34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:54 PM WIB

Geliat Pesona KEK Mandalika Siap Saingi Nusa Dua Bali

MATARAM – PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) –BUMN yang mengelola kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)– menggelar buka puasa bersama dengan Kapolda NTB Brigjen Pol Achmad Juri di Hotel Santika, Mataram, NTB, Selasa (5/6) kemarin.

Brigjen Pol Achmad Juri sendiri baru menjabat sebagai Kapolda NTB pada awal April 2018 menggantikan Brigjen Pol Firli yang pindah tugas ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama ITDC Abdulbar Mansoer memaparkan progres pembangunan KEK Mandalika. Tak hanya memaparkan progres pembangunan KEK Mandalika, Abdulbar juga menceritakan tentang Masjid Nurul Bilad yang lebih dahulu beroperasi dibanding infrastruktur lainnya di KEK Mandalika. 

“Masjid duluan yang kami bangun dan operasikan karena kami merasa di Lombok Selatan belum ada masjid yang representatif,” katanya.

Penamaan masjid yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) diberikan Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi. Nurul Bilad memiliki arti cahaya bangsa-bangsa dengan harapan masjid ini menjadi cahaya bagi masyarakat sekitar dan juga pengunjung yang datang dari berbagai negara. 

Abdulbar menambahkan, Masjid Nurul Bilad memiliki luas mencapai delapan hektare yang menjadi titik utama dari KEK Mandalika. Pasalnya, pintu masuk utama, parkir kendaraan terpadu, dan areal UMKM akan berada di sekitar Masjid. 

“Kapasitas Masjid dengan gaya arsitektur Masjid Kuno Bayan yang kental nuansa adat Sasak berpadu dengan modernitas mampu menampung 1.600 jamaah di dalam masjid, dan 4 ribu jamaah lebih di luar masjid”, paparnya.

Keberadaan masjid, lanjut Abdulbar, tak sekadar sebagai sarana ibadah melainkan juga menjadi pusat pergerakan ekonomi nantinya.

“Masjid Nurul Bilad saat ini mendukung konsep pariwisata Mandalika karena memiliki pemandangan sangat indah, bisa melihat laut dan bukit dari masjid, banyak wisatawan juga yang selfie (swafoto) di masjid ini,” ucap Abdulbar. 

Abdulbar meyakini, bahwa kawasan seluas 1.175 hektare itu akan jauh lebih hebat dari Nusa Dua, Bali dalam segi fasilitas. Keyakinan dia didasarkan pada pengalaman ITDC membangun dan mengelola Nusa Dua di Bali yang memiliki 19 hotel dan vila berstandar internasional mampu menarik sekira 1 juta wisatawan. 

KEK Mandalika sendiri, kata dia, memiliki luas sekitar tiga kali lipat dari Nusa Dua, di mana 350 ribu meter persegi diperuntukan untuk area komersial, serta 120 hektare taman.

KEK Mandalika yang berada di Kabupaten Lombok Tengah diproyeksikan memiliki 26 ribu kamar hotel, lima pantai dengan garis pantai mencapai 16 kilometer (Km).

“Yang membedakan Nusa Dua dengan Mandalika, Mandalika akan akan dilengkapi marina atau dermaga untuk kapal pesiar mewah,” kata Abdulbar.

Abdulbar menyebut total investasi sendiri senilai Rp 4,2 triliun yang digunakan untuk membangun aksesibilitas jalan, produksi air bersih, instalasi jaringan, dan fasilitas umum lainnya.

Untuk progres pembangunan hotel, KEK Mandalika sudah memiliki Novotel dengan 102 kamar yang akan dikembangkan menjadi 1.771 kamar dengan target selesai pada 2020 atau 2021.

Selanjutnya, sejumlah hotel seperti Royal Tulip, Pullman, dan Paramont sudah melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking. Ia merinci, progres pembangunan Hotel Pullman yang memiliki 270 kamar dan 20 vila sudah mencapai 23 persen dan ditargetkan rampung pada tahun depan.

Sementara, Hotel Royal Tulip memiliki 158 kamar, dan Hotel Paramount menawarkan 525 kamar standar bintang lima plus dengan konsep hotel yang akan dikunjungi selebritis.

