25.1 C
Jakarta
6 April 2025, 6:42 AM WIB

Tampilkan 34 Judul di Bulan Kemerdekaan

RadarBali.com – Sejak dihelat bulan Maret lalu, Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya telah menampilkan 34 judul monolog yang sudah dipentaskan di beberapa Kabupaten di Bali.

Festival yang menuntut kemandirian sang lakon, festival ini sangat unik karena dipentaskan di mana saja tanpa adanya pengemasan panggung.

Pihak penyelenggara pun optimis, pementasan 100 judul monolog karya maestro seniman serba bisa dipentaskan hingga pengujung tahun ini.

Penggagas festival, Putu Satriya Koesuma mengungkapkan perkembangan pementasan monolog di Bulan Juli terbilang sangat sedikit.

Kata Satria, Juli merupakan bulan yang sangat sibuk bagi seniman yang tampil. Karena dalam satu bulan, ada berapa pementasan karya seni yang dilakukan secara kelompok di luar perhelatan even ini.

“Temen-temen sibuk dengan kelompoknya. Ada yang pentas di PKB, Bali mahalango dan nawanatya. Jadi bulan ini hanya tiga saja,” ucapnya.

Lebih lanjut seniman asal Banyuning, Singaraja ini mengatakan untuk Bulan Agustus pementasan akan berjalan normal kembali. Bertepatan dengan hari kemerdekaan di tanggal 17 Agustus, akan ada berapa pementasan yang akan dilakukan di beberapa tempat yang tidak biasanya.

Tiga di antaranya yakni Lembaga Pemasyarakatan (LP) Singaraja, Panti Asuhan dan Panti Jompo. “Kalau selama ini kan di sekolah, kampus dan tempat pementasan seni. Agustus depan akan kami kemas lebih lucu,” bebernya.

Dari 100 judul pementasan ini lebih banyak berlokasi di Buleleng. Ada sekitar 60 judul monolog yang dipentaskan di Bumi Panji Sakti itu, sementara 40 lainnya mengambil lokasi di Kabupaten atau Kota lain di Bali.

“Kami berharap, untuk 40 judul yang dipentaskan di daerah lain bisa berjalan sesuai harapan,” pungkasnya.

RadarBali.com – Sejak dihelat bulan Maret lalu, Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya telah menampilkan 34 judul monolog yang sudah dipentaskan di beberapa Kabupaten di Bali.

Festival yang menuntut kemandirian sang lakon, festival ini sangat unik karena dipentaskan di mana saja tanpa adanya pengemasan panggung.

Pihak penyelenggara pun optimis, pementasan 100 judul monolog karya maestro seniman serba bisa dipentaskan hingga pengujung tahun ini.

Penggagas festival, Putu Satriya Koesuma mengungkapkan perkembangan pementasan monolog di Bulan Juli terbilang sangat sedikit.

Kata Satria, Juli merupakan bulan yang sangat sibuk bagi seniman yang tampil. Karena dalam satu bulan, ada berapa pementasan karya seni yang dilakukan secara kelompok di luar perhelatan even ini.

“Temen-temen sibuk dengan kelompoknya. Ada yang pentas di PKB, Bali mahalango dan nawanatya. Jadi bulan ini hanya tiga saja,” ucapnya.

Lebih lanjut seniman asal Banyuning, Singaraja ini mengatakan untuk Bulan Agustus pementasan akan berjalan normal kembali. Bertepatan dengan hari kemerdekaan di tanggal 17 Agustus, akan ada berapa pementasan yang akan dilakukan di beberapa tempat yang tidak biasanya.

Tiga di antaranya yakni Lembaga Pemasyarakatan (LP) Singaraja, Panti Asuhan dan Panti Jompo. “Kalau selama ini kan di sekolah, kampus dan tempat pementasan seni. Agustus depan akan kami kemas lebih lucu,” bebernya.

Dari 100 judul pementasan ini lebih banyak berlokasi di Buleleng. Ada sekitar 60 judul monolog yang dipentaskan di Bumi Panji Sakti itu, sementara 40 lainnya mengambil lokasi di Kabupaten atau Kota lain di Bali.

“Kami berharap, untuk 40 judul yang dipentaskan di daerah lain bisa berjalan sesuai harapan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/