merah atau gula lokal.

Mengingat kini harga gula pasir terus mengalami kenaikan.Harga gula pasir di pasar tradisional kini berkisar antara Rp 18ribu hingga Rp 19ribu per kilogram.

Padahal harga eceran tertinggi gula pasir itu hanya Rp 13 ribu per kilogram. Kenaikan harga itu terjadi secara bertahap sejak Januari lalu. Kini disebut sudah masuk dalam fase harga tertinggi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Salah seorang pedagang Gusti Ayu Oka mengatakan, harga gula pasir kini terus mengalami kenaikan. Dirinya sebagai pengecer, terpaksa menaikkan harga barang, karena harga dari distributor juga mengalami kenaikan.

“Kalau sebelumnya masih dapat Rp 17 ribu sekilo. Sekarang sudah nggak dapat, karena di distributor juga harganya naik. Kiriman dari distributor juga masih lancar,

berapa saja cari dapat. Barang yang lain juga kirimannya normal,” kata wanita yang sehari-harinya berjualan di Pasar Banyuasri itu.

Kenaikan harga itu pun direspon Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM (Disdagperinkop) Buleleng.

Kemarin tim melakukan pemantauan harga sembako di pasar tradisional. Yakni Pasar Anyar Singaraja dan Pasar Banyuasri.

Kepala Disdagperinkop Buleleng dewa Made Sudiarta mengatakan, saat ini memang terjadi kenaikan harga gula. Sebab gula pasir harus didatangkan dari luar Bali.

“Informasinya sekarang dari pusat akan melakukan impor gula. Kami harap ini bisa segera terealisasi, sehingga bisa ikut menekan harga gula di pasar tradisional. Apalagi sebentar lagi kan ada hari raya Idul Fitri,” katanya.

Sebagai solusi jangka pendek, pemerintah menganjurkan agar masyarakat mengalihkan konsumsi gula mereka ke gula merah atau gula lokal. Mengingat gula lokal juga dapat digunakan untuk konsumsi, maupun produksi.

“Ini kan ada teori permintaan. Ketika permintaan naik, maka harga relatif akan naik terus. Ketika konsumsi gulanya bisa kita

alihkan ke gula merah, maka permintaan terhadap gula pasir kan akan turun, jadi harga juga bisa ikut turun,” kata Sudiarta.

Disamping itu pemerintah juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi Bali serta Badan Usaha Logistik (Bulog), untuk memasok gula pasir ke Buleleng.

Saat pasokan sudah mencukupi, maka pemerintah akan melakukan operasi pasar guna menekan harga. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/