32.6 C
Jakarta
25 April 2024, 15:34 PM WIB

Warga Nusa Lebih Tertarik Beras Bermerek, Harga Beras Pemkab Dicueki

RadarBali.com – Upaya Pemerintah Kabupaten Klungkung menghapus ketimpangan harga beras lokal antara Klungkung daratan dan Klungkung kepulauan (Nusa Penida) melalui Program Beli Mahal Jual Murah ternyata tidak mendapat respons yang positif dari warga Nusa Penida.

Hal itu karena warga Nusa Penida lebih tertarik untuk membeli beras bermerek dibandingkan beras lokal Klungkung.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengungkapkan, sejak pendistribusian beras lokal telah dilakukan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) akhir bulan Mei lalu, masyarakat yang tinggal di Nusa Penida sudah bisa menikmati beras lokal dengan harga Rp 9.600 per kilogram atau paling mahal Rp 10 ribu per kilogram.

Sebelum beras lokal didistribusikan melalui BUMDes, warga Nusa Penida terpaksa membeli beras dengan harga berkisar Rp 11 ribu lebih per kilogram.

Harga itu jauh lebih tinggi dibandingkan harga beras yang bisa dibeli warga Klungkung daratan yang berkisar Rp 9.000 lebih per kilogram.

“Ini karena KUD (Koperasi Unit Desa) yang kami ajak bekerja sama untuk menyerap beras lokal langsung dari para petani, telah langsung menyalurkan berasnya ke BUMDes,” ujarnya.

Pasalnya, sebelumnya gabah petani di Klungkung dibeli oleh pengepul di Banyuwangi. Yang setelah menjadi beras dan dikemas dengan sangat apik, kemudian kembali dibawa ke Klungkung untuk dijual dan dikonsumsi warga Klungkung.

Itulah sebabnya, mengapa harga beras di pasaran, terutama di wilayah Nusa Penida menjadi sangat mahal.

“Jadi, saat ini jalur distribusinnya jadi lebih singkat. Itu sebabnya mengapa kami bisa menyamakan harga beras lokal di Klungkung daratan dengan Nusa Penida,” papar bupati.

Sayangnya, upaya Pemkab Klungkung untuk memberikan beras lokal dengan harga yang sama dengan Klungkung daratan, kurang mendapat respons yang positif.

Warga Nusa Penida lebih tertarik dengan beras bermerek atau beras dengan kemasan yang menarik.

Menurutnya, warga Nusa Penida menganggap beras lokal yang dikemas secara sederhana itu kualitasnya buruk.

“Padahal, beras-beras bermerek asal Banyuwangi biasanya menyerap beras lokal Klungkung,” katanya.

Melihat kecenderungan warga Nusa Penida yang seperti itu, orang nomor satu di Kabupaten Klungkung ini akan melakukan pembahasan dengan KUD yang telah diajak bekerja sama untuk mengemas beras-beras lokal tersebut semenarik mungkin.

Sehingga, warga Nusa Penida tertarik untuk memberi beras lokal yang harganya lebih murah dibandingkan beras bermerek yang dikonsumsi warga Nusa Penida saat ini.

“Akan kami realisasikan segera. Nanti KUD yang langsung mencetak dan mengemasnya. Dengan begitu kami bisa menekan inflasi,” tandasnya. 

RadarBali.com – Upaya Pemerintah Kabupaten Klungkung menghapus ketimpangan harga beras lokal antara Klungkung daratan dan Klungkung kepulauan (Nusa Penida) melalui Program Beli Mahal Jual Murah ternyata tidak mendapat respons yang positif dari warga Nusa Penida.

Hal itu karena warga Nusa Penida lebih tertarik untuk membeli beras bermerek dibandingkan beras lokal Klungkung.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengungkapkan, sejak pendistribusian beras lokal telah dilakukan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) akhir bulan Mei lalu, masyarakat yang tinggal di Nusa Penida sudah bisa menikmati beras lokal dengan harga Rp 9.600 per kilogram atau paling mahal Rp 10 ribu per kilogram.

Sebelum beras lokal didistribusikan melalui BUMDes, warga Nusa Penida terpaksa membeli beras dengan harga berkisar Rp 11 ribu lebih per kilogram.

Harga itu jauh lebih tinggi dibandingkan harga beras yang bisa dibeli warga Klungkung daratan yang berkisar Rp 9.000 lebih per kilogram.

“Ini karena KUD (Koperasi Unit Desa) yang kami ajak bekerja sama untuk menyerap beras lokal langsung dari para petani, telah langsung menyalurkan berasnya ke BUMDes,” ujarnya.

Pasalnya, sebelumnya gabah petani di Klungkung dibeli oleh pengepul di Banyuwangi. Yang setelah menjadi beras dan dikemas dengan sangat apik, kemudian kembali dibawa ke Klungkung untuk dijual dan dikonsumsi warga Klungkung.

Itulah sebabnya, mengapa harga beras di pasaran, terutama di wilayah Nusa Penida menjadi sangat mahal.

“Jadi, saat ini jalur distribusinnya jadi lebih singkat. Itu sebabnya mengapa kami bisa menyamakan harga beras lokal di Klungkung daratan dengan Nusa Penida,” papar bupati.

Sayangnya, upaya Pemkab Klungkung untuk memberikan beras lokal dengan harga yang sama dengan Klungkung daratan, kurang mendapat respons yang positif.

Warga Nusa Penida lebih tertarik dengan beras bermerek atau beras dengan kemasan yang menarik.

Menurutnya, warga Nusa Penida menganggap beras lokal yang dikemas secara sederhana itu kualitasnya buruk.

“Padahal, beras-beras bermerek asal Banyuwangi biasanya menyerap beras lokal Klungkung,” katanya.

Melihat kecenderungan warga Nusa Penida yang seperti itu, orang nomor satu di Kabupaten Klungkung ini akan melakukan pembahasan dengan KUD yang telah diajak bekerja sama untuk mengemas beras-beras lokal tersebut semenarik mungkin.

Sehingga, warga Nusa Penida tertarik untuk memberi beras lokal yang harganya lebih murah dibandingkan beras bermerek yang dikonsumsi warga Nusa Penida saat ini.

“Akan kami realisasikan segera. Nanti KUD yang langsung mencetak dan mengemasnya. Dengan begitu kami bisa menekan inflasi,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/