26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:48 AM WIB

Film Dokumenter Pulau Plastik Tayang Perdana di Bioskop Bali

DENPASAR – Isu sampah plastik terus bergulir tak ada habisnya. Maka dari itu Visinema Pictures mengeluarkan  film dokumenter berjudul Pulau Plastik. Rencananya, film ini akan tayang di bioskop di Indonesia.

 

Bali mendapat giliran pertama untuk penayangan film dokumenter yang mengangkat tentang permasalahan sampah plastik di Indonesia itu, pada tanggal 22 hingga 25 April mendatang. Kemudian,  disusul Surabaya, Jogjakarta, Makassar, dan Palembang 26 – 1 Mei.

 

“Sementara 29 – 8 Mei diputar di Jabodetabek dan Bandung,” ungkap Chyntia Kartika Sari
VP Marketing Content Visinema kemarin ( 18/4). 

Film ini tercipta berkat kerja sama Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, dan WatchDoc. Rencana tayangnya  film pulau plastik hampir 1 tahun belakangan,  akhirnya ditayangkan bertepatan Hari Bumi. 

Sebenarnya, dokumenter ‘Pulau Plastik’ diadaptasi dari serial yang disutradarai oleh Dandhy Laksono dan Rahung Nasution, dengan judul yang sama. Tetapi ada pembeda yang ditampilkan film itu dibandingkan serial yang sebelumnya telah tayang itu.

 

“Dalam film ini kota akan lebih memperlihatkan sisi humanisnya atas permasalahan plastik yang ditemui Robi Navicula, Tiza Mafira dan Prigi Arisandi,” tandas Kartika Sari pada gelaran jumpa pers Roadshow

Menurut Dandhy, film ini tidak hanya kolaborasi para produser, filmmaker, dan karakternya, tapi juga kombinasi antara ilmu pengetahuan, aktivisme jalanan, kerja-kerja kesenian, hingga investigasi dalam videografi.

 

Selain itu, pemutaran film dokumenter dalam platform konvensional terbilang jarang terjadi. Meski begitu pemutaran dokumenter merupakan sebuah cara terbaik menyampaikan isu yang penting untuk diketahui oleh khalayak luas. Bahkan menurut Dandhy jarang sekali film dokumenter bisa masuk bioskop. Ia mencatat baru 12 film dokumenter masuk ruang komersil  

“Sejak Indonesia merdeka, yang saya catat, sekitar 12 film dokumenter yang diputar di bioskop,” ucapnya.

Sementara itu, Gede Robi, salah satu protagonis dalam film itu mengutarakan, permasalahan sampah plastik sejatinya bukanlah hal sederhana yang dengan mudah dapat diatasi ketika seseorang membuang sampah pada tepatnya.

 

“Tdak hanya plastik saja yang jadi masalah namun lainnya seperti kebijakan, regulasi, untung rugi, jadi selama pembuatan film ini saya bukan memberikan informasi justru saya belajar banyak hal,” ucapnya.

 

Dulu series membuat film Pulau Plastik mengenai masalah plastik pengurangan (reduce) plastik. Isu plastik bukan isu sederhana seperti  isu plastik  ternyata pemicu kanker. Anggapan plastik  itu ekonomis tapi ternyata tidak karena tidak diurus A sampai Z .  “Dengan film Ini semoga ada banyak manfaat daripada mudarat,” terangnya.   

Secara garis besar, isu sampah plastik belum menjadi perhatian masyarakat, terutama terkait dengan bahayanya. Padahal, hal ini bisa mempengaruhi kelangsungan hidup di bumi.

 

Dalam film itu, Gede Robi, frontman grup Navicula asal Bali, Tiza Mafira pengacara muda asal Jakarta dan Prigi Arisandi ahli biologi dan penjaga sungai asal Jawa Timur menelusuri sampai sejauh mana jejak sampah plastik masuk ke kehidupan manusia, rantai makanan hingga dampaknya dalam hal aspek kesehatan.

 

Selain masalah sampah, yang disoroti juga mengenai pemakaian popok bayi. Setelah pemakaian popok itu bagaimana solusi daur ulangnya.

 

“Bagaimana menangani  limbah popok,” cetus Tiza. 

Menyongsong pemutaran film ‘Pulau Plastik’ pada 22 April mendatang, mulai hari ini hingga Rabu (21/04) akan digelar beberapa gelaran roadshow yang akan mengulas permasalahan plastik, mulai dari temu wicara dengan berbagai topik seperti regulasi kebijakan, membahas solusi, hingga  pemberdayaan atas sampah plastik dengan berbagai tokoh.

