28.2 C
Jakarta
21 November 2024, 19:11 PM WIB

Antara Telenta Bernyanyi dan Lingkungan

DENPASAR – Di usianya yang masih sangat belia, jebolan salah satu ajang pencarian bakat, The Voice Kids Indonesia session 3 tahun 2018, Agustina Nanda Monica terus mengasah talenta bernyanyi

Bahkan gadis kelahiran Malang, 12 Agustus 2003 lalu ini sudah memiliki tiga single dengan dua diantaranya sudah di launching.

 

Kedua single yang sudah di-launching itu yakni lagu berjudul Rindu dan  Cinta Su Ta Buang.

Selain itu, Di balik prestasi dalam dunia tarik suara, pemilik suara unik ini juga memiliki hobi mulai, yakni gemar menjaga lingkungan.

Salah satu bukti kepedulian Nanda akan lingkungan itu, yakni dengan ikut tampil di acara diskusi bedah buku Menambang Emas di Tanah Bencana yang digelar di Taman Baca Kesiman, Denpasar pada Minggu (7/4).

Dalam acara yang diikuti sejumlah mahasiswa, aktivis lingkungan, jurnalis dan beragam komunitas di Bali tersebut, Nanda tampil membawakan 4 lagu. Yakni Cinta Luar Biasa, Can Take My Eyes of You, serta dua lagu miliknya berjudul Arti Lelaki dan Lagu rindu.

“Selamat untuk launching buku dari mbak Ika Ningtyas, dan semoga karyanya dapat menyadarkan masyarkat luas untuk menjaga lingkungnya,” ujar Nanda di sela-sela penampilannya.

Iya, Ika Ningtyas adalah seorang jurnalis di sebuah media besar di Indonesia. Ika hadir ke Bali dalam acara bedah buku karyanya. Sekadar diketahui, buku yang ditulisnya merupakan hasil liputan mendalam yang merentang selama 10 tahun.

Dalam bukunya, Ika mencoba memberikan gambaran atas suatu fenomena sosial yang tampak anomali, di mana wilayah di sekitar eksplorasi sumber daya alam justru mengalami pemiskinan.

Dengan gaya junalisme prosa, Ika terjun langsung di pesisir selatan Banyuwangi menginvestigasi apa dan bagaimana dampak sosial dan ekologis serta konflik-konflik yang timbul dari eksploitasi sumber daya alam di sana.

la juga menyingkap bagaimana sumberdaya alam begitu mudahnya dijarah untuk kepentingan privat dengan menggunakan kendali struktural lembaga publik.

Diskusi pun dipantik oleh Ika Ningtyas langsung dengan ditemani Wayan Gendo Suardana dari Dewan Walhi Nasional dan Yoyo Raharyo Jurnalis Jawa Pos Radar Bali dan dihantarkan oleh Reberto Hutabarat.

Dalam acara tersebut, Nanda yang diiringi ayahnya Christianus Paskalis tentu tak tampil sendiri. Ada juga Dede dari Nobeleaf, Wibhi dari Mahasiswa IHDN Denpasar dan warga Banyuwangi yang sedang mengadvokasi Kasus Tambang Emas Tumpang Pitu.

DENPASAR – Di usianya yang masih sangat belia, jebolan salah satu ajang pencarian bakat, The Voice Kids Indonesia session 3 tahun 2018, Agustina Nanda Monica terus mengasah talenta bernyanyi

Bahkan gadis kelahiran Malang, 12 Agustus 2003 lalu ini sudah memiliki tiga single dengan dua diantaranya sudah di launching.

 

Kedua single yang sudah di-launching itu yakni lagu berjudul Rindu dan  Cinta Su Ta Buang.

Selain itu, Di balik prestasi dalam dunia tarik suara, pemilik suara unik ini juga memiliki hobi mulai, yakni gemar menjaga lingkungan.

Salah satu bukti kepedulian Nanda akan lingkungan itu, yakni dengan ikut tampil di acara diskusi bedah buku Menambang Emas di Tanah Bencana yang digelar di Taman Baca Kesiman, Denpasar pada Minggu (7/4).

Dalam acara yang diikuti sejumlah mahasiswa, aktivis lingkungan, jurnalis dan beragam komunitas di Bali tersebut, Nanda tampil membawakan 4 lagu. Yakni Cinta Luar Biasa, Can Take My Eyes of You, serta dua lagu miliknya berjudul Arti Lelaki dan Lagu rindu.

“Selamat untuk launching buku dari mbak Ika Ningtyas, dan semoga karyanya dapat menyadarkan masyarkat luas untuk menjaga lingkungnya,” ujar Nanda di sela-sela penampilannya.

Iya, Ika Ningtyas adalah seorang jurnalis di sebuah media besar di Indonesia. Ika hadir ke Bali dalam acara bedah buku karyanya. Sekadar diketahui, buku yang ditulisnya merupakan hasil liputan mendalam yang merentang selama 10 tahun.

Dalam bukunya, Ika mencoba memberikan gambaran atas suatu fenomena sosial yang tampak anomali, di mana wilayah di sekitar eksplorasi sumber daya alam justru mengalami pemiskinan.

Dengan gaya junalisme prosa, Ika terjun langsung di pesisir selatan Banyuwangi menginvestigasi apa dan bagaimana dampak sosial dan ekologis serta konflik-konflik yang timbul dari eksploitasi sumber daya alam di sana.

la juga menyingkap bagaimana sumberdaya alam begitu mudahnya dijarah untuk kepentingan privat dengan menggunakan kendali struktural lembaga publik.

Diskusi pun dipantik oleh Ika Ningtyas langsung dengan ditemani Wayan Gendo Suardana dari Dewan Walhi Nasional dan Yoyo Raharyo Jurnalis Jawa Pos Radar Bali dan dihantarkan oleh Reberto Hutabarat.

Dalam acara tersebut, Nanda yang diiringi ayahnya Christianus Paskalis tentu tak tampil sendiri. Ada juga Dede dari Nobeleaf, Wibhi dari Mahasiswa IHDN Denpasar dan warga Banyuwangi yang sedang mengadvokasi Kasus Tambang Emas Tumpang Pitu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/