26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:59 AM WIB

Pamer Artefak Dinasti Ming sampai Perahu Bercadik Candi Borobudur

DENPASAR – Sekitar 51 benda yang berasal dari dasar laut dipamerkan mahasiswa Prodi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud).

Kampus di Jalan Pulau Nias, Denpasar, ini adalah Fakultas pertama di Bali yang diresmikan Presiden RI pertama Ir. Soekarno.

Dalam merayakan ulang tahun FIB yang ke-60 tahun, ini membuat pameran yang tidak biasa, yakni pameran bertema Kemaritiman.

Memasuki tempat pameran tersebut, pengunjung seakan dibawa ke dalam lautan dan melihat benda-benda laut. Gelap. Hanya memanfaatkan sinar dari video mapping. 

Benda-benda artefak yang merupakan hasil penelitian FIB Unud. Konsepnya lebih menitikberatkan unsur edukasi untuk mengetahui artefak di perairan Nusantara dan budaya maritim.

Barang-barang yang ada, bukanlah benda biasa. Melainkan, hasil dari penelitian yang saat ini disimpan di FIB Unud.

Banyak yang istimewa. Salah satunya  relief perahu besar bercadik di Candi Borobudur. Ada juga habitat di bawah air laut.

Selain itu, ada juga artefak keramik hasil muatan kapal tenggelam. Antara lain seperti mangkuk, piring besar, guli-guli, guci, dan sebagainya. 

Salah satunya piring yang dipamerkan dari masa Dinasti Ming pada 907-960. Piring itu memiliki motif sulur-suluran berwarna biru,

yang diangkat dari bawah laut Cirebon, Jawa Barat dan sekarang disimpan di Fakultas Ilmu dan Budaya Universitas Udayana.

Selain itu, ada pula piring berwarna putih yang berasal dari masa Dinasti Ching. Kristiawan, Dosen Prodi Arkeologi FIB Universitas Udayana ini mengungkapkan  bahwa barang-barang yang dipamerkan adalah hasil dari penelitian para dosen.

Ada 51 artefak yang diperlihatkan untuk masyarakat yang akan mengedukasi juga.  “Borobudur, yakni perahu bercadik. Kemudian tentang habitat bawah air, k

emudian replika perahu bercadik. Ada  Lamarela, etnografi maritim, artefak keramik. Ya, ada 51 artefak lah,” ucapnya.

 Kegiatan dengan tema maritim ini baru pertama kali digelar. Tidak hanya pameran, tapi juga memadukan dengan teater audiovisual, video interaktif, mapping, video art, instalasi, dan performing arts.

Multimedia yang dimaksud di sini adalah pemanfaatan pada penggunaan media-media yang tidak terbatas dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.

Konsep pameran kemaritiman ini menitiberatkan artefak di perairan Nusantara dan budaya maritim.

Pameran berlangsung  pada 21 sampai 24 September 2018 dan berlokasi di parkir barat  Fakultas ILmu Budaya, Universitas Udayana dalam rangka HUT FIB yang ke-60 tahun. 

Dijelaskan, pameran ini memiliki sirkulasi dan storyline flat dengan point of view (sudut pandang) bebas, yang memberi keleluasan pada pengunjung untuk berinteraksi dengan media dan koleksi pameran.

“Ada dari zaman klasik, pra sejarah, dan masa sekarang. Seperti zaman sekarang, pameran kami ada Pantai Kedonganan. Presentasi kami mengedukasi pengunjung, khususnya anak-anak.

Dan lagi hasil riset kami banyak, seperti  dokumenter maupun buku. Data-data ini kan harus dipamerkan. Proses konservasi kami coba bentuk digital semua,” tukasnya. 

DENPASAR – Sekitar 51 benda yang berasal dari dasar laut dipamerkan mahasiswa Prodi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud).

Kampus di Jalan Pulau Nias, Denpasar, ini adalah Fakultas pertama di Bali yang diresmikan Presiden RI pertama Ir. Soekarno.

Dalam merayakan ulang tahun FIB yang ke-60 tahun, ini membuat pameran yang tidak biasa, yakni pameran bertema Kemaritiman.

Memasuki tempat pameran tersebut, pengunjung seakan dibawa ke dalam lautan dan melihat benda-benda laut. Gelap. Hanya memanfaatkan sinar dari video mapping. 

Benda-benda artefak yang merupakan hasil penelitian FIB Unud. Konsepnya lebih menitikberatkan unsur edukasi untuk mengetahui artefak di perairan Nusantara dan budaya maritim.

Barang-barang yang ada, bukanlah benda biasa. Melainkan, hasil dari penelitian yang saat ini disimpan di FIB Unud.

Banyak yang istimewa. Salah satunya  relief perahu besar bercadik di Candi Borobudur. Ada juga habitat di bawah air laut.

Selain itu, ada juga artefak keramik hasil muatan kapal tenggelam. Antara lain seperti mangkuk, piring besar, guli-guli, guci, dan sebagainya. 

Salah satunya piring yang dipamerkan dari masa Dinasti Ming pada 907-960. Piring itu memiliki motif sulur-suluran berwarna biru,

yang diangkat dari bawah laut Cirebon, Jawa Barat dan sekarang disimpan di Fakultas Ilmu dan Budaya Universitas Udayana.

Selain itu, ada pula piring berwarna putih yang berasal dari masa Dinasti Ching. Kristiawan, Dosen Prodi Arkeologi FIB Universitas Udayana ini mengungkapkan  bahwa barang-barang yang dipamerkan adalah hasil dari penelitian para dosen.

Ada 51 artefak yang diperlihatkan untuk masyarakat yang akan mengedukasi juga.  “Borobudur, yakni perahu bercadik. Kemudian tentang habitat bawah air, k

emudian replika perahu bercadik. Ada  Lamarela, etnografi maritim, artefak keramik. Ya, ada 51 artefak lah,” ucapnya.

 Kegiatan dengan tema maritim ini baru pertama kali digelar. Tidak hanya pameran, tapi juga memadukan dengan teater audiovisual, video interaktif, mapping, video art, instalasi, dan performing arts.

Multimedia yang dimaksud di sini adalah pemanfaatan pada penggunaan media-media yang tidak terbatas dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.

Konsep pameran kemaritiman ini menitiberatkan artefak di perairan Nusantara dan budaya maritim.

Pameran berlangsung  pada 21 sampai 24 September 2018 dan berlokasi di parkir barat  Fakultas ILmu Budaya, Universitas Udayana dalam rangka HUT FIB yang ke-60 tahun. 

Dijelaskan, pameran ini memiliki sirkulasi dan storyline flat dengan point of view (sudut pandang) bebas, yang memberi keleluasan pada pengunjung untuk berinteraksi dengan media dan koleksi pameran.

“Ada dari zaman klasik, pra sejarah, dan masa sekarang. Seperti zaman sekarang, pameran kami ada Pantai Kedonganan. Presentasi kami mengedukasi pengunjung, khususnya anak-anak.

Dan lagi hasil riset kami banyak, seperti  dokumenter maupun buku. Data-data ini kan harus dipamerkan. Proses konservasi kami coba bentuk digital semua,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/