AMLAPURA—Kondisi Gunung Agung yang masih belum stabil membuat prekonomian Karangasem masih belum menggeliat.
Hal ini semestinya jadi perhatian Perbankan Bali. Salah satunya memberikan perlakukan khusus kepada masyarakat dan juga pengusaha kecil di Karangasem.
“Semisal ada keringanan bagi kreditur untuk mengembalikan kreditnya,” ujar Ketua Aprindo I Gusti Nyoman Gariada..
Saat ini pengusaha di Karangasem masih harus menunggu. Mereka belum berani melakukan gebrakan sekalipun ide ide itu ada.
Pengembangan usaha juga belum berani terlalu vulgar. Ini karena situasi yang memang belum menentu ditengah Gunung Agung masih di leval III.
Bahkan belakangan ini aktifitas Gunung Agung sempat mengalami kenaikan. Beberapa kali terjadi erupsi berturut turut.
Tercatat terjadi lima kali erupsi. Di antaranya yang cukup mengejutkan adalah adanya lontaran lava pijar sampai sejauh 1 km.
Bagi pengusaha, hal seperti ini jelas sesuatu yang cukup serius. Karena itu pengusaha kecil hanya bisa menunggu karena mereka belum berani melakukan investasi baru.
“Kalau untuk ekspansi jelas belum berani, kami masih perlu harus hati hati,” ujarnya. ini juga karena Karangasem sendiri juga masih dinilai rawan bencana.
Yang jelas dampak ekonomi yang ditimbulkan bisa di seluruh Karangasem. sementara pengusaha kecil juga sebagian besar menggunakan modal panas atau pinjaman Bank.
Jika ada sentuhan dan perlakukan khusus dari Perbankan di Karangasem ini akan sangat membantu. Para pengusaha tentunya akan lebih berani melakukan sedikit ekspansi.
Sebagai catatan, besaran suku bunga umum berkisar antara 10 – 12 Persen. Sementara untuk KUR memang ada 7 persen, namun untuk mengakses KUR sangat sulit.
Selaian itu besar pinjaman KUR juga terbatas dan banyak persyaratan. Hal ini diakui Gede Suartawan asal Duda, Selat Karangasem.
Dirinya mengaku sempat mengajukan KUR ke BPD Bali Cabang Karangasem untuk mengembangkan ternak babinya.
Namun, saat mengajukan kredit Rp 25 juta ternyata tidak mudah. Bagian kredit Bank BPD Bali mengatakan kalau KUR untuk peternakan babi tidak boleh.
Ini karena peternakan tidak bisa menghasilkan setiap hari tetapi bulanan. “Ya tidak lolos dengan alasan seperti itu,” akunya.
Dirinya sempat mangkel dan bertanya-tanya. Kalau untuk peternakan tidak bisa lalu KUR itu untuk apa saja. Program ini merupakan program pemerintah bukan uang bank.
Namun untuk mengaksesnya sangat sulit bagi sebagai masyarakat kecil. “Kalau ritel saja yang dibiayai KUR lalu peternak tidak ada yang memperhatikan dong,” ujarnya.
Dirinya berharap ke depan KUR bisa diakses untuk peternakan dan usaha kecil lainnya. Itupun kalau memang pemerintah benar benar ingin mendongkrak ekonomi kerakyatan.