27.2 C
Jakarta
23 November 2024, 1:51 AM WIB

Ini Kisah Romeo and Juliet Ala Buleleng, Kritis dan Mengelitik…

SINGARAJA-Ada banyak cara merespon masalah kebangsaan. Salah satunya seperti yang lakukan komunitas seniman dari Kelompok Teater Selem Putih, Buleleng.

Pertentangan dan perselisihan antar kelompok, pun mereka kemas lewat sebuah pementasan drama gong berjudul “Romeo and Juliet”.

Seperti judulnya, pementasan itu memang diadaptasi dari naskah tragedi cinta yang ditulis pujangga Inggris, William Shakespeare.

Kisah Romeo and Juliet dipentaskan di Wantilan Pura Desa Pakraman Buleleng, Jumat (3/8) malam lalu, dengan sutradara Putu Satria Kusuma.

Pementasan teater serangkaian Buleleng Festival 2018, selaku sutradara, Putu Satria mempercayakan peran Romeo pada Ketut Purnadha.

Sementara peran Juliet diserahkan pada Ayu Sri Darmayanti. Selain itu ia juga menggandeng Sang Ketut Artha, pelawak asal Bangli yang lebih dikenal dengan nama Perak.

Ditambah lagi kehadiran Gusti Made Aryana alias Dalang Sembroli sebagai pengantar cerita. “Kami menafsirkan bukan sebagai sebuah kisah cinta.

Tapi tragedi dibalik terjadinya kebencian dari dua kubu. Artinya, jika kebencian itu terus dipelihara oleh dua kubu yang berbeda pendapat, maka akan terjadi matinya anak-anak cinta.

Bahwa tidak ada baiknya jika kita memelihara kebencian atau perbedaan pendapat yang menimbulkan permusuhan. Itu yang kami sampaikan,” kata Satria.

SINGARAJA-Ada banyak cara merespon masalah kebangsaan. Salah satunya seperti yang lakukan komunitas seniman dari Kelompok Teater Selem Putih, Buleleng.

Pertentangan dan perselisihan antar kelompok, pun mereka kemas lewat sebuah pementasan drama gong berjudul “Romeo and Juliet”.

Seperti judulnya, pementasan itu memang diadaptasi dari naskah tragedi cinta yang ditulis pujangga Inggris, William Shakespeare.

Kisah Romeo and Juliet dipentaskan di Wantilan Pura Desa Pakraman Buleleng, Jumat (3/8) malam lalu, dengan sutradara Putu Satria Kusuma.

Pementasan teater serangkaian Buleleng Festival 2018, selaku sutradara, Putu Satria mempercayakan peran Romeo pada Ketut Purnadha.

Sementara peran Juliet diserahkan pada Ayu Sri Darmayanti. Selain itu ia juga menggandeng Sang Ketut Artha, pelawak asal Bangli yang lebih dikenal dengan nama Perak.

Ditambah lagi kehadiran Gusti Made Aryana alias Dalang Sembroli sebagai pengantar cerita. “Kami menafsirkan bukan sebagai sebuah kisah cinta.

Tapi tragedi dibalik terjadinya kebencian dari dua kubu. Artinya, jika kebencian itu terus dipelihara oleh dua kubu yang berbeda pendapat, maka akan terjadi matinya anak-anak cinta.

Bahwa tidak ada baiknya jika kita memelihara kebencian atau perbedaan pendapat yang menimbulkan permusuhan. Itu yang kami sampaikan,” kata Satria.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/