32.6 C
Jakarta
31 Agustus 2024, 12:26 PM WIB

4 Tarian Diusulkan Badung Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Daftarnya

mengusulkan sejumlah kesenian tradisi dan kebudayaan yang ada di Badung.

Kali ini Disbud Badung merencanakan mengusulkan empat tarian untuk bisa  menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

Empat kesenian tradisi yang akan diusulkan tahun ini antara lain Tari Baris Babuang di Pura Kancing Gumi Desa Sulangai Kecamatan Petang,

Tradisi Siat Jerimpen di Desa Adat Carangsari Kecamatan Petang, Tari Mejaran-jaranan di Pura Dalem Solo Desa Angantaka Kecamatan Abiansemal, dan Tari Baris Kraras di Pura Taman Ayun Desa Adat Mengwi Kecamatan Mengwi.

“Tahun 2021 ini kami akan mengusulkan kembali yakni Tari Baris Babuang di Pura Kancing Gumi Desa Sulangai Kecamatan Petang yang di tahun 2020 belum lolos.

Kami masih melengkapi kajiannya. Selain itu ada tiga tradisi lainnya yang juga diusulkan dan masih melengkapi kajiannya juga,” terang

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Gde Eka Sudarwitha didampingi Kepala Bidang (Kabid) Sejarah dan Cagar Budaya, Ida Bagus Gede Arjana.

Kabid Sejarah dan Cagar Budaya, Ida Bagus Gede Arjana menambahkan,  dipilihnya empat usulan tersebut tahun ini karena dinilai sudah memiliki kelengkapan sesuai dengan persyaratan pengusulan yang telah ditentukan.

“Kami upayakan yang sudah ada kelengkapan kajiannya untuk diusulkan lebih dulu, ” bebernya. Karena di masa pandemi ini dan juga ada ada refocusing kegiatan.  

Maka kegiatan untuk membuat kajian terhadap tradisi-tradisi yang belum ada kajiannya mereka akan jemput ke kampus-kampus yang sudah melakukan penelitian terhadap tradisi tersebut.

Karena  kelengkapan kajian menjadi salah satu kendala yang dihadapi di lapangan. Sebab  yang kelengkapan yang baru final antara lain Tari Baris Babuang

di Pura Kancing Gumi Desa Sulangai Kecamatan Petang, Tradisi Siat Jerimpen di Desa Adat Carangsari Kecamatan Petang. Sisanya masih diupayakan kajiannya.

“Kajian dari setiap tradisi memang yang jarang ada, kecuali ada penelitian dari mahasiswa dan dari kami membentuk tim di dinas untuk meneliti. Kalau dokumen foto dan rekaman, setiap pentas kami rasa sudah diambil rekaman,” pungkasnya.

mengusulkan sejumlah kesenian tradisi dan kebudayaan yang ada di Badung.

Kali ini Disbud Badung merencanakan mengusulkan empat tarian untuk bisa  menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

Empat kesenian tradisi yang akan diusulkan tahun ini antara lain Tari Baris Babuang di Pura Kancing Gumi Desa Sulangai Kecamatan Petang,

Tradisi Siat Jerimpen di Desa Adat Carangsari Kecamatan Petang, Tari Mejaran-jaranan di Pura Dalem Solo Desa Angantaka Kecamatan Abiansemal, dan Tari Baris Kraras di Pura Taman Ayun Desa Adat Mengwi Kecamatan Mengwi.

“Tahun 2021 ini kami akan mengusulkan kembali yakni Tari Baris Babuang di Pura Kancing Gumi Desa Sulangai Kecamatan Petang yang di tahun 2020 belum lolos.

Kami masih melengkapi kajiannya. Selain itu ada tiga tradisi lainnya yang juga diusulkan dan masih melengkapi kajiannya juga,” terang

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Gde Eka Sudarwitha didampingi Kepala Bidang (Kabid) Sejarah dan Cagar Budaya, Ida Bagus Gede Arjana.

Kabid Sejarah dan Cagar Budaya, Ida Bagus Gede Arjana menambahkan,  dipilihnya empat usulan tersebut tahun ini karena dinilai sudah memiliki kelengkapan sesuai dengan persyaratan pengusulan yang telah ditentukan.

“Kami upayakan yang sudah ada kelengkapan kajiannya untuk diusulkan lebih dulu, ” bebernya. Karena di masa pandemi ini dan juga ada ada refocusing kegiatan.  

Maka kegiatan untuk membuat kajian terhadap tradisi-tradisi yang belum ada kajiannya mereka akan jemput ke kampus-kampus yang sudah melakukan penelitian terhadap tradisi tersebut.

Karena  kelengkapan kajian menjadi salah satu kendala yang dihadapi di lapangan. Sebab  yang kelengkapan yang baru final antara lain Tari Baris Babuang

di Pura Kancing Gumi Desa Sulangai Kecamatan Petang, Tradisi Siat Jerimpen di Desa Adat Carangsari Kecamatan Petang. Sisanya masih diupayakan kajiannya.

“Kajian dari setiap tradisi memang yang jarang ada, kecuali ada penelitian dari mahasiswa dan dari kami membentuk tim di dinas untuk meneliti. Kalau dokumen foto dan rekaman, setiap pentas kami rasa sudah diambil rekaman,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/