SEMARAPURA – Setelah berhasil memiliki duplikat dan replika mahkota putra mahkota kerajaan Klungkung, Dinas Kebudayaan,
Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung kembali berencana membuat duplikat Keris Ardawalike dan Tombak Ki Baru Gudug.
Usulan rencana pembuatan duplikat dua senjata yang sempat direbut Belanda itu rencananya akan diajukan di tahun 2020 mendatang dan sebagai koleksi Museum Semarajaya Klungkung.
“Ada 20 keris koleksi Museum Semarajaya dan 30 milik warga yang akan ditampilkan dalam pameran ini sehingga totalnya ada sebanyak 50 keris.
Sebelum dipamerkan, keris-keris ini kami bersihkan dulu,” ujar Kepala Disbudproa Klungkung I Nyoman Mudarta kemarin.
Hanya saja dalam pameran keris yang pertama kalinya ini, Disbudpora Klungkung belum mampu mendatangkan sejumlah
senjata peninggalan kerajaan Klungkung yang kini berada di Museum Nasional, yakni Keris Ardawalike dan Tombak Ki Baru Gudug.
Hal itu lantaran untuk mendatangkan tombak dan keris yang terakhir kali digunakan oleh Raja Klungkung, Dewa Agung Jambe dalam perang Puputan Klungkung itu,
Pemkab Klungkung harus menyiapkan uang jaminan berkisar RP 2 miliar ke Museum Nasional seperti yang dilakukan pada kepemimpinan Bupati Klungkung I Wayan Candra saat peringatan HUT Puputan Klungkung ke-100.
Melihat kondisi itu, pihaknya pun berencana untuk membuat duplikat Keris Ardawalike dan Tombak Ki Baru Gudug.
Dan, usulannya rencana pembuatan duplikat kedua senjata tersebut rencananya dilakukan di tahun 2020 mendatang.
“Dengan begitu, para pengunjung bisa melihat dan mengetahui bentuk senjata yang pernah digunakan Raja Klungkung saat berperang itu,” tandasnya