26.1 C
Jakarta
11 Desember 2024, 8:08 AM WIB

Terkena Dampak Skimming, Ribuan Nasabah BRI Antre Aktivasi Kartu ATM

DENPASAR – Ngenes. Sejumlah nasabah BRI di Kawasan Denpasar tidak bisa melakukan transaksi apapun melalui kartu debit Anjungan Tunai Mandiri (ATM) setelah merebaknya kasus skimming.

Pasalnya, sejak tanggal 24 Maret, sejumlah nasabah BRI mendapatkan SMS bahwa kartu ATM terblokir dan harus melakukan aktivasi di Kantor BRI.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali kemarin (27/3) di Kantor BRI jalan Gajah Mada, ribuan nasabah melakukan aktivasi kartu yang terkena blokir.

Bahkan, hingga sekitar Pukul 12.00 nomor antrean nasabah mencapai 1.200 lebih dengan masing-masing membawa persyaratan buku tabungan dan KTP agar kartunya tersebut bisa aktif kembali.

Antrean pun tak dapat dihindarkan sehingga sejumlah nasabah menunggu di luar ruang tunggu. Salah seorang nasabah, Eko Wahyudi mengaku datang sejak pukul 09.00.

Pria yang bekerja sebagai buruh proyek ini terpaksa mengorbankan waktu kerjanya untuk mengurusi kartu ATM yang tidak bisa digunakan pada Minggu 25 Maret lalu.

Dia menyesalkan, dalam kondisi tersebut mempertanyakan sistem keamanan BRI karena kerap menjadi sasaran kejahatan.

“Saya datang jam sembilan, nomor antrean sudah mencapai 600 lebih. Sampai saya terpaksa mengorbankan kerjaan saya,” ujarnya.

Bahkan, pria yang tinggal di Kawasan Mahendradata ini memilih pulang setelah mengambil nomor antrean. Namun selang 1,5 jam kemudian, pihak bank hanya mampu menyelesaikan registrasi ulang sebanyak 50 nasabah saja.

Ia pun ditawari oleh petugas security untuk melakukan registrasi di lantai dua dengan menitipkan hasil registrasi untuk diambil kembali keesokan harinya.

“Tapi sama saja antre besok, karena pasti kan ada perekaman PIN. Pasti menyita waktu lagi, dan tidak bisa kerja lagi. Jadi saya tunggu saja sampai selesai,” ucapnya ketus.

Akibat kondisi ini, ia pun tidak melakukan transaksi kepada rekan bisnisnya. Tak hanya itu, pria asal Banyuwangi ini pun tidak bisa mengirim uang kepada keluarganya di Kampung.

“Sebagian besar nasabah yang terkena blokir, sering melakukan transaksi pada ATM BRI yang berlokasi di Luar kantor BRI,” jelasnya.

Senada dengan Eko, salah seorang nasabah yakni Sugiono, pria asal Ambulu Jember ini mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi ini.

Dia mengatakan, sejumlah kantor cabang BRI dan kantor BRI di Kawasan Renon disesaki para nasabah yang akan melakukan aktivasi kartu.

 “Merepotkan ngurusi ATM kayak gini, antrean nya ribuan. Ini akan ganggu pekerjaan sampai dua hari, karena saya datangnya siang antrean sudah seribu lebih,” akunya pasrah.

Sementara itu, salah seorang security BRI yakni Deny Ariawan mengatakan aktivasi kartu ATM ini untuk mendata ulang data nasabah. Untuk registrasi tersebut, nasabah tidak dikenakan biaya.

DENPASAR – Ngenes. Sejumlah nasabah BRI di Kawasan Denpasar tidak bisa melakukan transaksi apapun melalui kartu debit Anjungan Tunai Mandiri (ATM) setelah merebaknya kasus skimming.

Pasalnya, sejak tanggal 24 Maret, sejumlah nasabah BRI mendapatkan SMS bahwa kartu ATM terblokir dan harus melakukan aktivasi di Kantor BRI.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali kemarin (27/3) di Kantor BRI jalan Gajah Mada, ribuan nasabah melakukan aktivasi kartu yang terkena blokir.

Bahkan, hingga sekitar Pukul 12.00 nomor antrean nasabah mencapai 1.200 lebih dengan masing-masing membawa persyaratan buku tabungan dan KTP agar kartunya tersebut bisa aktif kembali.

Antrean pun tak dapat dihindarkan sehingga sejumlah nasabah menunggu di luar ruang tunggu. Salah seorang nasabah, Eko Wahyudi mengaku datang sejak pukul 09.00.

Pria yang bekerja sebagai buruh proyek ini terpaksa mengorbankan waktu kerjanya untuk mengurusi kartu ATM yang tidak bisa digunakan pada Minggu 25 Maret lalu.

Dia menyesalkan, dalam kondisi tersebut mempertanyakan sistem keamanan BRI karena kerap menjadi sasaran kejahatan.

“Saya datang jam sembilan, nomor antrean sudah mencapai 600 lebih. Sampai saya terpaksa mengorbankan kerjaan saya,” ujarnya.

Bahkan, pria yang tinggal di Kawasan Mahendradata ini memilih pulang setelah mengambil nomor antrean. Namun selang 1,5 jam kemudian, pihak bank hanya mampu menyelesaikan registrasi ulang sebanyak 50 nasabah saja.

Ia pun ditawari oleh petugas security untuk melakukan registrasi di lantai dua dengan menitipkan hasil registrasi untuk diambil kembali keesokan harinya.

“Tapi sama saja antre besok, karena pasti kan ada perekaman PIN. Pasti menyita waktu lagi, dan tidak bisa kerja lagi. Jadi saya tunggu saja sampai selesai,” ucapnya ketus.

Akibat kondisi ini, ia pun tidak melakukan transaksi kepada rekan bisnisnya. Tak hanya itu, pria asal Banyuwangi ini pun tidak bisa mengirim uang kepada keluarganya di Kampung.

“Sebagian besar nasabah yang terkena blokir, sering melakukan transaksi pada ATM BRI yang berlokasi di Luar kantor BRI,” jelasnya.

Senada dengan Eko, salah seorang nasabah yakni Sugiono, pria asal Ambulu Jember ini mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi ini.

Dia mengatakan, sejumlah kantor cabang BRI dan kantor BRI di Kawasan Renon disesaki para nasabah yang akan melakukan aktivasi kartu.

 “Merepotkan ngurusi ATM kayak gini, antrean nya ribuan. Ini akan ganggu pekerjaan sampai dua hari, karena saya datangnya siang antrean sudah seribu lebih,” akunya pasrah.

Sementara itu, salah seorang security BRI yakni Deny Ariawan mengatakan aktivasi kartu ATM ini untuk mendata ulang data nasabah. Untuk registrasi tersebut, nasabah tidak dikenakan biaya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/