29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:01 AM WIB

Garap Mini Album, Shaggy Dog Setia dengan Doggy Stylee

RadarBali.com – Kiprah band asal Yogyakarta, Shaggy Dog di belantika musik nasional sudah menginjak umur 20 tahun. Terbentuk sejak 1997, silam band yang  terbentuk di Sayidan, sebuah kampung yang terletak di pinggir sungai di tengah kota Jogja, ini tetap konsisten pada musik yang mereka usung. Berumur 20 tahun di dalam sebuah industri musik bukanlah perkara mudah. Karena tidak sedikit juga band nasional yang perlahan hilang diterpa gempuran band-band pendatang baru.

Namun Shaggy Dog tetap mampu beradaptasi dengan mulus tanpa menghilangkan roh musik yang mereka usung. Band yang beranggotakan Heru, Richard, Raymond, Bandizt, Lilik, dan Yoyo’ ini tetap memainkan Ska “Doggy Stylee”, yaitu perpaduan antara beberapa unsur musik seperti ska, reggae, jazz, swing dan rock. Banting tulang merilis álbum sendiri hingga dipinang oleh label rekaman baik independen maupun major label.

Pada akhirnya mereka memilih untuk mendirikan label sendiri. Mulai dari bermain di acara komunitas, festival musik Jazz sampai melanglang buana ke benua Eropa, Australia bahkan Amerika sudah mereka jalani. Pada kunjungan mereka di Amerika tepatnya dalam rangka bermain di Festival South By Southwest ini, Shaggy Dog juga membuat sebuah video untuk lagu gacoan mereka. Dipilihlah Rock da Mic yang diambil dari album Putra Nusantara untuk dibuatkan video klip bersama tim dari Malaria House.

Ritme reggae, dub, ragga yang rancak dan dinamis dari lagu ini pun kemudian dirasa menarik untuk diracik menggunakan interpretasi dari musisi lain. “Dari sini kemudian Shaggy Dog mengajak beberapa empat orang produser musik untuk merepresentasikan ulang  lagu Rock Da Mic,” kata Martinus Indra Hermawan selaku General Manager DoggyHouse Records, label dari Shaggy Dog. Lagu Rock da Mic ini kemudian diremix menjadi 4 komposisi berbeda yang kemudian dikemas menjadi sebuah album mini.

“Adalah Ari Wulu, KMKZ, Alex Donnero Lacos (DPMB/Hellhouse) serta sang vokalis sendiri, Heruwa, yang menerima tantangan Shaggy Dog untuk meremix komposisi ini,” tambah Hermawan. Hasilnya pun menjadi 4 komposisi yang solid. Pasalnya, keempat produser ini mempunyai karakter khas masing-masing. Ari Wulu adalah seorang budayawan dan musisi Elektronik legendaris Yogyakarta. Alex a.k.a Donnero dan Lacos sendiri dikenal sebagai dua pentolan kolektif hiphop, Hellhouse, Yogyakarta.

Selain sebagai Rapper di grupnya, DPMB, Alex juga bertindak sebagai produser musik di komunitas Hellhouse bersama Lacos. Salah satunya adalah memproduksi lagu dari Xaqhala (Boyz Got No Brain). Sementara untuk Heruwa sendiri seperti yang telah publik ketahui, selain memegang posisi sebagai biduan Shaggy Dog, musisi ini juga dikenal sebagai produser di grup musik Elektronik Dubyouth dan Barroka, yang menggabungkan musik Dangdut ala Pantura dengan Elektronik.

“Mini album Rock Da Mic Remix ini akan resmi dirilis dan diakses di website kami, bertepatan dengan perayaan kemerdekaan, 17 Agustus 2017,” tandas Hermawan.

RadarBali.com – Kiprah band asal Yogyakarta, Shaggy Dog di belantika musik nasional sudah menginjak umur 20 tahun. Terbentuk sejak 1997, silam band yang  terbentuk di Sayidan, sebuah kampung yang terletak di pinggir sungai di tengah kota Jogja, ini tetap konsisten pada musik yang mereka usung. Berumur 20 tahun di dalam sebuah industri musik bukanlah perkara mudah. Karena tidak sedikit juga band nasional yang perlahan hilang diterpa gempuran band-band pendatang baru.

Namun Shaggy Dog tetap mampu beradaptasi dengan mulus tanpa menghilangkan roh musik yang mereka usung. Band yang beranggotakan Heru, Richard, Raymond, Bandizt, Lilik, dan Yoyo’ ini tetap memainkan Ska “Doggy Stylee”, yaitu perpaduan antara beberapa unsur musik seperti ska, reggae, jazz, swing dan rock. Banting tulang merilis álbum sendiri hingga dipinang oleh label rekaman baik independen maupun major label.

Pada akhirnya mereka memilih untuk mendirikan label sendiri. Mulai dari bermain di acara komunitas, festival musik Jazz sampai melanglang buana ke benua Eropa, Australia bahkan Amerika sudah mereka jalani. Pada kunjungan mereka di Amerika tepatnya dalam rangka bermain di Festival South By Southwest ini, Shaggy Dog juga membuat sebuah video untuk lagu gacoan mereka. Dipilihlah Rock da Mic yang diambil dari album Putra Nusantara untuk dibuatkan video klip bersama tim dari Malaria House.

Ritme reggae, dub, ragga yang rancak dan dinamis dari lagu ini pun kemudian dirasa menarik untuk diracik menggunakan interpretasi dari musisi lain. “Dari sini kemudian Shaggy Dog mengajak beberapa empat orang produser musik untuk merepresentasikan ulang  lagu Rock Da Mic,” kata Martinus Indra Hermawan selaku General Manager DoggyHouse Records, label dari Shaggy Dog. Lagu Rock da Mic ini kemudian diremix menjadi 4 komposisi berbeda yang kemudian dikemas menjadi sebuah album mini.

“Adalah Ari Wulu, KMKZ, Alex Donnero Lacos (DPMB/Hellhouse) serta sang vokalis sendiri, Heruwa, yang menerima tantangan Shaggy Dog untuk meremix komposisi ini,” tambah Hermawan. Hasilnya pun menjadi 4 komposisi yang solid. Pasalnya, keempat produser ini mempunyai karakter khas masing-masing. Ari Wulu adalah seorang budayawan dan musisi Elektronik legendaris Yogyakarta. Alex a.k.a Donnero dan Lacos sendiri dikenal sebagai dua pentolan kolektif hiphop, Hellhouse, Yogyakarta.

Selain sebagai Rapper di grupnya, DPMB, Alex juga bertindak sebagai produser musik di komunitas Hellhouse bersama Lacos. Salah satunya adalah memproduksi lagu dari Xaqhala (Boyz Got No Brain). Sementara untuk Heruwa sendiri seperti yang telah publik ketahui, selain memegang posisi sebagai biduan Shaggy Dog, musisi ini juga dikenal sebagai produser di grup musik Elektronik Dubyouth dan Barroka, yang menggabungkan musik Dangdut ala Pantura dengan Elektronik.

“Mini album Rock Da Mic Remix ini akan resmi dirilis dan diakses di website kami, bertepatan dengan perayaan kemerdekaan, 17 Agustus 2017,” tandas Hermawan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/