GIANYAR – Ratusan nasabah koperasi Dana Asih di Banjar Negari, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati turun ke jalan kemarin.
Mereka membentangkan dua spanduk. Nasabah yang terdiri pedagang, tukang ukir dan buruh berunjuk rasa, menuntut dana mereka dikembalikan.
Koordinator unjuk rasa sekaligus nasabah, Nyoman Diarta, mengaku mulai menabung pada Januari 2019.
“Saya nabung Rp 330 juta dari uang hasil jual tanah. Padahal sudah dengar kalau koperasinya mulai kolaps,” sesal Diarta
Diarta masih percaya dengan koperasi itu karena si pemilik orang yang dipercaya di Banjar Negari, Desa Singapadu Tengah, Sukawati.
“Dia itu casing-nya (penampilannya, red) bagus sekali. Dari adat sangat dipercaya, di Banjar dia jadi bendahara dan pengawas LPD. Kami percaya dengan keberadaan beliau,” jelasnya.
Disamping itu, iming-iming koperasi juga menggiurkan. “Koperasi ngasih bunga 1,2 persen. Dua kali lipat lebih besar dari bank. Bank cuma 0,6 persen,” jelasnya.
Sebelum pemilik koperasi kabur, Diarta sempat bertemu dengan pemilik. “Rapat bulan Maret lalu, uang nasabah total Rp 21,8 miliar.
Koperasi kolaps katanya untuk obati istrinya yang sakit. Katanya kena tipu, dan rugi di bunga keluarkan bunga 2 persen. Banyak alasan dia,” jelasnya.
Padahal, secara hitung-hitungan nasabah, pemilik koperasi sebetulnya sudah ada keuntungan. “Tapi pemilik malah kabur.
Satu keluarga kabur. Rumahnya sekarang sepi,” ujar Diarta sambil menunjuk rumah pemilik koperasi yang berdampingan dengan kantor koperasi.
Diarta meminta masalah ini cepat selesai. “Karena masalah uang sampai ke rumah tangga. Ada istri tidak bicara sama suaminya gara-gara ini. Tengkar di keluarga,” jelasnya.
Diakui, nasabah koperasi ini kebanyakan pedagang di pasar. Ada pedagang sayur, pedagang canang dan lainnya.
“Terbanyak uang nasabah Rp 2 miliar, orang Batuan. Banyak yang sakit gara-gara uangnya ini nggak bisa kembali,” tukasnya.