Badung, Radar Bali – Dukung kinerja ekspor industri perikanan dan hasil laut di Bali, Bea Cukai Ngurah Rai lakukan serangkaian langkah strategis. Sejumlah langkah strategis tersebut diawali dengan menggelar pertemuan fasilitasi dengan sejumlah eksportir perikanan dan hasil laut lainnya di wilayah Bali pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2021.
Dalam pertemuan yang diikuti lebih dari 100 peserta secara daring tersebut, disampaikan materi mekanisme ekspor untuk komoditas perikanan dan hasil laut lainnya, serta komitmen Bea Cukai Ngurah Rai untuk memberikan asistensi melalui layanan KLINIK (Kemudahan Layanan Informasi dan Izin Kebeacukaian) dan program One on One Meeting.
“Kami sampaikan, bahwa pertemuan ini diharapkan mampu menyegarkan kembali pengetahuan tentang mekanisme ekspor komoditas laut. Kami senantiasa akan hadir untuk memberikan fasilitasi dengan layanan KLINIK dan program customs visit customers dalam One on One Meeting,” ungkap Kepala Kantor Bea Cukai Ngurah Rai, Himawan Indarjono dalam sambutannya.
Melanjutkan langkah strategisnya, pada hari Selasa tanggal 23 Februari 2021, Bea Cukai Ngurah Rai secara virtual mengunjungi salah satu eksportir ikan hidup di Bali yang saat ini masih rutin melakukan kegiatan ekspor di tengah kondisi pandemi. Dalam kunjungan virtual tersebut, dilakukan identifikasi kesulitan yang dialami, serta diberikan solusi yang tepat.
“One on One Meeting ini merupakan layanan unggulan, di mana kami hadir dengan kekuatan terbaik, mengunjungi perusahaan-perusahaan, yang pada saat ini giliran Saudara, sebagai bentuk upaya kami mendorong kinerja ekspor. Manfaatkan momen ini untuk Saudara sampaikan kepada kami kesulitan yang dialami selama melakukan kegiatan ekspor di masa pandemi ini, untuk kami dapat rumuskan solusi sesuai ketentuan yang berlaku.” ujar Himawan membuka pertemuan.
One on One Meeting ini adalah program fasilitasi Bea Cukai Ngurah Rai yang dilakukan secara virtual sejak bulan Juli 2020 sebagai respon nyata dan langkah tanggap dalam menghadapi kondisi pandemi yang mengubah proses bisnis perdagangan internasional, diantaranya penerbangan kargo internasional reguler dari dan ke Bali yang diberhentikan. Sejak program ini diluncurkan, berhasil menyelesaikan sejumlah permasalahan yang dihadapi perusahaan selama pandemi ini, serta merealisasikan devisa ekspor lebih dari 900.000 USD.