SANUR – Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI) rutin menyelenggarakan acara Indonesian Occupational Medicine Updates atau disingkat IOMU.
Jika tahun lalu diadakan di DI Jogjakarta, kali ini PERDOKI memilih Bali sebagai lokasi IOMU. Bertempat pada Prime Plaza, Sanur-Bali acara berlangsung selama 3 hari
dengan agenda workshop pada tanggal 6 Oktober 2019 dilanjutkan dengan symposium pada tanggal 7 dan 8 Oktober. 2019.
Bertema “Occupational Safety and Health in Mining Industry: From Ore to Vision Zero”, PERDOKI menggandeng
International Commission on Occupational Health – Scientific Committee Mining Occupational Safety and Health (ICOH-MinOSH).
Organisasi yang berasal dari Korea Selatan ini sekaligus menggelar kongres internasionalnya yang kedua.
Pada pembukaan IOMU ke-13, DR. Dr. Astrid B Sulistomo, MPH, Sp.Ok selaku ketua PERDOKI memberi penjelasan terkait acara.
“Secara garis besar, IOMU diadakan untuk memperbarui perkembangan ilmu pengetahuan dalam kedokteran okupasi bagi anggotanya, terkait masalah kesehatan pekerja di Indonesia,” kata Astrid B Sulistomo.
Ia kembali menjelaskan bahwa tema ‘From Ore to Vision Zero mengajak pemangku kepentingan kembali pada kesadaran bahwa
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja khususnya di sektor pertambangan, migas dan energi pada dasarnya dapat dicegah.
Upaya pencegahan tersebut diantaranya melaui komitmen penuh dari semua pemangku kepentingan dalam mendukung pengelolaan risiko kesehatan di tempat kerja.
Pada forum ini Perdoki juga akan mensosialisasikan konsensus yang telah dihasilkan yaitu konsensus Penyakit Akibat Kerja (PAK) serta konsensus Fitness to Work (kelaikan kerja).
Keduanya merupakan merupakan panduan bagi Dokter Kesehatan Kerja dalam melaksanakan tugasnya.
Perdoki berharap melalui kegiatan ilmiah ini peserta akan mendapatkan manfaat yang besar sehingga dapat mengimplementasikan
program pencegahan penyakit dan kecelakaan kerja serta program Fitness to Work di tempat kerja masing-masing. (rba)