29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:26 AM WIB

Bosan Zona Nyaman, Pianis Erik Sondhy Rilis Single “Sudah Cukup”

DENPASAR – Erik Sondhy dikenal sebagai pianis di belantika musik Bali. Dia kerap tampil di berbagai acara termasuk mengisi pertunjukan musik regular di sejumlah tempat hiburan. Namun kali ini Erik tampil beda. Jika sebelumnya sudah beberapa kali rekaman dan merilis lagu bersama grup, kali ini ia mencoba untuk rekaman solo.

Kali ini dia merilis lagu berjudul “Sudah Cukup”. Lagu ini dirilis Erik ke publik lewat berbagai platform musik digital, sejak awal pekan lalu.  “Ini adalah single pertama di mana saya menyanyikannya sendiri, karena kalau meminta penyanyi lain untuk menyanyikannya untuk saat ini saya tidak punya uang. Jadi saya memutuskan untuk saya nyanyikan sendiri saja, dari pada karyanya nanti membeku dan tidak menjadi apa-apa,” ujar Erik, Sabtu (22/8).

Rekaman “Sudah Cukup” yang digarap di Bali dan Jakarta menceritakan sebuah situasi di mana kerinduan keluar dari zona nyaman. Erik mengaku bahwa saat ini dia sedang berada dalam fase stagnan, merasa hidup begini-begini saja, tidak ada kemajuan. 

“Saya juga sekarang sedang berada dalam fase tersebut, tapi setidaknya saat ini saya sedang mencoba untuk keluar dari penjara ‘zona nyaman’ itu dengan melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Sesuatu yang di luar kebiasaan dan selama ini cenderung saya hindari,” jelasnya.

Sementara itu, lelaki kelahiran 10 April 1975 di Denpasar dengan nama Eurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis, sejak belia Erik yang menggemari band The Beatles. Sejak itu pula ia punya keinginan menjadi musisi terkenal. 

Sempat “berkelana” di Bandung untuk melanjutkan sekolah sembari menimba pengalaman bermusik, Erik makin intens menggeluti jazz ketika sempat memutuskan tinggal di Yogyakarta. Di kota ini, Erik menemukan banyak teman musisi dan makin jatuh cinta dengan musik Jazz. Dari sini pula ia mengukir prestrasi secara nasional. Barulah tahun 2000 ia kembali ke Bali dan membentuk Jiwa Band bersama Rio Sidik (terompet), Ito Kurdhi (bass), Koko Harsoe (gitar) dan Sonny Riwis (drum). Setelah band ini bubar 2002, dengan formasi Erik (keyboard), Rio Sidik (terompet), Koko Harsue (gitar), Doddy Sambodo (bass) dan Oni Pah (drum) muncul Svara Band.

Tahun 2007, Erik memunculkan Erik Sondhy Project (ESP) dan merilis album pertamanya, “Introducing Trio 07”. Tahun 2012, Erik Sondhy Project bekerja dengan trio bernama Karma Jazz Trio, yang memiliki anggota Erik Sondhy (rhodes), Sandy Winarta (drum) dan Indra Gupta (bass) dan menghasilkan album berjudul “Karma”. Juni 2015, Erik Sondhy pergi ke London, Inggris, untuk merekam album ketiganya di Abbey Road Studio, yang dirilis tahun 2016. Album ke-4 “Meditation” dirilis 2017, dan yang terbaru “The Gift of Love” di tahun 2018. Sepanjang kariernya,  Erik banyak tampil dengan berbagai artis Indonesia juga musisi luar negeri. Ia juga acap mengisi festival musik jazz baik di Tanah Air hingga ke luar negeri.

DENPASAR – Erik Sondhy dikenal sebagai pianis di belantika musik Bali. Dia kerap tampil di berbagai acara termasuk mengisi pertunjukan musik regular di sejumlah tempat hiburan. Namun kali ini Erik tampil beda. Jika sebelumnya sudah beberapa kali rekaman dan merilis lagu bersama grup, kali ini ia mencoba untuk rekaman solo.

Kali ini dia merilis lagu berjudul “Sudah Cukup”. Lagu ini dirilis Erik ke publik lewat berbagai platform musik digital, sejak awal pekan lalu.  “Ini adalah single pertama di mana saya menyanyikannya sendiri, karena kalau meminta penyanyi lain untuk menyanyikannya untuk saat ini saya tidak punya uang. Jadi saya memutuskan untuk saya nyanyikan sendiri saja, dari pada karyanya nanti membeku dan tidak menjadi apa-apa,” ujar Erik, Sabtu (22/8).

Rekaman “Sudah Cukup” yang digarap di Bali dan Jakarta menceritakan sebuah situasi di mana kerinduan keluar dari zona nyaman. Erik mengaku bahwa saat ini dia sedang berada dalam fase stagnan, merasa hidup begini-begini saja, tidak ada kemajuan. 

“Saya juga sekarang sedang berada dalam fase tersebut, tapi setidaknya saat ini saya sedang mencoba untuk keluar dari penjara ‘zona nyaman’ itu dengan melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Sesuatu yang di luar kebiasaan dan selama ini cenderung saya hindari,” jelasnya.

Sementara itu, lelaki kelahiran 10 April 1975 di Denpasar dengan nama Eurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis, sejak belia Erik yang menggemari band The Beatles. Sejak itu pula ia punya keinginan menjadi musisi terkenal. 

Sempat “berkelana” di Bandung untuk melanjutkan sekolah sembari menimba pengalaman bermusik, Erik makin intens menggeluti jazz ketika sempat memutuskan tinggal di Yogyakarta. Di kota ini, Erik menemukan banyak teman musisi dan makin jatuh cinta dengan musik Jazz. Dari sini pula ia mengukir prestrasi secara nasional. Barulah tahun 2000 ia kembali ke Bali dan membentuk Jiwa Band bersama Rio Sidik (terompet), Ito Kurdhi (bass), Koko Harsoe (gitar) dan Sonny Riwis (drum). Setelah band ini bubar 2002, dengan formasi Erik (keyboard), Rio Sidik (terompet), Koko Harsue (gitar), Doddy Sambodo (bass) dan Oni Pah (drum) muncul Svara Band.

Tahun 2007, Erik memunculkan Erik Sondhy Project (ESP) dan merilis album pertamanya, “Introducing Trio 07”. Tahun 2012, Erik Sondhy Project bekerja dengan trio bernama Karma Jazz Trio, yang memiliki anggota Erik Sondhy (rhodes), Sandy Winarta (drum) dan Indra Gupta (bass) dan menghasilkan album berjudul “Karma”. Juni 2015, Erik Sondhy pergi ke London, Inggris, untuk merekam album ketiganya di Abbey Road Studio, yang dirilis tahun 2016. Album ke-4 “Meditation” dirilis 2017, dan yang terbaru “The Gift of Love” di tahun 2018. Sepanjang kariernya,  Erik banyak tampil dengan berbagai artis Indonesia juga musisi luar negeri. Ia juga acap mengisi festival musik jazz baik di Tanah Air hingga ke luar negeri.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/