GIANYAR – Untuk meningkatkan produktivitas perajin perak warga Desa Celuk di Kecamatan Sukawati, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar menggelar workshop desain Produk Kerajinan Perak Celuk.
Workshop yang dihadiri oleh Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ditjen PEN Kementerian Perdagangan diikuti oleh 30 perajin perak yang ada di Gianyar.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ari Satria menyatakan, perajin bisa membuat produksi sesuai permintaan pasar ekspor, dengan mengembangkan design perak tersebut.
Menurutnya, dengan produksi sesuai permintaan pasar ekspor maka peningkatan produktivitas dapat diraih.
Kata Ari, seiring perkembangan selera dunia, design perak juga harus berkembang dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Di samping itu kerajinan perak sebagai aksesoris dan perhiasan memiliki pangsa pasar yang luas karena di era sekarang ini perhiasan tak hanya digunakan kaum perempuan namun juga laki-laki.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Gianyar, I Wayan Suamba mengaku sudah 6 kali mengadakan workshop semacam ini.
“Ini sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap perajin perak yang ada di Gianyar,” jelasnya.
Harapannya dengan diadakan workshop semacam ini, dapat meningkatkan produktivitas penjualan, ekspor.
Apalagi Kabupaten Gianyar sedang dinilai sebagai World Craft City (WCC) dan kerajinan perak merupakan salah satu indikator penilaian.
Dengan WCC juga diharapkan mampu meningkatkan ekspor dari kerajinan perak Celuk.
Dari 30 perajin perak yang mengikuti workshop akan ada 16 perajin yang terpilih untuk mengikuti pameran Trade Ekspor Indonesia (TEI) di Serpong, Jakarta, yang akan berlangsung 24-28 Oktober mendatang.
“Pameran TEI merupakan pameran khusus untuk buyer, kebetulan tahun ini merupakan tahun paling banyak peserta yang ikut pameran TEI,” ujar Suamba.
Mengingat pameran ini dikhususkan untuk buyer, Disperindag berharap terjadi peningkatan produktivitas dan penjualan.
“Secara garis besar ada 6 kendala yang dihadapi oleh perajin seperti desain, bahan baku, promosi, teknologi, sumber daya manusia, dan permodalan,” jelasnya.
Dibalik kendala perajin perak itu, kerajinan perak juga sedang dinilai sebagai warisan budaya oleh dinas pariwisata.
Mengingat banyaknya stake holder yang menangani perak Celuk, Suamba berharap jika nanti ada evaluasi dari pemerintah
agar perajin menyampaikan kondisi yang riil sehingga nanti ada evaluasi lagi dan ada pembenahan.