DENPASAR – Pemrakarsa Indotrader Academy atau komunitas trading di Bali, Anak Agung Gede Mahendra akhirnya bicara setelah dilaporkan ke polisi.
Seperti diketahui Mahendra dilaporkan dengan tuduhan diduga menipu Nobel Luan,19, dan mendirikan perguruan tinggi tanpa izin atau bodong.
Agung Mahendra kepada wartawan mengatakan, pertemuannya dengan Nobel berawal dari kenalannya bernama Evi yang juga seorang trader.
Evi kemudian meminta Mahendra mendampinginya bertemu orangtua Nobel berinisial SL. Pertemuan itu, kata Mahendra, berlangsung pada tanggal 29 Juni 2020 lalu.
Saat itu Evi mangajak dirinya untuk bertemu dengan SL dan Nobel. Pertemuan melahirkan saling pengertian untuk saling membantu dalam membuat strategi planning trading tiga mingguan.
Akhirnya, kata Mahendra, dia turut memberikan masukan kepada orang tua Nobel, yakni SL dalam membuat trading plan tiga mingguan.
“Pada tanggal 9 Juli 2020 SL dan Nobel datang ke Villa Kayu Mas, Kerobokan dan meminta saya suatu saat bisa membimbing Nobel agar bisa trading mandiri,” ujar Mahendra, Rabu (3/2).
“Perlu diketahui, setelah kerjasama antara saya, Evi dan SL itu maka berturut-turut tanggal 21 Juli 2020 hingga 25 Juli 2020,
SL mendapatkan keuntungan lebih dari US$ 100.000 atau kira-kira Rp.1.400.000.000. Kemudian SL mengundang saya dan saya bersama istri datang
ke kantornya tanggal 29 Juli 2020 melahirkan kesepakatan saya berkewajiban menuntun dan mendampingi Nobel hingga Nobel bisa trading sendiri,” ucap Mahendra.
SL kemudian mentransfer uang sebanyak Rp. 45.000.000 ke Mahendra sebagai kompensasi mendampingi anaknya, Nobel.
“Kemudian saya melakukan pendampingan langsung selama 4 kali, selanjutnya melalui Zoom dan WA Group yang khusus dibuat untuk itu.
Untuk mengetahui karakter Nobel saya melibatkan Psikolog dan melibatkan Agus Ega yang berpendidikan finance dalam mendampingi Nobel.
Awalnya Nobel saya tuntun dalam trading simulasi dengan Virtual Account sebesar US$ 100.000,- (latihan trading dengan menggunakan uang tidak sungguhan).
Setelah dianggap bisa, selanjutnya Nobel melakukan trading sungguhan dengan modal US$ 10.000,” sambungnya.
Setelah hampir tiga bulan didampingi, akhirnya tanggal 26 Nopember 2020 Nobel berhasil melakukan Withdrawall (mengambil keuntungan).
“Dengan demikian kewajiban saya mendampingi Nobel sudah selesai,” ungkapnya. Agung Mahendra menegaskan apa yang dia sampaikan dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti-bukti yang cukup.
Bagaimana tentang pencatutan nama seorang dosen yang jadi polemik? Agung Mahendra dengan senyum mengatakan, bahwa dalam komunitas Indotraderacademy
memang ada anggota bergelar Doktor dan Ph.D yang keduanya Dosen di Universitas Indonesia, dan Master maupun sarjana-sarjana dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda.
“Fakta ini membuktikan bahwa Indotraderacademy bukanlah Pendidikan Tinggi atau sekolah dan certificate of traning yang dikeluarkan bukanlah Ijazah atau tanda tamat belajar sekolah.
Sebab tidak mungkin seorang Doktor dan Ph.D dengan gelar akademis tertinggi, bersekolah disebuah Villa dan bersedia menerima Ijazah, ” tandas founder komunitas Indotrader Academy.
Terkait tuduhan bahwa Indotraderacademy adalah Perguruan Tinggi, dia tegas mengatakan Indotraderacademy adalah sebuah komunitas.
Pembiayaan aktivitas Indotraderacademy, menurut Agung, didapatkan dari kontribusi para anggota sesuai kerelaan dan tidak sedikit yang tidak ikut berkontribusi, tetapi mempunyai hak yang sama.
Dana kontribusi digunakan untuk menyewa tempat, membeli peralatan, biaya makan setiap pertemuan, biaya outbound seperti rafting, kemping dan tirta yatra.
Agung menegaskan bahwa masalah dirinya dengan pelapor Nobel adalah masalah pribadi dan tidak ada hubungan dengan Indotraderacademy, karena Nobel tidak terdaftar sebagai anggota Indotraderacademy.