Warning: Undefined variable $reporternya in /var/www/devwpradar/wp-content/themes/Newspaper/functions.php on line 229
28.4 C
Jakarta
20 Juli 2024, 23:12 PM WIB

Rupiah Melemah, Harga Buah Impor Belum Terpengaruh

DENPASAR – Kondisi pelemahan rupiah terhadap dolar belum berpengaruh terhadap harga buah impor. Hingga saat ini pedagang mengaku harga buah masih normal seperti biasanya.

Salah seorang pedagang buah yang ditemui di Pasar Badung, Cokroaminoto, Sang Ayu Anggawati, mengungkapkan, harga buah belum ada tanda-tanda kenaikan, bahkan beberapa jenis buah turun harga, terutama lemon.

“Kalau lemon sebelumnya sempat mencapai Rp 110.000 per kilogram. Saat ini sudah kembali seperti sebelumnya  Rp 50.000 per kilogram,” ujar Sang Ayu Anggawati.

Demikian juga jenis buah lainnya, seperti sunkist yang saat ini memiliki Rp 35.000 per kilogram turun dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 60 ribu.

Harga buah impor lain juga diakui masih normal, salah satunya pir hijau yang tetap dijual Rp 40.000 per kilogram.

“Beberapa jenis buah lainnya, memang ada sedikit kenaikan, seperti apel fuji dari Rp 25.000 jadi Rp 30.000 per kilogram,

dan apel merah dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram. Tapi, naiknya kan tidak terlalu, dan itu normal,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan, belum terpengaruhnya harga buah terhadap melemahnya nilai tukar rupiah dikarenakan sebagian besar pedagang masih memanfaatkan stok dalam negeri.

Selain itu, permintaan buah saat ini tidak melonjak sehingga harga masih bisa ditekan. “Harga di pasaran sangat dipengaruhi oleh permintaan dan ketersediaan.

Saat ini permintaan terhadap buah belum terlalu banyak, ketersediaan pun aman, berbeda pada saat ada hari raya umat Hindu di Bali yang permintaan akan sangat melonjak,” Sang Ayu.

Pedagang buah lainnya juga mengakui kondisi tersebut. Jro Wiwik, misalnya. Dia mengatakan jika harga buah impor sejauh ini masih normal dan belum ada dampak akibat kondisi pelemahan rupiah.

Permintaan pun masih seperti biasa, sehingga belum terjadi lonjakan harga. “Mungkin nanti setelah stok dalam negeri habis, dan harga dolar masih tinggi.

Mungkin bisa jadi meningkat, tapi kami berharap tidak, karena sulit juga jualnya kalau mahal,” tandasnya.

DENPASAR – Kondisi pelemahan rupiah terhadap dolar belum berpengaruh terhadap harga buah impor. Hingga saat ini pedagang mengaku harga buah masih normal seperti biasanya.

Salah seorang pedagang buah yang ditemui di Pasar Badung, Cokroaminoto, Sang Ayu Anggawati, mengungkapkan, harga buah belum ada tanda-tanda kenaikan, bahkan beberapa jenis buah turun harga, terutama lemon.

“Kalau lemon sebelumnya sempat mencapai Rp 110.000 per kilogram. Saat ini sudah kembali seperti sebelumnya  Rp 50.000 per kilogram,” ujar Sang Ayu Anggawati.

Demikian juga jenis buah lainnya, seperti sunkist yang saat ini memiliki Rp 35.000 per kilogram turun dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 60 ribu.

Harga buah impor lain juga diakui masih normal, salah satunya pir hijau yang tetap dijual Rp 40.000 per kilogram.

“Beberapa jenis buah lainnya, memang ada sedikit kenaikan, seperti apel fuji dari Rp 25.000 jadi Rp 30.000 per kilogram,

dan apel merah dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram. Tapi, naiknya kan tidak terlalu, dan itu normal,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan, belum terpengaruhnya harga buah terhadap melemahnya nilai tukar rupiah dikarenakan sebagian besar pedagang masih memanfaatkan stok dalam negeri.

Selain itu, permintaan buah saat ini tidak melonjak sehingga harga masih bisa ditekan. “Harga di pasaran sangat dipengaruhi oleh permintaan dan ketersediaan.

Saat ini permintaan terhadap buah belum terlalu banyak, ketersediaan pun aman, berbeda pada saat ada hari raya umat Hindu di Bali yang permintaan akan sangat melonjak,” Sang Ayu.

Pedagang buah lainnya juga mengakui kondisi tersebut. Jro Wiwik, misalnya. Dia mengatakan jika harga buah impor sejauh ini masih normal dan belum ada dampak akibat kondisi pelemahan rupiah.

Permintaan pun masih seperti biasa, sehingga belum terjadi lonjakan harga. “Mungkin nanti setelah stok dalam negeri habis, dan harga dolar masih tinggi.

Mungkin bisa jadi meningkat, tapi kami berharap tidak, karena sulit juga jualnya kalau mahal,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/