27.8 C
Jakarta
12 Desember 2024, 1:28 AM WIB

Pandemi, Peternakan Sapi di Karangasem Kembali Menggeliat

AMLAPURA – Setelah sempat lesu akibat erupsi Gunung Agung tahun 2017 silam, kini peternakan sapi Bali kembali menggeliat di Karangasem.

Sejumlah masyarakat mulai dari skala kecil hingga besar memanfaatkan peluang ini. Salah seorang peternak sapi Bali di Karangasem, Mudiana mengakui dua tahun belakangan permintaan sapi Bali dari luar daerah cukup tinggi.

Dalam sebulan ada puluhan ekor bahka dikirim ke luar Bali. Meski diakui pandemi kembali menyurutkan pesanan, namun dengan adanya permintaan itu ia melihat geliat peternak di Karangasem cukup tinggi.

“Peternak sapi lumayan menggeliat di Karangasem. Pasar sapi di tingkat lokal untuk kebutuhan jual beli juga cukup tinggi. Untuk permintaan keluar daerah biasanya datang dari Jakarta, Kalimantan dan wilayah lainnya,” ujar Mudiana.

Hal ini dibenarkan Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karangasem drh. I Made Ari Susanta.

Dia menuturkan, Karangasem merupakan salah satu sentra peternakan sapi terbesar di Bali meski sistem peternakannya merupakan peternakan rakyat atau skala kecil.

“Peternakan sapi utamanya trah sapi Bali termasuk unggul di Kabupaten Karangasem,” tutur drh. I Made Ari Susanta.

Dengan jumlah populasi sapi tertinggi kedua di Bali sebanyak 126.437 ekor, diketahui trah sapi Bali ini tak kalah kualitasnya dengan sapi trah lain sehingga harga jual tinggi dan pasti menguntungkan.

“Pemeliharaan ternak sapi bali oleh masyarakat disamping sebagai komoditas jual beli juga sebagai investasi dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi,” ucap Ari Susanta.

Untuk menunjang itu lanjut dia, segala upaya teknis dan penerapan teknologi anjuran dilaksanakan untui mempercepat produksi dan perkembangan ternak, sehingga masyarakat peternak dapat menikmati hasil dalam waktu yang efisien.

“Tapi tetap kualitas dan populasi juga tetap diperhatikan melalui pengelolaan sapi Bali,” terangnya.

Mengacu Perda Provinsi Bali No. 10 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Sapi Bali, Pemkab Karangasem mendorong masyarakat terutama petani ternak untuk mengembangkan

ternak sapi bukan semata mata untuk investasi, tetapi menjadi komoditas bisnis yang hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang efisien dan dapat berkembang.

“Bisa melalui lembaga kelompok tani diharapkan bisa dengan mudah mengakses program dan kegiatan pemerintah,” jelasnya.

Jumlah kelompok tani ternak sapi di Karangasem sebanyak 415 kelompok. Dimana untuk mempermudah peternak mendapat pelayanan,

Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem sudah menyediakan unit layanan berupa UPTD Puskeswan, Pos Pelayanan Kesehatan Hewan, UPTD BPPP dan BPP yang tersebar di tiap kecamatan dan menjadi ujung tombak pelayanan pada masyarakat peternak. 

AMLAPURA – Setelah sempat lesu akibat erupsi Gunung Agung tahun 2017 silam, kini peternakan sapi Bali kembali menggeliat di Karangasem.

Sejumlah masyarakat mulai dari skala kecil hingga besar memanfaatkan peluang ini. Salah seorang peternak sapi Bali di Karangasem, Mudiana mengakui dua tahun belakangan permintaan sapi Bali dari luar daerah cukup tinggi.

Dalam sebulan ada puluhan ekor bahka dikirim ke luar Bali. Meski diakui pandemi kembali menyurutkan pesanan, namun dengan adanya permintaan itu ia melihat geliat peternak di Karangasem cukup tinggi.

“Peternak sapi lumayan menggeliat di Karangasem. Pasar sapi di tingkat lokal untuk kebutuhan jual beli juga cukup tinggi. Untuk permintaan keluar daerah biasanya datang dari Jakarta, Kalimantan dan wilayah lainnya,” ujar Mudiana.

Hal ini dibenarkan Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karangasem drh. I Made Ari Susanta.

Dia menuturkan, Karangasem merupakan salah satu sentra peternakan sapi terbesar di Bali meski sistem peternakannya merupakan peternakan rakyat atau skala kecil.

“Peternakan sapi utamanya trah sapi Bali termasuk unggul di Kabupaten Karangasem,” tutur drh. I Made Ari Susanta.

Dengan jumlah populasi sapi tertinggi kedua di Bali sebanyak 126.437 ekor, diketahui trah sapi Bali ini tak kalah kualitasnya dengan sapi trah lain sehingga harga jual tinggi dan pasti menguntungkan.

“Pemeliharaan ternak sapi bali oleh masyarakat disamping sebagai komoditas jual beli juga sebagai investasi dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi,” ucap Ari Susanta.

Untuk menunjang itu lanjut dia, segala upaya teknis dan penerapan teknologi anjuran dilaksanakan untui mempercepat produksi dan perkembangan ternak, sehingga masyarakat peternak dapat menikmati hasil dalam waktu yang efisien.

“Tapi tetap kualitas dan populasi juga tetap diperhatikan melalui pengelolaan sapi Bali,” terangnya.

Mengacu Perda Provinsi Bali No. 10 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Sapi Bali, Pemkab Karangasem mendorong masyarakat terutama petani ternak untuk mengembangkan

ternak sapi bukan semata mata untuk investasi, tetapi menjadi komoditas bisnis yang hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang efisien dan dapat berkembang.

“Bisa melalui lembaga kelompok tani diharapkan bisa dengan mudah mengakses program dan kegiatan pemerintah,” jelasnya.

Jumlah kelompok tani ternak sapi di Karangasem sebanyak 415 kelompok. Dimana untuk mempermudah peternak mendapat pelayanan,

Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem sudah menyediakan unit layanan berupa UPTD Puskeswan, Pos Pelayanan Kesehatan Hewan, UPTD BPPP dan BPP yang tersebar di tiap kecamatan dan menjadi ujung tombak pelayanan pada masyarakat peternak. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/