31.7 C
Jakarta
12 Desember 2024, 11:56 AM WIB

Bisnis Online Tumbuh Pesat di Indonesia Selama Pandemi Covid-19

DENPASAR – Survei Usaha Kecil Asia Pasifik dari CPA Australia, menunjukkan persentase usaha kecil di Indonesia yang menurun ke rekor rendah sebesar 58 persen pada tahun 2020, dibandingkan dengan 87 persen pada tahun 2019.

Selama tahun ini, 52 persen responden mengupayakan dana eksternal untuk kelangsungan bisnis, yang merupakan tertinggi dari 11 pasar Asia Pasifik yang disurvei.

Usaha kecil di Indonesia menempati peringkat kedua yang paling memungkinkan mengidentifikasi Covid-19 sebagai tantangan terbesar pada bisnis mereka pada tahun 2020, sebesar 68 persen.

Herwan Ng, anggota Komite Penasihat Indonesia dari CPA Australia mengatakan, usaha kecil di Indonesia pada tahun 2020 tumbuh sangat sulit karena adanya Covid-19.

Pembatasan aktivitas pada pergerakan secara luas, jadi pemicunya. Hal ini mengganggu bisnis reguler dan berdampak secara signifikan terhadap pendapatan mereka.

Namun, kepercayaan bisnis sedang dibangun, dengan 76 persen yang mengharapkan bisnis mereka tumbuh pada tahun 2021, dengan hasil tertinggi ketiga dari wilayah mana pun dalam survei.

“Usaha kecil di Indonesia memiliki fokus yang sangat kuat pada pelanggan mereka. Kepuasan pelanggan menjadi salah satu pengaruh terpenting bagi mereka selama tiga tahun terakhir.

Strategi yang berpusat pada pelanggan memungkinkan usaha kecil tetap terlibat secara aktif dengan pelanggan mereka,

bahkan dalam menghadapi pandemi. Hal ini kemungkinan besar menguatkan mereka kembali pada tahun 2021,” kata Herwan.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa 53 persen usaha kecil di Indonesia menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan pelanggan yang sudah ada, yang merupakan salah satu pasar tertinggi yang disurvei.

Lebih lanjut, lebih dari setengah (58 persen) usaha kecil di Indonesia memperoleh lebih dari 10 persen pendapatan mereka dari penjualan online tahun lalu.

38 persen usaha kecil Indonesia memulai atau meningkatkan fokus mereka pada penjualan online sebagai respons terhadap Covid-19. 

 “Platform e-commerce dan layanan pengiriman online yang mapan memungkinkan banyak usaha untuk mengalihkan produk atau layanan

mereka ke jalur online dengan cepat, sambil tetap menjaga hubungan dekat dengan para pelanggan mereka,” kata Herwan lagi.

Investasi dalam teknologi, seperti aplikasi seluler, adalah salah satu cara bagi usaha kecil Indonesia agar menguat kembali setelah Covid-19.

Hal ini tercermin dari 74 persen responden yang melaporkan bahwa investasi bisnis mereka di bidang teknologi pada tahun 2020

telah meningkatkan profitabilitas mereka, yang jauh lebih tinggi daripada rata-rata survei sebesar 48 persen.

“Untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan, usaha kecil harus terus berinvestasi di bidang teknologi,

mempercepat penerapan e-commerce, dan mempertahankan komunikasi yang kuat dengan pelanggan melalui media sosial,” saran Herwan.

Budaya inovatif dari usaha kecil Indonesia tercermin dari 31 persen responden yang menyatakan bahwa mereka akan memperkenalkan produk,

 proses, atau layanan baru ke Indonesia atau dunia, lebih tinggi daripada rata-rata survei sebesar 23 persen.

Meningkatnya penggunaan teknologi berarti usaha kecil Indonesia harus memiliki fokus yang lebih kuat dalam hal keamanan siber.

Sementara 64 persen memperkirakan akan mengalami serangan siber pada tahun 2021, hanya 43 persen yang telah meninjau keamanan siber mereka dalam enam bulan terakhir.

“Dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan perekonomian digital dan mendorong penerapan teknologi pembayaran,

kami memperkirakan usaha kecil Indonesia akan tetap kompetitif. Meskipun demikian, usaha kecil Indonesia harus memperhatikan perlindungan terhadap keamanan siber saat mereka melakukan digitalisasi,” saran Herwan. 

CPA Australia merekomendasikan agar usaha kecil di Indonesia mempertimbangkan beberapa tindakan berikut untuk meningkatkan prospek pemulihan mereka:

1.       Meminta nasihat dari penasihat tepercaya, seperti profesional akuntansi.

2.       Berfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan.

3.       Meningkatkan penggunaan media sosial, perhatikan perubahan perilaku pelanggan.

4.       Perhatikan rasio utang dan biaya keuangan eksternal.

5.       Berinvestasi pada perangkat terkini dan teknologi yang relevan.

6.       Meningkatkan perlindungan keamanan siber dan tinjau sistem TI bisnis secara berkala.

7.       Jelajahi berbagai peluang baru untuk melakukan diversifikasi dan perluasan. 

 

 

DENPASAR – Survei Usaha Kecil Asia Pasifik dari CPA Australia, menunjukkan persentase usaha kecil di Indonesia yang menurun ke rekor rendah sebesar 58 persen pada tahun 2020, dibandingkan dengan 87 persen pada tahun 2019.

