MANGUPURA-Perluasan lahan parkir pesawat (apron) Bandara Internasional Ngurah Rai menelan dana sangat fantastis.
Co General Manager Bandar udara I Gusti Ngurah Rai, sigit Herdiyanto, Selasa (18/9) menyebutkan, total biaya perluasan apron bandara, itu menelan biaya hingga Rp 2,2 triliun.
“Anggaran seluruhnya resmi dari PT Angakasa Pura.
Tidak ada bantuan dari pihak IMF atau pemerintahan.
Kami mendanai sendiri meskipun ini program IMF, tetapi ini pekerjaan untuk keperluan NKRI,” ujarnya.
Perluasan lahan ini, lanjutnya melingkupi apron barat, apron timur, dan VVIP.
Pihak Angkasa Pura menargetkan, proyek ini rampung akhir September ini.
“Target rampung itu sudah termasuk uji coba lahan baru dan perawatan lokasi, agar bisa digunakan untuk aktifitas IMF-World Bank Annual Meeting,”tegasnya.
Sedangkan sesuai perkembangan untuk proyek apron bandara, Sigit merinci jika saat ini pengembangan fasilitas Bandara di Apron Barat seluas 8 ha sudah sampai 99 persen.
Apron Timur sudah mencapai 97 persen, dan di gedung VVIP mencapai 96 persen pengerjaan.
Selain itu, selama IMF – World Bank Annual Meeting berlangsung, dengan perluasan apron bandara akan mampu menampung lagi 10 pesawat, atau total 31 pesawat dari sebelumnya hanya mampu menampung 21 pesawat.
“Tahun ini kami juga akan menambah fasilitas seperti 6 smartline, 45 cctv.
Penambahan CCTV di tahun ini sebanyak 45 di highspot, jadinya total 135. Kurang lebih Rp 3 miliar dana dari investasi Angkasa Pura,” terang Sigit.
Sementara, Kepala Humas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim,mengatakan, dari keseluruhan luas perluasan lahan 3,57 ha sudah rampung dengan sistem kerja 24 jam.
Arie juga menjelaskan, untuk gedung VVIP, rencananya pembangunan gedung khusus, itu akan diperuntukkan bagi kepala negara dan presiden, dengan nuansa Bali.
“VVIP mengadopsi style Bali, dari luar sampai dalam bernuansa Bali dengan arsitektur pewayangan.
VVIP Khusus untuk kepala negara dan presiden, dilengkapi juga ruang presscon,” pungkasnya.