26.7 C
Jakarta
11 Desember 2024, 2:30 AM WIB

Dua Program Seni Bali Mandara Dihapus, Pastika: Saya tidak keberatan..

DENPASAR- Munculnya polemik atas rencana penghapusan dua program agenda seni (BMM) oleh Gubernur Bali Wayan Koster menuai tanggapan langsung dari pendahulunya.

 

Gubernur Bali Made Mangku Pastika pun angkat bicara tentang polemik penghapusan dua program seni yang dinilai sudah mulai menunjukkan respon positif dari kalangan seniman maupun masyarakat Bali itu.

 

Menurut Pastika, dua agenda tersebut lahir atas desakan dari para seniman. Dia menceritakan saat itu, para seniman mengeluh akibat kurangnya ruang pertunjukan kreasi kesenian terutama dari kalangan generasi muda.

“Akhirnya saya respon dan membentuk dua program itu, untuk memberi ruang para seniman terutama generasi muda,” tuturnya dihubungi melalui sambungan telepon kemarin (7/12).

 

Selain alasan tersebut, respon yang diutaraka para seniman ini juga karena pertimbangan kondisi Art Center atau Taman Budaya dengan fasilitas bagus namun sepi agenda.

 

“Karena selama ini kan hanya digunakan PKB saja ramai. Kan kasihan, fasilitas tempat yang memadai tapi sepi agenda. Akhirnya lahirlah program ini. Sebenarnya bukan dari hasil pemikiran saya, tapi karena keluhan para seniman,” kata Pastika.

 

Hingga akhirnya, Pastika menjadikan satu antara ISI Denpasar dengan Art Center. Ini mengingat ISI Denpasar banyak mencetak seniman muda untuk menuangkan karya seni generasi muda.

 

Terkait pergantian ini, gubernur Bali dua periode ini menanggapi santai.

 

Menurutnya, setiap pemimpin baru pasti punya pertimbangan yang tidak main-main.

 

“Pastilah berdasarkan pertimbangan. Setiap pemimpin punya zamannya. Setiap zaman punya pemimpin. Saya tidak masalah,” kata purnawirawan jenderal polisi dengan tiga bintang di pundak ini.

 

Pun disinggung mengenai muatan politis, Pastika enggan mengaitkan penghapusan tersebut terhadap kaitan politik. “Saya tidak keberatan,” tukasnya.

DENPASAR- Munculnya polemik atas rencana penghapusan dua program agenda seni (BMM) oleh Gubernur Bali Wayan Koster menuai tanggapan langsung dari pendahulunya.

 

Gubernur Bali Made Mangku Pastika pun angkat bicara tentang polemik penghapusan dua program seni yang dinilai sudah mulai menunjukkan respon positif dari kalangan seniman maupun masyarakat Bali itu.

 

Menurut Pastika, dua agenda tersebut lahir atas desakan dari para seniman. Dia menceritakan saat itu, para seniman mengeluh akibat kurangnya ruang pertunjukan kreasi kesenian terutama dari kalangan generasi muda.

“Akhirnya saya respon dan membentuk dua program itu, untuk memberi ruang para seniman terutama generasi muda,” tuturnya dihubungi melalui sambungan telepon kemarin (7/12).

 

Selain alasan tersebut, respon yang diutaraka para seniman ini juga karena pertimbangan kondisi Art Center atau Taman Budaya dengan fasilitas bagus namun sepi agenda.

 

“Karena selama ini kan hanya digunakan PKB saja ramai. Kan kasihan, fasilitas tempat yang memadai tapi sepi agenda. Akhirnya lahirlah program ini. Sebenarnya bukan dari hasil pemikiran saya, tapi karena keluhan para seniman,” kata Pastika.

 

Hingga akhirnya, Pastika menjadikan satu antara ISI Denpasar dengan Art Center. Ini mengingat ISI Denpasar banyak mencetak seniman muda untuk menuangkan karya seni generasi muda.

 

Terkait pergantian ini, gubernur Bali dua periode ini menanggapi santai.

 

Menurutnya, setiap pemimpin baru pasti punya pertimbangan yang tidak main-main.

 

“Pastilah berdasarkan pertimbangan. Setiap pemimpin punya zamannya. Setiap zaman punya pemimpin. Saya tidak masalah,” kata purnawirawan jenderal polisi dengan tiga bintang di pundak ini.

 

Pun disinggung mengenai muatan politis, Pastika enggan mengaitkan penghapusan tersebut terhadap kaitan politik. “Saya tidak keberatan,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/