TABANAN – Di tengah pandemic Covid-19, Pemkab Tabanan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 10 miliar untuk pengembangan sejumlah komoditi hortikultura.
Anggaran yang didapat dari pusat itu diberikan dalam bentuk bibit, sarana pasca panen dan sarana pengolahan yang kini sudah masuk tahap persiapan proses lelang.
Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, I Wayan Suandra menuturkan, tahun ini Tabanan kembali mendapat bantuan program pengembangan komoditi hortikultura yang disalurkan melalui Dinas Pertanian.
“Dari bantuan ini, komoditas yang disasar adalah pengembangan bawang putih, bawang merah, cabai, manggis, florikultura, tanaman obat dan sayuran,” ucap Wayan Suandra.
Suandra mengungkapkan, tahun ini untuk pengembangan tanaman yang disasar untuk dikembangkan antara lain, bawang merah dialokasikan 25 hektar,
kemudian kawasan sayuran dan lainnya dialokasikan 20 hektar, kawasan aneka cabai 61 hektar yang terdiri dari cabai besar 28 hektar dan cabai rawit 33 hektar, bawang putih 120 hektar, dan manggis 160 hektar.
Sementara untuk pengembangan tanaman obat, yakni jahe dialokasikan 25 hektar, sedangkan untuk kawasan florikultur berupa pengembangan bunga mawar mencapai 4.000 meter persegi.
“Semua total anggaran itu termasuk manggis dan lainnya mencapai Rp10 miliar sesuai yang dianggarkan pusat,” tambahnya.
Jumlah anggaran tahun ini diakui menurun jika dibandingkan anggran tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2019 lalu, Tabanan digelontor bantuan bibit dan sarana prasarana pertanian yang mencapai Rp 11 miliar.
“Turun Rp 1 miliar,” sambung Suandra. Nantinya bantuan berupa bibit ini, akan ditanam dan dikembangkan menyebar di sejumlah sentra produksi yang kondisi alamnya memang cocok dengan tanaman tersebut.
Sebagai contoh, pengembangan bawang merah yang rencananya akan dilakukan di kecamatan Kediri, sayuran di Baturiti, dan beberapa wilayah lainnya yang memang sesuai dengan kontur wilayah di Tabanan.
“Porsi paling banyak itu untuk manggis, karena sejauh ini manggis merupakan komoditi unggulan yang diekspor. Bahkan, Tabanan menjadi wilayah nomor satu di Bali paling banyak produksi manggisnya,” tandasnya.