29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:00 AM WIB

KABAR BISNIS! Berkat Aplikasi GoBiz On, Outlet Lesu Jadi Bergairah

MANGUPURA – ACK mendapat tempat di hati masyarakat Bali. Dibuka 1 April 2015 di Jalan Jempiring, Desa Darmasaba, Abiansemal, Badung, kini ACK berkembang jadi 218 outlet.

Selain karena merupakan usaha lokal, tarif kerjasama bisnis (franchise) yang ditawarkan pun lebih murah.

Founder ACK Fried Chicken, I Made Artana, mengakui ring pertama bisnis yang dirintisnya adalah masyarakat Desa Darmasaba, khususnya Banjar Umah Anyar, Kecamatan Abiansemal.

“Produknya sendiri yang memberi nama berdasar penilaian konsumen. Costumer juga memberikan singkatan lain. ACK itu aku cinta kamu.

Sampai sekarang brand ini kita pakai. ACK ayam crispy kriuk dan aku cinta kamu,” ucap Founder ACK Fried Chicken I Made Artana ditemui Senin (25/11) lalu.

Dia menjelaskan 218 outlet ACK terdiri atas 9 outlet master atau milik sendiri dan 209 outlet kemitraan.

Bermodal pengalaman di posisi maintenance and equipment di perusahaan lama tempatnya bekerja, Made Artana mencoba bisnis kecil-kecilan di tahun 2005.

Item produk es krim dikembangkan di kaki lima. “Tahun 2005 saya membeli mesin es krim yang portable (kecil, ringan, dan mudah dipindahkan, Red).

Yang biasa dijadikan di restoran saya coba sajikan di lapangan. Di event-event piodalan dengan cara mobile. Mesin es krim dirangkai di mobil. Kalau mobil dilarang masuk mesin diturunin,” kenangnya.

Berawal dari es krim, benih bisnis ACK berkembang ke teh poci, kentang goreng cup, sosis dengan harga seribuan.

Artana kerap jemput bola untuk memasarkannya. Di mana ada keramaian, di sana dia jualan di sela-sela kewajiban perusahaan tempatnya bekerja.

Ingin fokus berbisnis, dia memutuskan berhenti bekerja pada 30 Oktober 2013. “Total saya bekerja di salah satu perusahaan fastfood terbesar di dunia itu selama 20 tahun 20 hari.

Saya di sana sejak tahun 1993. Hanya itu pekerjaan saya sejak lulus STM. Tanpa disadari alam bawah sadar secara otomatis membimbing saya untuk bergelut di bidang ini,” ungkapnya.

Merasa lelah berkutat dari even ke even, Artana berpikir punya tempat jualan tetap. “Dari produk yang sudah dijual hanya ditambahkan fried chicken.

Dari klik (ingin memiliki toko, Red) di Februari 2015, 1 April 2015 sudah buka toko pertama. Fried chicken ini justru hadir belakangan setelah item produk lain ada,” kenangnya.

ACK mengakui, kerjasama dengan Gojek, khususnya aplikasi GoBiz sangat membantu. Manager Marketing ACK, Ni Made Sandri Rohani menyebut ACK tercantum di aplikasi Gojek sudah lama.

Namun MoU dengan aplikasi GoBiz baru bulan November 2019 ini ditandatangani. “Kalau yang tanpa GoBiz, driver Gojeknya sendiri atau costumer

yang memesan kemudian driver yang beli dengan fitur Go Shop. Costumer hanya bayar ongkirnya saja. Kalau GoBiz di aplikasi tercantum menu kita dan outlet-outlet yang pakai GoBiz.

Kalau costumer mau produk ACK tinggal klik maka seluruh otlet ACK GoBiz tampak dan menu tinggal dipilih.

Kita sudah menandatangani MoU dengan Gojek,” tandasnya sembari menyebut ACK memiliki 8 outlet dengan aplikasi GoBiz.

Sandri menyebut outlet ACK dengan GoBiz lebih “cemerlang”. Sistem kerjasama dengan aplikasi GoBiz juga membantu dalam hal marketing.

“Kita tidak perlu membayar biaya promosi karena lewat GoBiz costumer sangat cepat mengenal menu ACK. Feasibility outlet ACK jadi kelihatan.

Outlet ACK Padma yang sebelumnya tidak terlihat, semenjak pakai GoBiz tiba-tiba langsung kelihatan (hasil penjualan, red),” ungkap Sandri.

Dengan GoBiz, imbuhnya tingkat penjualan atau transaksi per hari terdata rapi. “Keesokan harinya laporan dari Gojek sudah kami terima.

Berapa transaksi dan berapa yang mereka bayar kepada pihak kami via transfer bank. Laporannya H+1. Sangat cepat.

Mereka langsung nge-link ke email masing-masing outlet,” bebernya sembari tak menampik kenaikan prosentase penjualan setelah bekerja sama dengan Gojek.

“Sejak ada Gojek terasa. Outket ACK Padma contohnya. Sebelumnya tidak pakai Gojek sejak outlet berdiri dua tahun lalu. Pada saat aplikasi on di hari pertama langsung dapat Rp 700 ribu.