“KEK Mandalika disebut kawasan ekonomi paling cepat perkembangannya karena bantuan pemerintah banyak sekali mulai perpres sampai permen,” ucapnya. (dan)

 

 

 

MATARAM – PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) –BUMN yang mengelola kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)– menggelar buka puasa bersama dengan Kapolda NTB Brigjen Pol Achmad Juri di Hotel Santika, Mataram, NTB, Selasa (5/6) kemarin.

Brigjen Pol Achmad Juri sendiri baru menjabat sebagai Kapolda NTB pada awal April 2018 menggantikan Brigjen Pol Firli yang pindah tugas ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama ITDC Abdulbar Mansoer memaparkan progres pembangunan KEK Mandalika. Tak hanya memaparkan progres pembangunan KEK Mandalika, Abdulbar juga menceritakan tentang Masjid Nurul Bilad yang lebih dahulu beroperasi dibanding infrastruktur lainnya di KEK Mandalika. 

“Masjid duluan yang kami bangun dan operasikan karena kami merasa di Lombok Selatan belum ada masjid yang representatif,” katanya.

Penamaan masjid yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) diberikan Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi. Nurul Bilad memiliki arti cahaya bangsa-bangsa dengan harapan masjid ini menjadi cahaya bagi masyarakat sekitar dan juga pengunjung yang datang dari berbagai negara. 

Abdulbar menambahkan, Masjid Nurul Bilad memiliki luas mencapai delapan hektare yang menjadi titik utama dari KEK Mandalika. Pasalnya, pintu masuk utama, parkir kendaraan terpadu, dan areal UMKM akan berada di sekitar Masjid. 

“Kapasitas Masjid dengan gaya arsitektur Masjid Kuno Bayan yang kental nuansa adat Sasak berpadu dengan modernitas mampu menampung 1.600 jamaah di dalam masjid, dan 4 ribu jamaah lebih di luar masjid”, paparnya.

Keberadaan masjid, lanjut Abdulbar, tak sekadar sebagai sarana ibadah melainkan juga menjadi pusat pergerakan ekonomi nantinya.

“Masjid Nurul Bilad saat ini mendukung konsep pariwisata Mandalika karena memiliki pemandangan sangat indah, bisa melihat laut dan bukit dari masjid, banyak wisatawan juga yang selfie (swafoto) di masjid ini,” ucap Abdulbar. 

Abdulbar meyakini, bahwa kawasan seluas 1.175 hektare itu akan jauh lebih hebat dari Nusa Dua, Bali dalam segi fasilitas. Keyakinan dia didasarkan pada pengalaman ITDC membangun dan mengelola Nusa Dua di Bali yang memiliki 19 hotel dan vila berstandar internasional mampu menarik sekira 1 juta wisatawan. 

KEK Mandalika sendiri, kata dia, memiliki luas sekitar tiga kali lipat dari Nusa Dua, di mana 350 ribu meter persegi diperuntukan untuk area komersial, serta 120 hektare taman.

KEK Mandalika yang berada di Kabupaten Lombok Tengah diproyeksikan memiliki 26 ribu kamar hotel, lima pantai dengan garis pantai mencapai 16 kilometer (Km).

“Yang membedakan Nusa Dua dengan Mandalika, Mandalika akan akan dilengkapi marina atau dermaga untuk kapal pesiar mewah,” kata Abdulbar.

Abdulbar menyebut total investasi sendiri senilai Rp 4,2 triliun yang digunakan untuk membangun aksesibilitas jalan, produksi air bersih, instalasi jaringan, dan fasilitas umum lainnya.

Untuk progres pembangunan hotel, KEK Mandalika sudah memiliki Novotel dengan 102 kamar yang akan dikembangkan menjadi 1.771 kamar dengan target selesai pada 2020 atau 2021.

Selanjutnya, sejumlah hotel seperti Royal Tulip, Pullman, dan Paramont sudah melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking. Ia merinci, progres pembangunan Hotel Pullman yang memiliki 270 kamar dan 20 vila sudah mencapai 23 persen dan ditargetkan rampung pada tahun depan.

Sementara, Hotel Royal Tulip memiliki 158 kamar, dan Hotel Paramount menawarkan 525 kamar standar bintang lima plus dengan konsep hotel yang akan dikunjungi selebritis.

“KEK Mandalika disebut kawasan ekonomi paling cepat perkembangannya karena bantuan pemerintah banyak sekali mulai perpres sampai permen,” ucapnya. (dan)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/