25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:27 AM WIB

Dua Tahun Covid-19, Angka Pengangguran di Tabanan Tembus 11 Ribu Jiwa

TABANAN – Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak awal 2020, belum diketahui kapan bakal berhenti.

Dampaknya sudah sangat dirasakan. Dampak paling nyata adalah terpuruknya perekonomian masyarakat Bali.

Banyak karyawan (buruh) dirumahkan atau diberhentikan. Hal ini dibuktikan dengan naiknya jumlah pengangguran usia produktif di Tabanan dari 1,28 persen di akhir tahun 2019 menjadi 4,23 persen diakhir tahun 2020.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Tabanan I Putu Santika mengakui, pandemi yang masih terus berlangsung menyebabkan pengangguran di Kabupaten Tabanan meningkat. 

Berdasar data Biro Statistik akhir tahun 2020, jumlah pengangguran sebanyak 4,23 persen dari jumlah usia produktif di Tabanan yang mencapai sekitar 275.722  jiwa.

Angka ini meningkat dari akhir tahun 2019 yang hanya tercatat sekitar 1,28 persen. “Pandemi yang berkelanjutan menyebabkan angka pengangguran di Tabanan meningkat drastis,” ungkap Putu Santika, kemarin.

Dijelaskan dengan perkirakan  jumlah pengangguran sebanyak 4,23 persen dari jumlah penduduk produktif sekitar 275.722 jiwa, total pengangguran secara riil sebanyak 11.663 orang. 

7.438 orang di antaranya pria dan sisanya 4.225 orang wanita. Sementara diakhir tahun 2019 dengan angka pengangguran sekitar 1,28 persen, jumlah riilnya sekitar 4.624 orang.

“Kenaikan pengangguran cukup siginfikan karena banyak yang dirumahkan bahkan diberhentikan,” jelasnya.

Diakui mantan kepala Dinas Pendidikan Tabanan ini,  sektor yang paling banyak menyumbang angka pengangguran yakni di sektor pariwisata  baik lokal yakni perhotelan/villa

maupun restoran serta para pekerja migran Indonesia (PMI) yang sebelumnya bekerja di kapal pesiar atau akomodasi pariwisata di luar negeri.

“Dengan adanya pandemi Covid-19 membuat sektor pariwisata menjadi lumpuh yang menjadi penyumbang terbesar tenaga kerja yang dirumahkan atau diberhentikan,” tandasnya. 

TABANAN – Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak awal 2020, belum diketahui kapan bakal berhenti.

Dampaknya sudah sangat dirasakan. Dampak paling nyata adalah terpuruknya perekonomian masyarakat Bali.

Banyak karyawan (buruh) dirumahkan atau diberhentikan. Hal ini dibuktikan dengan naiknya jumlah pengangguran usia produktif di Tabanan dari 1,28 persen di akhir tahun 2019 menjadi 4,23 persen diakhir tahun 2020.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Tabanan I Putu Santika mengakui, pandemi yang masih terus berlangsung menyebabkan pengangguran di Kabupaten Tabanan meningkat. 

Berdasar data Biro Statistik akhir tahun 2020, jumlah pengangguran sebanyak 4,23 persen dari jumlah usia produktif di Tabanan yang mencapai sekitar 275.722  jiwa.

Angka ini meningkat dari akhir tahun 2019 yang hanya tercatat sekitar 1,28 persen. “Pandemi yang berkelanjutan menyebabkan angka pengangguran di Tabanan meningkat drastis,” ungkap Putu Santika, kemarin.

Dijelaskan dengan perkirakan  jumlah pengangguran sebanyak 4,23 persen dari jumlah penduduk produktif sekitar 275.722 jiwa, total pengangguran secara riil sebanyak 11.663 orang. 

7.438 orang di antaranya pria dan sisanya 4.225 orang wanita. Sementara diakhir tahun 2019 dengan angka pengangguran sekitar 1,28 persen, jumlah riilnya sekitar 4.624 orang.

“Kenaikan pengangguran cukup siginfikan karena banyak yang dirumahkan bahkan diberhentikan,” jelasnya.

Diakui mantan kepala Dinas Pendidikan Tabanan ini,  sektor yang paling banyak menyumbang angka pengangguran yakni di sektor pariwisata  baik lokal yakni perhotelan/villa

maupun restoran serta para pekerja migran Indonesia (PMI) yang sebelumnya bekerja di kapal pesiar atau akomodasi pariwisata di luar negeri.

“Dengan adanya pandemi Covid-19 membuat sektor pariwisata menjadi lumpuh yang menjadi penyumbang terbesar tenaga kerja yang dirumahkan atau diberhentikan,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/