Selama tahun ini, 52 persen responden mengupayakan dana eksternal untuk kelangsungan bisnis, yang merupakan tertinggi dari 11 pasar Asia Pasifik yang disurvei.

Usaha kecil di Indonesia menempati peringkat kedua yang paling memungkinkan mengidentifikasi Covid-19 sebagai tantangan terbesar pada bisnis mereka pada tahun 2020, sebesar 68 persen.

Herwan Ng, anggota Komite Penasihat Indonesia dari CPA Australia mengatakan, usaha kecil di Indonesia pada tahun 2020 tumbuh sangat sulit karena adanya Covid-19.

Pembatasan aktivitas pada pergerakan secara luas, jadi pemicunya. Hal ini mengganggu bisnis reguler dan berdampak secara signifikan terhadap pendapatan mereka.

Namun, kepercayaan bisnis sedang dibangun, dengan 76 persen yang mengharapkan bisnis mereka tumbuh pada tahun 2021, dengan hasil tertinggi ketiga dari wilayah mana pun dalam survei.

“Usaha kecil di Indonesia memiliki fokus yang sangat kuat pada pelanggan mereka. Kepuasan pelanggan menjadi salah satu pengaruh terpenting bagi mereka selama tiga tahun terakhir.

Strategi yang berpusat pada pelanggan memungkinkan usaha kecil tetap terlibat secara aktif dengan pelanggan mereka,

bahkan dalam menghadapi pandemi. Hal ini kemungkinan besar menguatkan mereka kembali pada tahun 2021,” kata Herwan.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa 53 persen usaha kecil di Indonesia menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan pelanggan yang sudah ada, yang merupakan salah satu pasar tertinggi yang disurvei.

Lebih lanjut, lebih dari setengah (58 persen) usaha kecil di Indonesia memperoleh lebih dari 10 persen pendapatan mereka dari penjualan online tahun lalu.

38 persen usaha kecil Indonesia memulai atau meningkatkan fokus mereka pada penjualan online sebagai respons terhadap Covid-19. 

 “Platform e-commerce dan layanan pengiriman online yang mapan memungkinkan banyak usaha untuk mengalihkan produk atau layanan

mereka ke jalur online dengan cepat, sambil tetap menjaga hubungan dekat dengan para pelanggan mereka,” kata Herwan lagi.

Investasi dalam teknologi, seperti aplikasi seluler, adalah salah satu cara bagi usaha kecil Indonesia agar menguat kembali setelah Covid-19.

Hal ini tercermin dari 74 persen responden yang melaporkan bahwa investasi bisnis mereka di bidang teknologi pada tahun 2020

telah meningkatkan profitabilitas mereka, yang jauh lebih tinggi daripada rata-rata survei sebesar 48 persen.

“Untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan, usaha kecil harus terus berinvestasi di bidang teknologi,

mempercepat penerapan e-commerce, dan mempertahankan komunikasi yang kuat dengan pelanggan melalui media sosial,” saran Herwan.

Budaya inovatif dari usaha kecil Indonesia tercermin dari 31 persen responden yang menyatakan bahwa mereka akan memperkenalkan produk,

 proses, atau layanan baru ke Indonesia atau dunia, lebih tinggi daripada rata-rata survei sebesar 23 persen.

Meningkatnya penggunaan teknologi berarti usaha kecil Indonesia harus memiliki fokus yang lebih kuat dalam hal keamanan siber.

Sementara 64 persen memperkirakan akan mengalami serangan siber pada tahun 2021, hanya 43 persen yang telah meninjau keamanan siber mereka dalam enam bulan terakhir.

“Dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan perekonomian digital dan mendorong penerapan teknologi pembayaran,

kami memperkirakan usaha kecil Indonesia akan tetap kompetitif. Meskipun demikian, usaha kecil Indonesia harus memperhatikan perlindungan terhadap keamanan siber saat mereka melakukan digitalisasi,” saran Herwan. 

CPA Australia merekomendasikan agar usaha kecil di Indonesia mempertimbangkan beberapa tindakan berikut untuk meningkatkan prospek pemulihan mereka:

1.       Meminta nasihat dari penasihat tepercaya, seperti profesional akuntansi.

2.       Berfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan.

3.       Meningkatkan penggunaan media sosial, perhatikan perubahan perilaku pelanggan.

4.       Perhatikan rasio utang dan biaya keuangan eksternal.

5.       Berinvestasi pada perangkat terkini dan teknologi yang relevan.

6.       Meningkatkan perlindungan keamanan siber dan tinjau sistem TI bisnis secara berkala.

7.       Jelajahi berbagai peluang baru untuk melakukan diversifikasi dan perluasan. 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/