33.4 C
Jakarta
20 November 2024, 12:06 PM WIB

Debit Mata Air Besar, Pabrik Air Kemasan Tak Ganggu Pasokan Air Petani

GIANYAR – Pabrik air kemasan Be Gianyar Mineral Water menyedot mata air di Desa Bukian, Kecamatan Payangan.

Meski begitu, pasokan air untuk areal persawahan di kawasan tersebut tidak akan terganggu.

“Ini sudah berdasarkan kajian kurang lebih 1 tahun. Hasilnya, tidak ditemukan atau berpengaruh terhadap ketersediaan air pertanian (sawah),” ujar Perbekel Desa Bukian, I Made Junarta.

Sesuai hasil kajian, debit air mencapai 650 ml/detik. Sedangkan, perusahaan air kemasan di bawah Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar itu hanya mengambil air sebanyak 5 liter/detik.

“Sehingga hasil kajian tidak masalah naik masalah untuk air minum,” jelasnya.

Disamping itu, sebelum mata air ini dinaikkan oleh Perumda Sanjiwani Gianyar, mata air ini sudah pernah dinaikkan oleh pihak Desa Bukian.

“Sudah dua tahun dikelola Badan Usaha Desa (BUMDes) Desa Bukian untuk air minum. Atas pertimbangan Pemda Gianyar karena sumber air bagus,

sehingga mata air ini dikelola Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani, untuk air minum kemasan, Be Gianyar Mineral Water,” ungkapnya.

Dengan adanya pabrik air kemasan ini, pihak desa berharap supaya tenaga kerja diserap dari Desa Bukian.

Pihaknya juga berharap, kehadiran pabrik mampu memperlancar roda perekonomian di desanya. 

Sementara itu, Direktur Utama Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar, I Made Sastra Kencana mengatakan perusahaan air minum kemasan sudah sangat siap untuk berproduksi.

Hampir semua perijinan sudah dikantongi namun masih menunggu izin dari BPOM. “Terakhir kami menunggu ijin dari BPOM,” jelasnya.

Ada 7 kemasan berupa galon, botol dan gelas. Mengenai pemasaran, pihaknya menyasar sektor pariwisata. Apabila Pandemi berakhir, maka sasarannya hotel, vila dan perkantoran.

Yang sudah pasti menyasar kantor pemerintahan di Gianyar. Mulai dari kantor desa hingga kantor bupati.

GIANYAR – Pabrik air kemasan Be Gianyar Mineral Water menyedot mata air di Desa Bukian, Kecamatan Payangan.

Meski begitu, pasokan air untuk areal persawahan di kawasan tersebut tidak akan terganggu.

“Ini sudah berdasarkan kajian kurang lebih 1 tahun. Hasilnya, tidak ditemukan atau berpengaruh terhadap ketersediaan air pertanian (sawah),” ujar Perbekel Desa Bukian, I Made Junarta.

Sesuai hasil kajian, debit air mencapai 650 ml/detik. Sedangkan, perusahaan air kemasan di bawah Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar itu hanya mengambil air sebanyak 5 liter/detik.

“Sehingga hasil kajian tidak masalah naik masalah untuk air minum,” jelasnya.

Disamping itu, sebelum mata air ini dinaikkan oleh Perumda Sanjiwani Gianyar, mata air ini sudah pernah dinaikkan oleh pihak Desa Bukian.

“Sudah dua tahun dikelola Badan Usaha Desa (BUMDes) Desa Bukian untuk air minum. Atas pertimbangan Pemda Gianyar karena sumber air bagus,

sehingga mata air ini dikelola Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani, untuk air minum kemasan, Be Gianyar Mineral Water,” ungkapnya.

Dengan adanya pabrik air kemasan ini, pihak desa berharap supaya tenaga kerja diserap dari Desa Bukian.

Pihaknya juga berharap, kehadiran pabrik mampu memperlancar roda perekonomian di desanya. 

Sementara itu, Direktur Utama Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar, I Made Sastra Kencana mengatakan perusahaan air minum kemasan sudah sangat siap untuk berproduksi.

Hampir semua perijinan sudah dikantongi namun masih menunggu izin dari BPOM. “Terakhir kami menunggu ijin dari BPOM,” jelasnya.

Ada 7 kemasan berupa galon, botol dan gelas. Mengenai pemasaran, pihaknya menyasar sektor pariwisata. Apabila Pandemi berakhir, maka sasarannya hotel, vila dan perkantoran.

Yang sudah pasti menyasar kantor pemerintahan di Gianyar. Mulai dari kantor desa hingga kantor bupati.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/