26.2 C
Jakarta
14 September 2024, 4:18 AM WIB

Stok Ayam Kurang, Harga Daging Masih Tinggi, Ini Janji Disnak Bali…

DENPASAR – Minimnya stok ayam hidup membuat harga daging ayam potong belum beranjak turun. Di sejumlah pasar tradisional, harga daging berada di kisaran Rp 40 ribu.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali di empat pasar tradisional di Denpasar, yakni Pula Kerti, Kreneng, Badung, dan Agung, rata-rata harga ayam broiler Rp 40.500 per kilogram.

Sedangkan daging ayam kampung berada di kisaran Rp 56.667 per ekor, naik dari harga sebelumnya di angka Rp 51.000. 

“Pasokan agak kurang. Broiler naik Rp 1500 san ayam kampung naik sampai Rp 5000,” tukas Kadisperindag Denpasar I Wayan Gatra.

Kadis Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putra  mengatakan, Kota Denpasar mengandalkan pasokan ayam dari peternak luar Denpasar.

Menurutnya, naiknya harga ayam belakangan ini karena pasokan ayam potong hidup berkurang. Dampaknya, ayam potong hidup mengalami kenaikan harga menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

Harga sebelumnya antara Rp 20 – 22 ribu per kilogram. Menurutnya, seretnya pasokan karena peternak dilarang memakai antibiotik growth promoter yang biasa digunakan peternak untuk memacu dan mempercepat pertumbuhan ayam potong.

“Biasanya dalam tempo 10 hari pertumbuhan ayam potong bisa naik cepat, kini mereka harus menunggu 20 sampai 35 hari. Jadi, bertambah molor,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Putu Sumantra menuturkan, untuk kebutuhan bibit yang diperlukan peternak sudah sesuai kebutuhan.

Dengan adanya pembersihan kandang lebih sering, diharapkan ayam terhindar dari penyakit dan bobot ayam bisa meningkat.

“Saat ini sudah ada yang bisa bobotnya 1,5 kilogram. Nah, ke depan bisa sampai 1,7 kilogram sehingga kebutuhan ayam yang mencapai 9 juta ton per bulan bisa terpenuhi,” tuturnya.

Dia juga menyayangkan aksi demo yang dilakukan pedagang ayam beberapa hari lalu. Padahal, sudah ada kesepakatan antara pemotong ketika menggelar rapat sebelumnya di DPRD Provinsi Bali.

Di mana ketika kebutuhan ayam dengan bobot yang lebih besar, pemotong boleh mendatangkan dari Jawa.

“Peternak sudah setuju kenapa harus demo. Kami menyesalkan aksi itu, padahal kami terbuka,” paparnya.

 

 

DENPASAR – Minimnya stok ayam hidup membuat harga daging ayam potong belum beranjak turun. Di sejumlah pasar tradisional, harga daging berada di kisaran Rp 40 ribu.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali di empat pasar tradisional di Denpasar, yakni Pula Kerti, Kreneng, Badung, dan Agung, rata-rata harga ayam broiler Rp 40.500 per kilogram.

Sedangkan daging ayam kampung berada di kisaran Rp 56.667 per ekor, naik dari harga sebelumnya di angka Rp 51.000. 

“Pasokan agak kurang. Broiler naik Rp 1500 san ayam kampung naik sampai Rp 5000,” tukas Kadisperindag Denpasar I Wayan Gatra.

Kadis Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putra  mengatakan, Kota Denpasar mengandalkan pasokan ayam dari peternak luar Denpasar.

Menurutnya, naiknya harga ayam belakangan ini karena pasokan ayam potong hidup berkurang. Dampaknya, ayam potong hidup mengalami kenaikan harga menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

Harga sebelumnya antara Rp 20 – 22 ribu per kilogram. Menurutnya, seretnya pasokan karena peternak dilarang memakai antibiotik growth promoter yang biasa digunakan peternak untuk memacu dan mempercepat pertumbuhan ayam potong.

“Biasanya dalam tempo 10 hari pertumbuhan ayam potong bisa naik cepat, kini mereka harus menunggu 20 sampai 35 hari. Jadi, bertambah molor,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Putu Sumantra menuturkan, untuk kebutuhan bibit yang diperlukan peternak sudah sesuai kebutuhan.

Dengan adanya pembersihan kandang lebih sering, diharapkan ayam terhindar dari penyakit dan bobot ayam bisa meningkat.

“Saat ini sudah ada yang bisa bobotnya 1,5 kilogram. Nah, ke depan bisa sampai 1,7 kilogram sehingga kebutuhan ayam yang mencapai 9 juta ton per bulan bisa terpenuhi,” tuturnya.

Dia juga menyayangkan aksi demo yang dilakukan pedagang ayam beberapa hari lalu. Padahal, sudah ada kesepakatan antara pemotong ketika menggelar rapat sebelumnya di DPRD Provinsi Bali.

Di mana ketika kebutuhan ayam dengan bobot yang lebih besar, pemotong boleh mendatangkan dari Jawa.

“Peternak sudah setuju kenapa harus demo. Kami menyesalkan aksi itu, padahal kami terbuka,” paparnya.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/