28.6 C
Jakarta
10 Desember 2024, 19:29 PM WIB

Dibantah, Aktivis Anak Bongkar Kaburnya 12 Korban Paedofil Dari Asram

DENPASAR-Mencuatnya kembali dugaan keterlibatan salah seorang tokoh di Bali berinisial GI dalam kasus Paedofil (pedofilia) terus ramai diperbincangkan.

Sempat menuai bantahan dari pihak Ashram Gandi Puri, Klungkung, namun atas kasus itu, Siti Sapurah selaku aktivis anak yang membongkar kasus ini tak mempersoalkannya.

Sebaliknya dengan nada serius, Siti Sapurah justru mengungkap fakta baru dibalik kasus yang sempat membuat geger warga Bali itu.

“Saya tidak masalah pihak ashram atau pihak mana pun mau membantah. Silahkan aja,” ujar Ipung-sapaan Siti Sapurah kepada Jawa Pos Radar Bali usai memberikan keterangan di Polda Bali.

Ipung menegaskan jika dirinya yang mendatangi rumah Prof LK Suryani setelah dipanggil pada tahun 2015 silam.

“Yang jelas, saya hadir di rumahnya bu prof (Prof LK Suryani) pada bulan Maret 2015 itu, dan saya melihat dan membaca sendiri dokumen-dokumen yang ada di tangan bu prof yang diberikan ke saya,” ingatnya.

Sehingga Ipung pun meyakini pada tahun 2008 silam, tak akan bisa membantah terkait kaburnya 12 anak dari Ashram Gandhi Puri, Klungkung.

“Orang Ashram tak akan bisa membantah kaburnya 12 anak dari Asram dengan bersepeda dayung dan semua sepeda itu ditaruh di sebuah bengkel yang ada di dekat sana,” jelasnya.

Ipung juga menyebut, setelah anak-anak tersebut menaruh sepeda, kemudian diangkut oleh AA Agung Mas Rus Cita Dewi dan Cok Gayatri Mantra (Oken), kemudian dibawa ke rumah Ngurah Harta.

“Silakan bantah itu semua, dan bagaimanapun Tuhan tidak pernah diam,” tukasnya. 

DENPASAR-Mencuatnya kembali dugaan keterlibatan salah seorang tokoh di Bali berinisial GI dalam kasus Paedofil (pedofilia) terus ramai diperbincangkan.

Sempat menuai bantahan dari pihak Ashram Gandi Puri, Klungkung, namun atas kasus itu, Siti Sapurah selaku aktivis anak yang membongkar kasus ini tak mempersoalkannya.

Sebaliknya dengan nada serius, Siti Sapurah justru mengungkap fakta baru dibalik kasus yang sempat membuat geger warga Bali itu.

“Saya tidak masalah pihak ashram atau pihak mana pun mau membantah. Silahkan aja,” ujar Ipung-sapaan Siti Sapurah kepada Jawa Pos Radar Bali usai memberikan keterangan di Polda Bali.

Ipung menegaskan jika dirinya yang mendatangi rumah Prof LK Suryani setelah dipanggil pada tahun 2015 silam.

“Yang jelas, saya hadir di rumahnya bu prof (Prof LK Suryani) pada bulan Maret 2015 itu, dan saya melihat dan membaca sendiri dokumen-dokumen yang ada di tangan bu prof yang diberikan ke saya,” ingatnya.

Sehingga Ipung pun meyakini pada tahun 2008 silam, tak akan bisa membantah terkait kaburnya 12 anak dari Ashram Gandhi Puri, Klungkung.

“Orang Ashram tak akan bisa membantah kaburnya 12 anak dari Asram dengan bersepeda dayung dan semua sepeda itu ditaruh di sebuah bengkel yang ada di dekat sana,” jelasnya.

Ipung juga menyebut, setelah anak-anak tersebut menaruh sepeda, kemudian diangkut oleh AA Agung Mas Rus Cita Dewi dan Cok Gayatri Mantra (Oken), kemudian dibawa ke rumah Ngurah Harta.

“Silakan bantah itu semua, dan bagaimanapun Tuhan tidak pernah diam,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/