DENPASAR – Pemerintah Bali terus menggenjot kunjungan wisatawan asing (wisman) setelah mengalami kelesuan sebagai akibat dari dampak erupsi Gunung Agung.
Dan, upaya tersebut mulai menemukan titik terang. Pergerakan wisman ke Bali mulai menuju angka normal.
Indikator pertama, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) via udara melalui Bandara Ngurah Rai.
Kedua, kapal pesiar terlihat mulai intensif lepas jangkar. Baik di Pelabuhan Celukang Bawang maupun Benoa.
“Untuk bulan Januari 2018 saja ada delapan cruises yang sandar di Pelabuhan Benoa,” ujar Humas Pelindo III Pelabuhan Benoa Siti Juairiah.
Namun, kapal cruise yang bersandar tergolong kecil. Pelabuhan Benoa belum mampu menampung cruise dengan ukuran besar lantaran terkendala alur.
Kedalaman alur Pelabuhan Benoa hanya 8 meter. Untuk bisa disinggahi kapal pesiar dengan panjang lebih dari 300 meter, dibutuhkan alur sedalam hingga 14 meter low water spring (LSW).
Dengan pendalaman alur, kapal dengan kapasitas 5.000 penumpang bisa bersandar di Pelabuhan Benoa.
“Saat ini ukurannya masih standar, kisaran 2.300 penumpang dengan panjang kurang dari 300 meter,” kata Siti Juairiah lagi.
Tahun ini, Pelindo III Pelabuhan Benoa menargetkan kedatangan cruise sebanyak 72 unit. Naik dua unit dibanding target 2017 lalu.
Target 2017 gagal tercapai lantaran ada tiga cruise yang membatalkan kunjungan karena khawatir dengan dampak erupsi Gunung Agung.
“Hanya 67 cruise yang ke Benoa,” bebernya. Tahun ini, Pelindo III optimistis bisa memenuhi target yang ditetapkan pemerintah.
Optimisme muncul karena proyek pengembangan pelabuhan jangka pendek jelang pelaksanaan IMF-World Bank yang digelar Oktober mendatang terus digenjot.