28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:22 AM WIB

Warning, Joged Jaruh Masih Marak, UNESCO Bisa Cabut Pengakuan

DENPASAR – Joged jaruh (porno) yang terjadi belakangan ini memberikan banyak dampak buruk bagi salah satu jenis tarian pergaulan tersebut.

Selain akan memberikan kerugian besar bagi budaya Bali, beberapa kemungkinan terburuk juga dianggap bisa terjadi jika aksi joged jaruh ini tetap dipraktikkan.

Yakni status joged sebagai warisan budaya dunia akan dicabut kembali oleh UNESCO. “Jika joged jaruh ini terus dibiarkan begitu saja, kita khawatirkan,

badan organisasi UNESCO yang telah menetapkan joged sebagai salah satu dari 9 tarian Bali yang jadi warisan budaya dunia bisa dicabut,” kata Prof I Wayan Dibia,

tim  pembinaan dan pemantauan tari joged bumbung Provinsi Bali dalam sosialisasi di Museum Subak, Pantai Masceti, Gianyar.

Prof Dibia mengajak seluruh komponen di Gianyar untuk kembali memberikan ruang joged tradisi. Dia menjelaskan, Gianyar merupakan basis joged tradisi.

“Sekaa, penari joged jangan lagi melayani joged jaruh. Sesuaikan joged itu ditampilan di ruang yang tepat, jangan tampilkan joged saat odalan,” tegas Guru Besar ISI Denpasar tersebut.

Budayawan lain, Prof I Made Bandem menegaskan, siap melakukan gerakan protes bersama ke pihak YouTube seperti yang pernah dilakukan beberapa waktu lalu oleh kalangan mahasiswa di Denpasar.

“Caranya libatkan mahasiswa, pelajar di Gianyar, untuk mengikuti peretasan upaya legal reporting dan flagging secara serentak,” katanya.

Perang terhadap joged jaruh juga terus dilakukan Dinas Kebudayan (Disbud) Pemprov Bali. Selain menggalakkan kampanye melalui media sosial (medsos), daerah yang rawan terhadap tontonan joged jaruh digarap maksimal.

Di antaranya Kabupaten Buleleng, Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Tabanan. Baliho ukuran besar pun dipasang di sejumlah titik strategis di empat daerah tersebut. 

DENPASAR – Joged jaruh (porno) yang terjadi belakangan ini memberikan banyak dampak buruk bagi salah satu jenis tarian pergaulan tersebut.

Selain akan memberikan kerugian besar bagi budaya Bali, beberapa kemungkinan terburuk juga dianggap bisa terjadi jika aksi joged jaruh ini tetap dipraktikkan.

Yakni status joged sebagai warisan budaya dunia akan dicabut kembali oleh UNESCO. “Jika joged jaruh ini terus dibiarkan begitu saja, kita khawatirkan,

badan organisasi UNESCO yang telah menetapkan joged sebagai salah satu dari 9 tarian Bali yang jadi warisan budaya dunia bisa dicabut,” kata Prof I Wayan Dibia,

tim  pembinaan dan pemantauan tari joged bumbung Provinsi Bali dalam sosialisasi di Museum Subak, Pantai Masceti, Gianyar.

Prof Dibia mengajak seluruh komponen di Gianyar untuk kembali memberikan ruang joged tradisi. Dia menjelaskan, Gianyar merupakan basis joged tradisi.

“Sekaa, penari joged jangan lagi melayani joged jaruh. Sesuaikan joged itu ditampilan di ruang yang tepat, jangan tampilkan joged saat odalan,” tegas Guru Besar ISI Denpasar tersebut.

Budayawan lain, Prof I Made Bandem menegaskan, siap melakukan gerakan protes bersama ke pihak YouTube seperti yang pernah dilakukan beberapa waktu lalu oleh kalangan mahasiswa di Denpasar.

“Caranya libatkan mahasiswa, pelajar di Gianyar, untuk mengikuti peretasan upaya legal reporting dan flagging secara serentak,” katanya.

Perang terhadap joged jaruh juga terus dilakukan Dinas Kebudayan (Disbud) Pemprov Bali. Selain menggalakkan kampanye melalui media sosial (medsos), daerah yang rawan terhadap tontonan joged jaruh digarap maksimal.

Di antaranya Kabupaten Buleleng, Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Tabanan. Baliho ukuran besar pun dipasang di sejumlah titik strategis di empat daerah tersebut. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/