Jadi sangat terasa sekali dampaknya,” terang Made Artana. menu yang dijual di outlet seluruhnya tercantum dalam aplikasi GoBiz. (rba)

MANGUPURA – ACK mendapat tempat di hati masyarakat Bali. Dibuka 1 April 2015 di Jalan Jempiring, Desa Darmasaba, Abiansemal, Badung, kini ACK berkembang jadi 218 outlet.

Selain karena merupakan usaha lokal, tarif kerjasama bisnis (franchise) yang ditawarkan pun lebih murah.

Founder ACK Fried Chicken, I Made Artana, mengakui ring pertama bisnis yang dirintisnya adalah masyarakat Desa Darmasaba, khususnya Banjar Umah Anyar, Kecamatan Abiansemal.

“Produknya sendiri yang memberi nama berdasar penilaian konsumen. Costumer juga memberikan singkatan lain. ACK itu aku cinta kamu.

Sampai sekarang brand ini kita pakai. ACK ayam crispy kriuk dan aku cinta kamu,” ucap Founder ACK Fried Chicken I Made Artana ditemui Senin (25/11) lalu.

Dia menjelaskan 218 outlet ACK terdiri atas 9 outlet master atau milik sendiri dan 209 outlet kemitraan.

Bermodal pengalaman di posisi maintenance and equipment di perusahaan lama tempatnya bekerja, Made Artana mencoba bisnis kecil-kecilan di tahun 2005.

Item produk es krim dikembangkan di kaki lima. “Tahun 2005 saya membeli mesin es krim yang portable (kecil, ringan, dan mudah dipindahkan, Red).

Yang biasa dijadikan di restoran saya coba sajikan di lapangan. Di event-event piodalan dengan cara mobile. Mesin es krim dirangkai di mobil. Kalau mobil dilarang masuk mesin diturunin,” kenangnya.

Berawal dari es krim, benih bisnis ACK berkembang ke teh poci, kentang goreng cup, sosis dengan harga seribuan.

Artana kerap jemput bola untuk memasarkannya. Di mana ada keramaian, di sana dia jualan di sela-sela kewajiban perusahaan tempatnya bekerja.

Ingin fokus berbisnis, dia memutuskan berhenti bekerja pada 30 Oktober 2013. “Total saya bekerja di salah satu perusahaan fastfood terbesar di dunia itu selama 20 tahun 20 hari.

Saya di sana sejak tahun 1993. Hanya itu pekerjaan saya sejak lulus STM. Tanpa disadari alam bawah sadar secara otomatis membimbing saya untuk bergelut di bidang ini,” ungkapnya.

Merasa lelah berkutat dari even ke even, Artana berpikir punya tempat jualan tetap. “Dari produk yang sudah dijual hanya ditambahkan fried chicken.

Dari klik (ingin memiliki toko, Red) di Februari 2015, 1 April 2015 sudah buka toko pertama. Fried chicken ini justru hadir belakangan setelah item produk lain ada,” kenangnya.

ACK mengakui, kerjasama dengan Gojek, khususnya aplikasi GoBiz sangat membantu. Manager Marketing ACK, Ni Made Sandri Rohani menyebut ACK tercantum di aplikasi Gojek sudah lama.

Namun MoU dengan aplikasi GoBiz baru bulan November 2019 ini ditandatangani. “Kalau yang tanpa GoBiz, driver Gojeknya sendiri atau costumer

yang memesan kemudian driver yang beli dengan fitur Go Shop. Costumer hanya bayar ongkirnya saja. Kalau GoBiz di aplikasi tercantum menu kita dan outlet-outlet yang pakai GoBiz.

Kalau costumer mau produk ACK tinggal klik maka seluruh otlet ACK GoBiz tampak dan menu tinggal dipilih.

Kita sudah menandatangani MoU dengan Gojek,” tandasnya sembari menyebut ACK memiliki 8 outlet dengan aplikasi GoBiz.

Sandri menyebut outlet ACK dengan GoBiz lebih “cemerlang”. Sistem kerjasama dengan aplikasi GoBiz juga membantu dalam hal marketing.

“Kita tidak perlu membayar biaya promosi karena lewat GoBiz costumer sangat cepat mengenal menu ACK. Feasibility outlet ACK jadi kelihatan.

Outlet ACK Padma yang sebelumnya tidak terlihat, semenjak pakai GoBiz tiba-tiba langsung kelihatan (hasil penjualan, red),” ungkap Sandri.

Dengan GoBiz, imbuhnya tingkat penjualan atau transaksi per hari terdata rapi. “Keesokan harinya laporan dari Gojek sudah kami terima.

Berapa transaksi dan berapa yang mereka bayar kepada pihak kami via transfer bank. Laporannya H+1. Sangat cepat.

Mereka langsung nge-link ke email masing-masing outlet,” bebernya sembari tak menampik kenaikan prosentase penjualan setelah bekerja sama dengan Gojek.

“Sejak ada Gojek terasa. Outket ACK Padma contohnya. Sebelumnya tidak pakai Gojek sejak outlet berdiri dua tahun lalu. Pada saat aplikasi on di hari pertama langsung dapat Rp 700 ribu.

Jadi sangat terasa sekali dampaknya,” terang Made Artana. menu yang dijual di outlet seluruhnya tercantum dalam aplikasi GoBiz. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/