29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:46 AM WIB

BI Optimistis Perekonomian Bali Tumbuh Hingga 6,3 Persen

DENPASAR – Bank Indonesia (BI) memprediksi, hajatan tahunan IMF-World Bank Annual Meeting di Nusa Dua, Oktober 2018 mendatang, memberikan dampak positif bagi perekonomian di Bali.

 

Bahkan, BI optimistis dampak dari pertemuan ini akan memberikan efek ekonomi  yang sangat signifikan.

 

Keyakinan BI terhadap dampak ekonomi perhelatan IMF-WB itu seperti disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman, Jumat (21/9).

 

Menurutnya, dengan asumsi jumlah kunjungan yang diprediksi mencapai lebih dari 19 ribu orang dari 189 negara, maka ia meyakini pertumbuhan ekonomi Bali tumbuh antara

5,9 – 6,3 persen.

Selain itu, kata Causa Iman dengan besarnya jumlah kunjungan ke Bali, dari sisi konsumsi maka  jumlah penjualan di Bali, dan investasi dengan penanaman modal di bidang infrastuktur juga akan mampu menjadi pemicu pertumbuhan positif ekonomi di Bali.

“Konsumsi dari makanan selama di Bali, dan investasi dari beberapa bangunan infrastruktur seperti Bandara, pelabuhan, dan beberapa faktor itulah yang bisa mendorong perekonomian Bali sampai akhir 2018 mencapai 6,3 persen,” jelas Causa didampingi Ketua Ombudsman RI perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab.

 

Sementara itu, berdasarkan data BI perluasan wilayan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai seluas 8 hektarare menghabiskan dana sebesar Rp 2,7 Triliun, dan total kedatangan mencapai 19,8 ribu dimana 15 ribu diantaranya merupakan delegasi dan 40 persen delegasi diperkirakan membawa paling tidak 1 anggota keluarga dengan transaksi akomodasi diperkirakan Rp 666 miliar dengan jangka waktu 5 hari acara dan 3 hari extend.

 

Transaksi pesawat diperkirakan mencapai Rp 36 miliar terhitung kepulangan, transaksi kendaraan diperkirakan Rp 38 miliar.

Sedangkan paket makan, souvenir, dan hiburan diperkirakan mencapai Rp 146 miliar.

 

Secara umum dampak ekonomi di Bali dalam hajatan IMF-WB 2018, ini diukur dari dua segmen yakni pemerintahan dan lapangan usaha.

 

Pada sisi pemerintahan berimbas pada ekspor luar negeri, investasi, konsumsi rumah tangga, dan konsumsi pemerintah.

 

Sedangkan pada lapangan usaha berimbas pada transportasi, perdagangan, infokom, kontruksi, dan pengelolaan usaha.

 

DENPASAR – Bank Indonesia (BI) memprediksi, hajatan tahunan IMF-World Bank Annual Meeting di Nusa Dua, Oktober 2018 mendatang, memberikan dampak positif bagi perekonomian di Bali.

 

Bahkan, BI optimistis dampak dari pertemuan ini akan memberikan efek ekonomi  yang sangat signifikan.

 

Keyakinan BI terhadap dampak ekonomi perhelatan IMF-WB itu seperti disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman, Jumat (21/9).

 

Menurutnya, dengan asumsi jumlah kunjungan yang diprediksi mencapai lebih dari 19 ribu orang dari 189 negara, maka ia meyakini pertumbuhan ekonomi Bali tumbuh antara

5,9 – 6,3 persen.

Selain itu, kata Causa Iman dengan besarnya jumlah kunjungan ke Bali, dari sisi konsumsi maka  jumlah penjualan di Bali, dan investasi dengan penanaman modal di bidang infrastuktur juga akan mampu menjadi pemicu pertumbuhan positif ekonomi di Bali.

“Konsumsi dari makanan selama di Bali, dan investasi dari beberapa bangunan infrastruktur seperti Bandara, pelabuhan, dan beberapa faktor itulah yang bisa mendorong perekonomian Bali sampai akhir 2018 mencapai 6,3 persen,” jelas Causa didampingi Ketua Ombudsman RI perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab.

 

Sementara itu, berdasarkan data BI perluasan wilayan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai seluas 8 hektarare menghabiskan dana sebesar Rp 2,7 Triliun, dan total kedatangan mencapai 19,8 ribu dimana 15 ribu diantaranya merupakan delegasi dan 40 persen delegasi diperkirakan membawa paling tidak 1 anggota keluarga dengan transaksi akomodasi diperkirakan Rp 666 miliar dengan jangka waktu 5 hari acara dan 3 hari extend.

 

Transaksi pesawat diperkirakan mencapai Rp 36 miliar terhitung kepulangan, transaksi kendaraan diperkirakan Rp 38 miliar.

Sedangkan paket makan, souvenir, dan hiburan diperkirakan mencapai Rp 146 miliar.

 

Secara umum dampak ekonomi di Bali dalam hajatan IMF-WB 2018, ini diukur dari dua segmen yakni pemerintahan dan lapangan usaha.

 

Pada sisi pemerintahan berimbas pada ekspor luar negeri, investasi, konsumsi rumah tangga, dan konsumsi pemerintah.

 

Sedangkan pada lapangan usaha berimbas pada transportasi, perdagangan, infokom, kontruksi, dan pengelolaan usaha.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/