DENPASAR – Keterlibatan Ni Ayu Putu Asvina Wijayanti dalam drama teater berjudul Pinangan karya Anton Chekov yang disutradarai Abu Bakar menjadi pengalaman pertama bagi dirinya.
Ini karena lawan main dalam cerita tersebut merupakan penyandang tunanetra. “Ini pengalaman berharga bagi saya,” ujar Ayu Asvina – dara manis kelahiran 21 April tahun 2000 ini.
Diakui atau tidak, darah seni dari sang kakek Sri Mpu Gede Karuna Putra, yang kini menjadi seorang sulinggih merupakan seorang seniman arja.
“Mungkin darah seni kakek saya mengalir kepada saya,” ujarnya. Bakat seni itu muncul sejak di bangku Sekolah Dasar (SD).
Saat itu, perempuan asal Jimbaran ini memiliki ketertarikan lebih terhadap seni. Dia kerap terlibat dalam lomba baca puisi hingga drama-drama sekolah.
“Sejak saat itu saya sudah menyukai seni teater. Saya memutuskan untuk total berada di Seni ini,” ujarnya.
Namun, menginjak masa SMP, Asvina harus vakum dari dunia teater. Ini mengingat di Sekolahnya tersebut, tidak menyediakan ruang untuk seni teater.
“Karena tidak ada ekstrakulikuler akhirnya saya vakum dari dunia teater,” kata Asvina. Barulah saat ia memasuki pendidikan jenjang SMAN 1 Kuta Selatan, kecintaannya pada seni teater kembali terpupuk.
Lewat kegiatan ekstrakulikuler di Sekolahnya itu, dia berkenalan dengan pembina tetaer. “Dari situ saya mendapat banyak pelajaran, dan saya disuruh datang belajar sama pak Abu Bakar,” tuturnya.
Perkenalan dengan seniman teater ternama Abu Bakar membuat dirinya semakin keranjingan untuk menggeluti seni teater lebih serius.
“Saya banyak belajar dari pak Abu Bakar. Seperti bagaimana memerankan karakter dan pendalaman lakon,” jelas Alumnus SMAN 1 Kuta Selatan ini.
Jalan terbuka lebar, beberapa pertunjukan teater pun melinatkan namanya hingga saat ini telah terlibat dalam 6 judul teater. Dia pun ingin seterusnya berada di Jalur teater.
Pengalaman paling berkesan selama menggeluti dunia teater saat ia bermain dalam judul Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta karya sastrawan ternama WS Rendra.
“Itu susah banget menyelami karakter seorang pelacur. Pertama kali memerankan itu belum dapat feel-nya, tapi setelah beberapa kali tampil memerankan
judul dan karakter yang sama akhirnya dapat. Karena susahnya itu bagaimana menjadi pelacur gimana sikapnya itu susah banget,” akunya.
Dia berharap, hasil yang dia dapat selama menggeluti dunia teater bisa memberi kesan positif bagi masyarakat Bali.