SINGARAJA – Sempat terjadi tarik ulur pembiayaan proyek Pasar Banyuasri, pemerintah akhirnya memastikan proyek akan berjalan terus sesuai rencana.
Pemerintah memastikan pembayaran proyek akan tuntas pada tahun 2020 ini. Sehingga pemerintah tak perlu melakukan adendum kontrak maupun melakukan pinjaman ke bank milik daerah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adiptha Ekaputra mengatakan, dalam rapat bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), dipastikan proyek akan selesai pada tahun ini.
Pemerintah juga berkomitmen menuntaskan pembayaran pada kontraktor pelaksana, pada tahun 2020 ini.
Menurut Adiptha, untuk menuntaskan proyek itu, pemerintah membutuhkan anggaran sebesar Rp 66 miliar.
Tadinya pemerintah hanya mampu mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 miliar saja. Sehinga masih ada kekurangan anggaran sebesar Rp 46 miliar.
“Informasi terbaru dari Pak Sekda (Sekkab Buleleng Gede Suyasa, Red) ada tambahan dana sebesar Rp 55 miliar dari provinsi tahun ini. Jadi dana itu yang akan didorong ke Pasar Banyuasri,” kata Adiptha.
Karena alokasi anggaran sudah terpenuhi, Adiptha pun mengaku lebih plong. Kini pihaknya sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), hanya tinggal menanti pengesahan APBD Perubahan.
Setelah mendapat pengesahan, Dinas PUTR akan mengajukan permohonan pencairan dana pembayaran pekerjaan.
“Memang tadinya anggaran hanya cukup untuk membayar proyek sampai bulan Juli saja. Kami sudah sampaikan pada penyedia jasa, dan mereka memahami mekanisme penganggaran di pemerintahan.
Begitu APBD Perubahan sudah sah, kami akan langsung amprah pembayaran sesuai dengan progress penyelesaian proyek,” imbuhnya.
Hingga kini pekerjaan proyek Pasar Banyuasri disebut sudah mencapai angka 70 persen. Kontraktor pelaksana hanya tinggal menyelesaikan pemasangan lift, eskalator, dan melakukan finishing.
Dari hitung-hitungan di atas kertas, proyek semestinya bisa tuntas lebih awal. Yakni pada awal Desember.
Kalau toh nantinya proyek terkendala cuaca, kontraktor pelaksana disebut sudah siap mengakali dengan menerapkan sistem double shift. Proses finishing diyakini tak akan terganggu, sebab pemasangan atap sudah tuntas.
“Kalau sudah tuntas lebih awal, kami bisa melakukan tes dan pengujian ulang yang lebih lengkap dan menyeluruh.
Sejauh ini kami sudah lakukan tes genangan dan tes beton, hasilnya sudah memuaskan. Mudah-mudahan Januari 2021 sudah ada dewasa melaspas, sehingga pedagang bisa segera masuk,” kata Adiptha.
Sekadar diketahui, proyek Pasar Banyuasri merupakan salah satu proyek mercusuar yang digarap sejak tahun lalu. Untuk pembangunan pasar itu, pemerintah merogoh dana sebanyak Rp 159,5 miliar.
Setelah proyek tuntas, kontraktor pelaksana wajib melakukan pemeliharaan bangunan selama dua tahun. Sementara pemeliharaan konstruksi, akan berlangsung selama 10 tahun.