DENPASAR – Isu sampah plastik terus bergulir tak ada habisnya. Maka dari itu Visinema Pictures mengeluarkan  film dokumenter berjudul Pulau Plastik. Rencananya, film ini akan tayang di bioskop di Indonesia.

 

Bali mendapat giliran pertama untuk penayangan film dokumenter yang mengangkat tentang permasalahan sampah plastik di Indonesia itu, pada tanggal 22 hingga 25 April mendatang. Kemudian,  disusul Surabaya, Jogjakarta, Makassar, dan Palembang 26 – 1 Mei.

 

“Sementara 29 – 8 Mei diputar di Jabodetabek dan Bandung,” ungkap Chyntia Kartika Sari
VP Marketing Content Visinema kemarin ( 18/4). 

Film ini tercipta berkat kerja sama Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, dan WatchDoc. Rencana tayangnya  film pulau plastik hampir 1 tahun belakangan,  akhirnya ditayangkan bertepatan Hari Bumi. 

Sebenarnya, dokumenter ‘Pulau Plastik’ diadaptasi dari serial yang disutradarai oleh Dandhy Laksono dan Rahung Nasution, dengan judul yang sama. Tetapi ada pembeda yang ditampilkan film itu dibandingkan serial yang sebelumnya telah tayang itu.

 

“Dalam film ini kota akan lebih memperlihatkan sisi humanisnya atas permasalahan plastik yang ditemui Robi Navicula, Tiza Mafira dan Prigi Arisandi,” tandas Kartika Sari pada gelaran jumpa pers Roadshow

Menurut Dandhy, film ini tidak hanya kolaborasi para produser, filmmaker, dan karakternya, tapi juga kombinasi antara ilmu pengetahuan, aktivisme jalanan, kerja-kerja kesenian, hingga investigasi dalam videografi.

 

Selain itu, pemutaran film dokumenter dalam platform konvensional terbilang jarang terjadi. Meski begitu pemutaran dokumenter merupakan sebuah cara terbaik menyampaikan isu yang penting untuk diketahui oleh khalayak luas. Bahkan menurut Dandhy jarang sekali film dokumenter bisa masuk bioskop. Ia mencatat baru 12 film dokumenter masuk ruang komersil  

“Sejak Indonesia merdeka, yang saya catat, sekitar 12 film dokumenter yang diputar di bioskop,” ucapnya.

Sementara itu, Gede Robi, salah satu protagonis dalam film itu mengutarakan, permasalahan sampah plastik sejatinya bukanlah hal sederhana yang dengan mudah dapat diatasi ketika seseorang membuang sampah pada tepatnya.

 

“Tdak hanya plastik saja yang jadi masalah namun lainnya seperti kebijakan, regulasi, untung rugi, jadi selama pembuatan film ini saya bukan memberikan informasi justru saya belajar banyak hal,” ucapnya.

 

Dulu series membuat film Pulau Plastik mengenai masalah plastik pengurangan (reduce) plastik. Isu plastik bukan isu sederhana seperti  isu plastik  ternyata pemicu kanker. Anggapan plastik  itu ekonomis tapi ternyata tidak karena tidak diurus A sampai Z .  “Dengan film Ini semoga ada banyak manfaat daripada mudarat,” terangnya.   

Secara garis besar, isu sampah plastik belum menjadi perhatian masyarakat, terutama terkait dengan bahayanya. Padahal, hal ini bisa mempengaruhi kelangsungan hidup di bumi.

 

Dalam film itu, Gede Robi, frontman grup Navicula asal Bali, Tiza Mafira pengacara muda asal Jakarta dan Prigi Arisandi ahli biologi dan penjaga sungai asal Jawa Timur menelusuri sampai sejauh mana jejak sampah plastik masuk ke kehidupan manusia, rantai makanan hingga dampaknya dalam hal aspek kesehatan.

 

Selain masalah sampah, yang disoroti juga mengenai pemakaian popok bayi. Setelah pemakaian popok itu bagaimana solusi daur ulangnya.

 

“Bagaimana menangani  limbah popok,” cetus Tiza. 

Menyongsong pemutaran film ‘Pulau Plastik’ pada 22 April mendatang, mulai hari ini hingga Rabu (21/04) akan digelar beberapa gelaran roadshow yang akan mengulas permasalahan plastik, mulai dari temu wicara dengan berbagai topik seperti regulasi kebijakan, membahas solusi, hingga  pemberdayaan atas sampah plastik dengan berbagai tokoh.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/