29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:12 AM WIB

Bahaya! Stok Pangan Bali Tinggal Tersisa Tiga Bulan

RadarBali.com – Meletusnya gunung Agung, selain berdampak pada lalulintas penerbangan juga sangat berdampak pada ketersediaan pangan di Bali.

Jika erupsi magmatik Gunung Agung berlangsung lama maka Bali akan kekurangan pangan lantaran stok pangan terutama beras yang ada hanya cukup untuk 3 sampai 4 bulan ke depan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana disela-sela peringatan Hari Pangan Sedunia Provinsi Bali

di Wantilan Pura Jagatnatha Jembrana Selasa (28/11) mengatakan, cadangan beras di Bali saat ini ada 8 ribu ton dan cukup sampai 4 bulan kedepan.

Sedangkan jumlah warga Karangasem yang mengungsi tidak banyak seperti sebelumnya. Dengan pengungsi yang lebih sedikit itu,

Kementerian Sosial RI sudah menyatakan beras pemerintah akan diturunkan dengan asumsi per orang mengonsumsi 400 gram per hari.

Dengan jumlah pengungsi 25 ribu maka paling tidak dibutuhkan 112 ton per hari. “Sementara stok beras yang ada cukup untuk empat bulan kedepan,” jelasnya.   

Terkait harga, saat ini masih tetap stabil. Jika ada kenaikan harga, maka akan dilakukan operasi pasar.

Aktivitas Gunung Agung juga dinilai tidak berpengaruh pada produksi bahan pangan di Bali karena wilayah Karangasem bukan sentra produksi panganseperti di Jembrana, Tabanan dan Badung.

“Hanya produksi palawija yang akan turun karena Karangasem daerah produksi sayur-sayuran dan buah-buahan,” ungkapnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta mengatakan sampai saat ini stok bahan pangan masih memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bali.

Namun, kata Wagub, stok pangan khususnya Beras untuk Bali hanya cukup untuk kurun waktu dua hingga tiga bulan mendatang.

“Sementara berdasar laporan dari Bulog, stok masih cukup memadai dua-tiga bulan keatas, tapi lewat daripada itu, ini menjadi persoalan kita saat ini,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi dan mengatasi persoalan pangan itu, menurutnya, pemerintah daerah akan mengkordinasikannya ke Pemerintah Pusat agar bisa mendapatkan batuan.

“Instansi terkait agar bisa memikirkan langkah-langkah sedini mungkin untuk mengantispasi kekurangan stok bahan pangan beberapa bulan mendatang,” ungkapnya

RadarBali.com – Meletusnya gunung Agung, selain berdampak pada lalulintas penerbangan juga sangat berdampak pada ketersediaan pangan di Bali.

Jika erupsi magmatik Gunung Agung berlangsung lama maka Bali akan kekurangan pangan lantaran stok pangan terutama beras yang ada hanya cukup untuk 3 sampai 4 bulan ke depan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana disela-sela peringatan Hari Pangan Sedunia Provinsi Bali

di Wantilan Pura Jagatnatha Jembrana Selasa (28/11) mengatakan, cadangan beras di Bali saat ini ada 8 ribu ton dan cukup sampai 4 bulan kedepan.

Sedangkan jumlah warga Karangasem yang mengungsi tidak banyak seperti sebelumnya. Dengan pengungsi yang lebih sedikit itu,

Kementerian Sosial RI sudah menyatakan beras pemerintah akan diturunkan dengan asumsi per orang mengonsumsi 400 gram per hari.

Dengan jumlah pengungsi 25 ribu maka paling tidak dibutuhkan 112 ton per hari. “Sementara stok beras yang ada cukup untuk empat bulan kedepan,” jelasnya.   

Terkait harga, saat ini masih tetap stabil. Jika ada kenaikan harga, maka akan dilakukan operasi pasar.

Aktivitas Gunung Agung juga dinilai tidak berpengaruh pada produksi bahan pangan di Bali karena wilayah Karangasem bukan sentra produksi panganseperti di Jembrana, Tabanan dan Badung.

“Hanya produksi palawija yang akan turun karena Karangasem daerah produksi sayur-sayuran dan buah-buahan,” ungkapnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta mengatakan sampai saat ini stok bahan pangan masih memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bali.

Namun, kata Wagub, stok pangan khususnya Beras untuk Bali hanya cukup untuk kurun waktu dua hingga tiga bulan mendatang.

“Sementara berdasar laporan dari Bulog, stok masih cukup memadai dua-tiga bulan keatas, tapi lewat daripada itu, ini menjadi persoalan kita saat ini,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi dan mengatasi persoalan pangan itu, menurutnya, pemerintah daerah akan mengkordinasikannya ke Pemerintah Pusat agar bisa mendapatkan batuan.

“Instansi terkait agar bisa memikirkan langkah-langkah sedini mungkin untuk mengantispasi kekurangan stok bahan pangan beberapa bulan mendatang,” ungkapnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/