SEMARAPURA – Hingga saat ini masyarakat Kabupaten Klungkung masih tertarik untuk bekerja di luar negeri.
Penghasilan yang lebih besar dibandingkan di Klungkung pasalnya menjadi alasan banyak warga Klungkung tertarik menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI).
Bahkan para wanita Kabupaten Klungkung pun tidak takut untuk bersaing mencari penghidupan di luar negeri dan jumlahnya terhitung lebih besar dibanding laki-laki.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klungkung, I Gede Kusumajaya, mengungkapkan, jumlah pencari kerja di Klungkung tahun 2018 sebanyak 737 orang.
Dari jumlah tersebut ada sebanyak 342 orang mencari pekerjaan ke luar negeri. “Paling banyak itu TKI asal Kecamatan Klungkung.
TKI asal Klungkung biasanya berprofesi sebagai terapis spa, kru atau awak kapal pesiar dan staf hotel,” bebernya.
Uniknya, jika sebelum-sebelumnya pencari pekerja ke luar negeri didominasi laki-laki. Saat ini para wanita tidak takut untuk bersaing diluar negeri.
Para TKW ini biasanya bekerja sebagai terapis Spa di negara Timur Tengah. “50 persen lebih TKI asal Klungkung merupakan wanita,” katanya.
Menurutnya, banyaknya wanita yang tertarik bekerja keluar negeri sudah barang tentu karena penghasilan yang ditawarkan lebih besar dibandingkan di Klungkung.
Selain itu rasa aman yang diberikan para penyedia kerja di luar negeri terutamanya yang di daratan membuat para wanita Klungkung tertarik untuk bekerja di negara Timur Tengah.
“Untuk persaingan sebagai terapis Spa, Bali masih unggul. Kalau di kapal pesiar, tenaga kerja asal Thailand katanya yang lebih unggul sehingga persaingan lebih ketat.
Selain itu bekerja di kapal pesiar lebih berat. Itu sebabnya TKW asal Klungkung lebih tertarik sebagai terapis Spa,” terangnya.
Lebih lanjut diungkapkannya, untuk memperbaiki perekonomian keluarga kurang mampu di Kabupaten Klungkung, PemkabKlungkung telah bekerja sama dengan salah satu perguruan tinggi pariwisata di Kabupaten Klungkung.
Nantinya anak-anak dari keluarga kurang mampu ini akan diberikan pendidikan hingga mereka siap untuk bekerja di luar negeri sebagai TKI.
“Kerja sama sudah kami jalin. Saat ini masih berproses. Dan kami harapkan anak-anak dari keluarga kurang mampu ini bisa segera mendapat pendidikan dan bisa bekerja di luar negeri,” tandasnya.