DENPASAR – Dampak erupsi Gunung Agung membuat sejumlah sektor usaha mengalami kontraksi.
Salah satu lini usaha pokok milik PT Pertamina (Persero) juga mengalami penurunan konsumsi BBM. Selama erupsi, konsumsi BBM turun hingga 20 persen.
Sales Eksekutif Retail IX Pertamina Bali Aris Irmi mengungkapkan, konsumsi normal BBM di Bali dalam satu hari mencapai 2.700 hingga 3000 kilo liter (KL).
Tapi, sejak Gunung Agung berstatus awas, konsumsi BBM, terutama di Karangasem turun drastis. Ini terjadi lantaran ada imbauan untuk mengungsi ke beberapa wilayah aman.
“Sejak masyarakat Karangasem mengungsi, SPBU di wilayah terdampak juga tutup,” ujar Aris Irmi kemarin (15/12).
Memasuki bulan November, saat aktivitas Gunung Agung mereda, konsumsi BBM kembali normal. Namun, saat kembali erupsi, konsumsi turun hingga 20 persen.
Riilnya turun menjadi 2.300 KL per hari. “Pengaruh terbesar karena wisatawan yang datang ke Bali menurun drastis. Transportasi yang jalan juga berkurang. Otomatis pemakaian bahan bakar berkurang,” terang Aris.
Menurutnya, rata-rata penjualan semua produk BBM milik Pertamina dalam satu hari mencapai Rp 18 miliar.
Dengan penurunan 20 persen, saat ini penjualan BBM terkerek Rp 3 miliar menjadi Rp 15 miliar per hari.