DENPASAR – PDAM Denpasar kerap menjadi sorotan karena air kerap macet. Padahal, air menjadi kebutuhan terpenting manusia.
Kondisi ini bisa saja terjadi karena sepanjang 2017 PDAM Denpasar mencatat masih kekurangan kapasitas air mencapai 491, 25 liter/detik.
Dirut PDAM Kota Denpasar IB Arsana menjelaskan, kebutuhan produksi 1.652,00 liter/detik, sedangkan total kapasitas produksi November 2017 hanya 1.160,75 liter/detik.
Meski begitu, Arsana berdalih bahwa sudah bisa memulihkan air di daerah Perumnas Monang-Maning, dan Padang Sambian Denpasar Barat yang dulu sering dikeluhkan warga karena tidak ada air.
Pihaknya juga berupaya melakukan optimalisasi kapasitas produksi IPA Ayung III, IPA Waribang dan sumur-sumur bor yang ada.
Tidak hanya itu, melakukan pembelian air curah dari PDAM Kabupaten Badung dan Gianyar, IPA Petanu dari Sarbagitaku.
Arsana mengungkapkan, untuk 2018 ke depan pihaknya berusaha menekan kekurangan air dengan cara menambah pasokan.
Di antaranya menambah pasokan dari Tukad Penet sebanyak 60 liter/detik dan IPA di Waribang bertambah 100 liter sehingga total 160 liter/detik.
“Target kami 2018 ada penambahan sambungan rumah tangga (SR) 3.600 unit sambungan. Selain itu akan ada penambahan sumur bor di Waribang yang menghasilkan 30 liter/detik,” ucapnya.
Dijelaskan permasalahan produksi saat ini karena terbatasnya sumber air baku dan kapasitas produksi. Selain itu, kualitas sumber air baku Sungai Ayung menurun terutama pada musim hujan.
Menyatunya sistem pengambilan air baku dengan PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung di Belusung, ikut menambah persoalan.
Permasalahan juga timbul pada persoalan distribusi pada jaringan perpipaan yang tidak mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.
Setelah itu juga ada pembangunan infrastruktur lain yang mengganggu pengaliran air seperti proyek DSDP dan drainase. “Semua kami coba benahi,” bebernya.